Mental Baja Pengusaha Perempuan di Industri Perikanan
Kekayaan alam bahari Indonesia merupakan aset yang berharga bagi kehidupan masyarakatnya. Namun tidak banyak orang yang mampu memanfaatkan peluang ekonomi dari sumber daya alam hayati kelautan. Dari segelintir orang yang berhasil memajukan usaha di bidang suplai dan pemrosesan hasil tangkapan laut, terdapat seorang Srikandi pengusaha asli Bali bernama Komang Ari Widiantari. Ia menyebutkan hanya orang-orang bermental baja yang akan mampu bertahan di industri produk perikanan lantaran kompetisi usaha yang ketat serta banyak tantangan usaha lainnya.
Niat yang kuat saja tidak cukup untuk memulai suatu usaha di industri perikanan di masa saat ini. Diperlukan modal finansial yang besar demi bisa bertahan di tengah persaingan usaha yang ada. Bagi Komang Ari Widiantari, banyaknya modal materi juga bukan penentu keberhasilan usaha di masa depan. Dibutuhkan juga karakter keberanian untuk mengambil sebuah keputusan, bahkan di masa-masa sulit.
Komang Ari mengisahkan, awal mula ia bisa terjun ke bisnis penangkapan dan penjualan seafood hingga perusahaannya tersebut dikenal sebagai salah satu penyuplai produk yang diperhitungkan. Uniknya, perempuan kelahiran Denpasar, 9 Juni ini sejatinya tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun pengalaman kerja di bidang perikanan.
“Saya justru memiliki latar belakang profesi sebagai bidan,” ujar Komang Ari mengakui.
Meskipun demikian, ia mengakui bahwa penempaan yang didapat selama masa pendidikan di jurusan Kebidanan banyak mempengaruhi karakter pribadinya. Salah satunya muncul sikap mandiri dan berani menghadapi segala resiko atas keputusan yang diambil. Keberanian itu pula yang menjadi landasan atas keputusannya meninggalkan dunia profesi yang telah lama digelutinya demi merawat para buah hati.
Merintis Usaha
Setelah vakum di dunia profesi kesehatan, Komang Ari fokus mengelola urusan domestik. Kemudian suatu ketika di awal milenium 2000, Almarhum Sang Suami bernama I GA Darmayanta, mendapat tawaran kerja sama bisnis dari seorang kenalannya. Rekan bisnis yang merupakan WNA Taiwan tersebut mengajak kerja sama usaha di bidang penjualan ikan. Dari sanalah, Komang Ari beserta suami belajar seluk beluk industri perikanan dan kelautan.
Namun di tengah perjalanan usaha, rekan bisnis suaminya itu tidak dapat lagi melanjutkan usaha yang ada. Sehingga suami Komang Ari menjadi single fighter usaha tersebut. Pada tahun 2005, usaha yang dijalankan Komang Ari dan suaminya mulai merambah pasar ekspor karena sebelumnya masih menjajaki pasar lokal.
“Sebelumnya kami hanya melayani konsumen dari kalangan hotel maupun restoran di Bali. Kemudian kami mengajak adik ipar untuk bergabung karena berpengalaman bekerja di luar negeri. Urusan komunikasi dengan relasi usaha di luar negeri kami serahkan padanya,” kata Ari menerangkan.
Sejak saat itu, usaha yang dijalankan mulai berbentuk badan usaha dengan nama UD. Damena. Berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar. Perusahaan ini menyediakan aneka seafood segar hasil tangkapan langsung dari kapal yang mereka miliki. Selain itu menyediakan produk olahan seafood siap saji yang diminati di pasar ritel. Urusan kualitas produk, selalu menjadi prioritas UD. Damena di samping selalu menjaga kepuasan pelayanan terhadap konsumen.
Kekuatan Doa
Sebagai seorang perempuan yang harus menjalankan kodratnya baik sebagai anak, ibu, sekaligus istri. Tentunya Komang Ari pandai memanajemen waktu agar mampu menjalankan segala kegiatan dalam berbagai peran. Dukungan dari keluarga tercinta, menjadi kekuatannya menghadapi masa-masa sulit.
Salah satu cobaan terbesar dalam hidup dihdapinya adalah kehilangan sosok suami tercinta. Suaminya tersebut berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Kuasa di saat usaha yang tengah dirintis masih belum terlalu stabil. Pasca peristiwa itu, Komang Ari praktis menjadi tulang punggung keluarga. Lagi-lagi bermodalkan keberanian, ia melanjutkan usaha sepeninggal Sang Suami. Ia mengakui semangat untuk bangkit datang dari rasa cinta yang besar kepada para buah hatinya.
“Selain itu kekuatan doa menjadi sandaran. Saya yakin semua ini telah digariskan oleh Yang di Atas,” kata anak ketiga dari empat bersaudara tersebut.
Tantangan lain yang juga tak kalah mengendorkan semangat usaha adalah beberapa kejadian tidak mengenakkan. Sebut saja saat produk yang dikirimkan tidak dibayar, dibohongi karyawan, hingga banyak menderita kerugian akibat minim pengetahuan mengoperasikan kapal ikan.
Semua itu dianggap suatu pembelajaran berharga bagi Komang Ari untuk bisa terpacu menjadi sosok yang lebih baik. Menurutnya, hal itu pula yang menjadikan tidak banyak pengusaha yang mampu bertahan di usaha sejenis. Ia mengatakan, hanya individu bermental baja yang akan sukses di industri tersebut.
Kepada generasi muda yang saat ini tengah merintis usaha, Komang Ari berpesan untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif. Selain itu sikap yang dimiliki lainnya adalah berani keluar dari zona nyaman. Sebab mereka yang selalu berkutat zona nyaman tidak akan bisa memaksimalkan kemampuan diri sehingga tidak dapat meraih hasil yang maksimal pula.