Mengukir Keuntungan Dari Batu Alam – UD Batu Bukit
Nama Desa Kutuh belakangan kian populer lantaran menyimpan potensi alam yang besar, salah satunya keindahan pantai terkenal yaitu Pantai Pandawa. Padahal dulunya daerah ini hanyalah kawasan dengan tebing dan bebatuan gersang, namun kini berhasil menjadi salah satu destinasi wisata favorit dunia. Serupa dengan kisah keberhasilan Desa Kutuh, salah satu warga desa di selatan Pulau Bali tersebut juga sukses membangun usaha dengan memaksimalkan potensi alam yang ada di daerahnya.
Sukses mengubah hal yang yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa, itulah yang dilakukan oleh sosok pengusaha bernama I Nyoman Asriana. Pria asli Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung ini berhasil meraup keuntungan dari batu. Ya, batu-batuan yang kerap dipandang sebelah mata nyatanya memiliki nilai yang tinggi jika dikelola dengan tepat. Nyoman Asriana mampu menyulap bebatuan yang keberadaanya melimpah di desanya menjadi material bangunan. Selain untuk memperkokoh bangunan, batu alam yang ia gunakan dapat menambah nilai estetika suatu bangunan.
Nyoman Asriana telah menekuni pekerjaan pemasangan batu sejak tahun 1994. Ia memiliki semangat untuk bekerja keras lantaran datang dari keluarga yang sederhana. Pekerjaan ayahnya yang hanya seorang petani tidak dapat menghasilkan banyak uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pria kelahiran 31 Desember 1975 ini terpaksa tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP agar bisa membantu ekonomi keluarganya.
Merintis Karier
Pada tahun 1990 Nyoman Asriana mulai ikut bekerja dengan orang lain sebagai buruh dalam proyek konstruksi. Praktis, tubuh remajanya sudah terbiasa digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan kasar. Padahal saat itu ia hanya mendapat upah sekitar Rp. 2.000,-/harinya. Namun hal itu tetap disyukuri Nyoman Asriana dan menganggapnya sebagai pengalaman kerja yang berharga.
Empat tahun kemudian ia mulai berani mengambil proyek secara mandiri. Dirinya menerima jasa konstruksi bangunan maupun pemasangan batu-batuan alam berbekal peralatan sederhananya. Ia pun mampu membeli sebuah sepeda motor dari hasil jerih payahnya yang dipergunakan untuk mengangkut material seperti batu, semen, maupun pasir.
“Bermodalkan sepeda motor itu saya mengembangkan usaha, sampai berhasil membeli beberapa armada angkutan yang lebih memadai”, ujar Asriana.
Seperti halnya pengusaha lain, tentunya Nyoman Asriana pernah menemui rintangan dalam menjalankan roda usahanya. Pada tahun 2003 usahanya mengalami kemunduran hingga ia tidak dapat lagi melanjutkan usaha tersebut. Ia kemudian beralih profesi menjadi petani rumput laut yang saat itu tengah booming di masyarakat.
Hanya saja sebagai orang yang telah lama berkiprah di bidang konstruksi, Nyoman Asriana memendam keinginan untuk dapat kembali bekerja seperti sediakala. Pelan-pelan ia memulai lagi langkah dari awal dengan bekerja di proyek kontraktor lainnya. Semangatnya untuk bangkit kian berkobar sejak mulai mendapat tawaran beberapa proyek pemasangan batu. Titik balik usahanya bisa dikatakan mulai dari tahun 2013.
“Saya mulai mendapat berbagai pesanan sejak memasarkan usaha saya secara online. Mereka mengetahui jasa yang saya tawarkan dan batu apa saja yang saya sediakan dari informasi di internet. Selain itu kemajuan teknologi komunikasi juga memungkinkan orang mengubungi saya kapan saja dan dari mana saja”, kata suami dari Ni Made Deni tersebut.
UD Bukit Batu
Agar usahanya memiliki identitas yang dapat diingat masyarakat, ia pun meresmikan nama perusahaannya yaitu UD Batu Bukit. Perusahaan ini beralamat di Jl Tukad Dalem, Desa Kutuh. UD Batu Bukit menyediakan berbagai jenis batu yang dapat digunakan sebagai material mempercantik bangunan. Di antaranya batu sengkol merah muda, batu palimanan putih, batu bukit, batu laparock, batu bata expus, koral, hingga batu kali. Beberapa jenis batu dapat diaplikasikan pada bangunan dengan cara ditempel menggunakan campuran semen dan pasir. Ada juga jenis batu-batuan yang lunak sehingga dapat diukir sesuai selera. Nyoman Asriana kerap mengaplikasikan gaya ukiran khas Bali pada material batu yang ia gunakan.
Selain menerima jasa pemasangan dan penjualan batu, ayah dari tiga anak ini juga mampu mengerjakan proyek konstruksi secara umum. Mulai dari pembangunan rumah tinggal, rumah kos, vila, homestay maupun pengerjaan kolam renang. Khusus pesanan yang menggunakan konsep arsitektur khas Bali, Nyoman Asriana juga menerima pembuatan Kemulan Taksu, Bale bengong, Sekutus, Penunggu Karang, Bale Gong, Piyasan, Gedong sari, Dinding Karang Pura, Rumah Style Bali, Bale Banjar, dan Bale Kulkul.
Kini Nyoman Asriana tidak hanya mampu membangkitkan ekonomi keluarga. Ia juga berperan dalam usaha pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Terbukti lewat usaha yang ia dirikan, dirinya mampu memperkerjakan 20-30 orang karyawan, baik pegawai tetap maupun pekerja harian.
Melalui kisah perjuangan Nyoman Asriana dari titik nol hingga berhasil seperti saat ini, tentunya dapat dipetik suatu pelajaran bahwa menyerah bukan satu-satunya solusi. Bangkit dari kegagalan dan terus berjuang adalah pilihan yang tepat jika ingin berhasil meraih pencapaian yang diharapkan.