Menguntai Asa Lewat Usaha Keluarga di Sektor Garmen

Kedatangan para pelancong dari seantero dunia ke Pulau Dewata ternyata tidak hanya membuat sektor pariwisata bergeliat. Keberadaan wisatawan juga memperkuat mata rantai ekonomi di sektor lainnya, salah satunya sektor garmen. Industri pakaian jadi yang digerakkan oleh pengusaha lokal ini bahkan mampu menembus pasar ekspor. Salah satunya usaha keluarga di sektor garmen yang dirintis oleh penjahit terkemuka di kawasan Legian, Badung. Setelah hampir setengah abad perjalanan usahanya di Bali, kini CV Rikha Garment Manufacture yang ia rintis dilanjutkan oleh putraputrinya.

Tugas seorang pengusaha tidak hanya merintis dan mengembangkan usaha. Tantangan yang tidak kalah berat yaitu pada saat harus mempertahankan eksistensi usaha. Sudah banyak usaha keluarga yang bertahan dalam hitungan belasan hingga puluhan tahun dan kunci keberhasilan mereka tidak lain terletak pada suksesi kepemimpinan. Proses regenerasi kepemimpinan menjadi bagian yang penting agar roda perusahaan terus berputar mengiringi perjalanan waktu.

Ada pun sosok pengusaha bernama Wayan Santika telah mendapat amanah untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan usaha. Bersama kakak perempuannya yang berperan mengatur pengelolaan usaha garmen yang dirintis sang ayah bernama I Wayan Rika. Mulai dari tahap produksi, pemasaran, distribusi hingga pengelolaan dipastikan bergerak selaras dengan visi misi perusahaan.

Wayan Santika selaku anak bungsu dari founder CV Rikha Garment Manufacture itu mengatakan tentunya merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi generasi kedua dalam menjalankan usaha keluarga yang sudah eksis puluhan tahun. Beban tanggung jawab yang dimiliki bukan hanya memastikan agar usaha tetap bertahan melainkan adanya beban moril untuk bisa memajukan usaha lebih baik dari saat pertama kali diberikan kepadanya.

Apalagi di saat badai pandemi Covid-19 melanda perekonomian dunia, tantangan yang dihadapi semakin besar. Namun Wayan Santika dan sang kakak telah berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan usaha keluarga itu dalam kondisi apapun. Syukurnya mereka mampu menjaga napas usaha terbukti dengan masih adanya produktivitas usaha. Selain itu di saat perusahaan lain harus merumahkan tenaga mereka, Wayan Santika masih tetap mempekerjakan 14 orang karyawannya.

“Kami masih tetap bisa menjalankan kegiatan usaha, meskipun hasilnya cukup rendah dibanding sebelum masa pandemi”, ujar Santika.

CV Rikha Garment Manufacture memproduksi serta memasarkan produk pakaian berkualitas, seperti atasan, celana, terusan, dan lain sebagainya. Target market mereka yakni menyasar pangsa pasar luar negeri. Santika mengatakan negara tujuan ekspor produk usahanya adalah Belanda, Prancis, Jepang, Amerika dan Australia. Selalu menggunakan bahan-bahan berkualitas dan memperhatikan hasil akhir jahitan yang rapi menjadikan CV Rikha Garment terus dilirik oleh para konsumennya dari mancanegara.

“Tanggung jawab ini kami laksanakan dengan terus berpegang pada nasihat orangtua agar terus mengutamakan kualitas hasil produksi. Tentunya dengan selalu menjaga mutu, produk-produk kami akan terus diminati terlepas berapa pun harga yang dipatok”, imbuhnya.

Santika menceritakan sejarah awal berdirinya perusahaan ini dirintis almarhum sang ayah pada tahun 1972. Namun sebelum resmi mendirikan badan usaha, ayahnya sudah sering menerima pesanan jahit secara mandiri. Ayahnya yang bernama I Wayan Rika itu merupakan salah satu penjahit terkenal di kawasan pantai Kuta. Wayan Rika telah bekerja sebagai karyawan jahit sejak tahun 1965 yaitu pada saat industri garmen mulai bangkit di Bali.

Kepiawaian Wayan Rika dalam mengolah benang dan kain semakin dikenal sehingga mulai banyak yang memesan pembuatan pakaian padanya. Kala itu ia masih membuka toko jahitnya di dekat Pantai Kuta. Alasannya tidak lain kawasan itu merupakan pusat keramaian para turis yang tengah berplesir ke Bali. Kian lama permintaan jahit semakin meningkat dan ia mulai mempekerjakan karyawan sendiri. Ia juga memutuskan untuk pindah ke daerah Legian dan sampai sekarang menjadi tempat berkegiatan usahanya.

Sepeninggal Wayan Rika, usaha itu sempat dilanjutkan oleh anak sulung. Namun karena telah memiliki usaha sendiri akhirnya pengelolaan usaha dilanjutkan oleh anak keempat yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang akunting. Disusul kemudian anak kelima yang tidak lain Wayan Santika mengikuti jejak kakaknya untuk ikut memimpin usaha.

Kisah perjuangan Wayan Rika merintis serta mengembangkan usaha tidak hanya diabadikan sebagai nama perusahaan, melainkan juga warisannya dalam bentuk nilai-nilai dan prinsip dalam bekerja terus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya. Wayan Santika dan sang kakak berharap dapat terus menjaga amanah yang telah dititipkan pada mereka sampai kapanpun.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!