Menjaga Kekompakan demi Kemajuan Usaha
Bangkitnya perekonomian Bali pasca Covid-19 melanda ditandai dengan hadirnya sejumlah usaha baru. Hal tersebut disebabkan oleh meningkatnya minat masyarakat untuk terjun ke dunia entrepreneur serta memanfaatkan peluang yang ada. Ini merupakan dorongan untuk para pengusaha terdahulu untuk terus melakukan terobosan serta inovasi agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Tidak jarang, para pekerja baik yang telah memiliki profesi atau pekerja kantoran mulai mengambil langkah awal untuk berkecimpung dalam dunia entrepreneur yang memiliki sejuta peluang. Hal tersebut diyakini pasangan Oka Marta dan Ayu Werdhiasari sebagai jalan untuk memajukan usaha mereka. Membangun usaha mulai dari nol tentu bukan hal yang mudah. Lahirnya Garasi Dewata, 2Raka Architect dan Ayu Beauty and Studio adalah sebagai bentuk dedikasi mereka dalam dunia yang telah membesarkan nama keduanya kini.
Berangkat dari latar belakang keluarga serta pendidikan yang berbeda, Oka dan Ayu optimis untuk melangkah ke depan dengan memajukan usaha bersama-sama. Kesibukan di masa pandemi, Ayu habiskan di rumah sakit di mana dirinya berprofesi sebagai bidan. Sebagai seorang arsitek, hal tersebut tentu dirasakan Oka yang mana saat ini masih menangani proyek di sejumlah tempat. Namun keduanya tetap berpegang pada keyakinan bahwa usaha yang mereka bangun selama ini mampu mereka jalankan dengan saling berkompromi dan mendukung satu sama lain menjadi kunci bagi keduanya untuk menjalankan usaha bersama.
Terlahir di keluarga berkecukupan, Ayu menghabiskan masa kecil bersama orang tua di Klungkung. Sebagai seorang PNS, ayah Ayu mendidik putrinya dengan penuh kasih sayang didampingi ibu di sela kesibukannya sebagai seorang pedagang. Hal ini dirasakan Ayu saat masa kecil sebagai anak kedua yang di manja penuh kasih namun tetap menerima didikan tegas oleh sang ayah. Ayu menuturkan bagaimana ketegasan dan disiplin waktu mewarnai hari-harinya di masa itu. Dirinya dididik untuk menjadi orang yang mampu menghargai waktu. Masa kecil Ayu habiskan bersama ibu untuk berdagang dan membantu membuat kue seperti kue pie. Sebagai siswi, Ayu tergolong anak yang berprestasi dan kerap mengikuti lomba karya ilmiah se-kabupaten. Saat duduk di bangki SMP, Ayu mewakili sekolah untuk lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional. Lain halnya dengan kehidupan masa kecil Oka yang diwarnai dengan pendidikan keras kedua orang tua.
Tuntutan akan kemandirian mulai terasa tempaannya saat Oka duduk di bangku SD. Menjadi anak dari orang tua PNS tentunya merasakan bagaimana didikan orang tua yang menanamkan kedisiplinan. Memulai usaha sebagai penyalur/distributor genteng Pejaten, Tabanan untuk di jual di daerah Klungkung. Masa kecil Oka semasa SD-SMP ia habiskan membantu ayah berjualan genteng dan membantu mengecat genteng di rumah setelah pulang sekolah. Terkadang ikut bersama orang tua mencari genteng ke daerah Pejaten, Tabanan dan langsung membawa ke pemesan genteng. Melihat dan merasakan kerja keras orang tua secara tidak langsung menanamkan jiwa pengusaha dalam diri Oka.
Memasuki masa remaja, masing-masing memiliki kisah unik tersendiri. Saat itu, tumbuh keinginan Ayu untuk menjadi seorang bidan, ketika dirinya mengakui rasa sukanya saat melihat orang lain membantu proses melahirkan. Ia menuturkan bagaimana keinginannya untuk mengambil jurusan kebidanan, namun dirinya tidak melewatkan kesempatan untuk ikut tes PMDK masuk kedokteran. Seolah alam mendengar keinginan Ayu, keinginan Ayu untuk masuk kebidanan terwujud. Berbeda dengan Oka, dirinya diarahkan untuk menjadi seorang dokter seperti kakaknya. Namun ia memiliki pemikiran berbeda akan masa depan. Modal menjadi seorang dokter baginya terletak pada kemampuan menghapal yang kuat dan ia merasa hal tersebut merupakan kekurangan pada dirinya. Ia memilih jurusan yang lebih mengedepankan nalar seperti Teknik dan Hukum. Namun ia menyadari bahwa dirinya lebih menyukai Teknik. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek.
Selama menjalani perkuliahan, keduanya menghabiskan waktu pada passion masing-masing. Sebagai mahasiswa kebidanan, Ayu menjalankan usaha dengan berjualan online yang bergerak dalam dunia fashion. Setelah lulus kuliah, dirinya banyak menjalani home care dan bekerja di salah satu praktik dokter sembari mengambil pekerjaan tambahan berupa jualan online. Oka menerima proyek pertama setelah lulus kuliah arsitek di sebuah proyek perumahan dengan 20 unit rumah, dilanjutkan dengan proyek vila dan beberapa proyek di sejumlah tempat.
Masing-masing menjalankan usaha di bidangnya dan mengalami kemajuan pesat di usia muda. Keduanya bertemu pada tahun 2017 dan melangsungkan pernikahan setelah 6 bulan pacaran. Kemudian mereka mulai mendirikan usaha Garasi Dewata dan Ayu Beauty and Studio sambil melanjutkan 2Raka Architect secara bersamaan hingga kini.
Keinginan untuk terjun di dunia kecantikan muncul ketika salah satu teman menyarankan Ayu. Kemudian dirinya mengikuti kursus kecantikan lalu mendirikan Ayu Beauty Salon. Selain itu, Oka mendukung kiprah sang istri sambil melanjutkan usaha 2Raka Architect dengan sejumlah proyek sambil menjalankan Garasi Dewata. Saling mendukung satu sama lain keduanya menjalankan usaha dengan kompak. Saat ini, ketiga usaha tersebut mampu berdiri melewati masamasa pandemi yang sempat mengganggu kestabilan perekonomian Bali. Hal ini menjadi bukti nyata kerja keras keduanya dalam mempertahankan eksistensi. Oka dan Ayu berkomitmen untuk menjalankan, mempertahankan dan mengembangkan usahanya bersama-sama. Kiprah keduanya menjadi inspirasi khususnya para generasi muda yang ingin tejun ke dalam dunia usaha. Kerja sama dan kekompakan adalah kunci sukses bagi keduanya untuk tetap eksis di dunia usaha.