Mengubah Tanah Leluhur Menjadi Bisnis Warisan Turun Temurun

Krisna Bayu menyatakan dirinya bukan orang yang pintar, namun ia mau belajar hingga ia memiliki minatnya sendiri pada bidang ekonomi, meski orang tua menginginkan ia ke jalur ilmu hukum. Meskipun mungkin ada perbedaan harapan antara Krisna dan orang tuanya, ia memiliki keberanian dan keinginan yang kuat untuk mengejar minatnya sendiri. Dengan semangat belajar yang tinggi dan keinginan yang tak tergoyahkan, Krisna siap menghadapi tantangan dan mengukir jalannya sendiri dalam bidang ekonomi. Pria kelahiran Pecatu itu kemudian berangkat ke Yogyakarta, selain alasan pendidikan, ia ingin mengenal lingkungan dan memiliki teman baru.

Krisna melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya. Meskipun ia mengakui mengalami stres dalam tahun pertama kuliahnya untuk beradaptasi, pada tahun kedua ia mulai merasa nyaman. Hal ini membuatnya enggan untuk kembali ke Bali, terutama setelah ia membuka usaha kuliner yang menawarkan kopi dan sushi. Krisna memilih menu tersebut karena Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar yang cocok untuk menyediakan ruang kerja dan tempat untuk mengerjakan tugas agar tidak jenuh dan mencari suasana baru di luar lingkungan akademik. Selain itu, ia juga bermaksud mempromosikan biji kopi lokal menjadi brand yang keren. Pada saat itu, fasilitas semacam itu masih jarang ditemui.

Tahun kedua, sayangnya usaha Krisna tidak mampu bertahan, kemungkinan karena ia masih kurang memiliki pengalaman yang matang dalam dunia wirausaha. Setelah menyelesaikan studinya selama empat tahun, Krisna akhirnya memutuskan untuk kembali ke Bali. Keputusan ini didorong oleh keinginannya untuk kembali ke akar dan lingkungan keluarganya serta mengejar peluang baru di pulau itu. Meskipun usaha kuliner sebelumnya tidak berjalan sukses, pengalaman tersebut memberinya wawasan berharga tentang tantangan dan peluang dalam dunia bisnis. Krisna merasa bahwa ia perlu meningkatkan pengetahuannya dan memperoleh pengalaman yang lebih luas sebelum kembali terlibat dalam berwirausaha.

Lulus kuliah hampir bersamaan dengan masa pandemi Covid-19 merupakan tantangan tak terduga bagi Krisna. Seperti banyak lulusan lainnya, Krisna dihadapkan pada situasi yang tidak pasti dan sulit dalam mencari pekerjaan. Banyak perusahaan mengalami kesulitan dan melakukan pemotongan anggaran, sehingga kesempatan kerja menjadi terbatas. Namun, Krisna tidak membiarkan situasi ini menghentikannya. Ia melihat pandemi sebagai peluang untuk mengasah kreativitas dan fleksibilitasnya. Dalam mencoba peluang yang ada di tengah pandemi, Krisna memutuskan untuk mengikuti tren skincare yang sedang naik daun. Ia menyadari bahwa di tengah pembatasan sosial dan peningkatan kesadaran akan kebersihan, permintaan akan produk perawatan kulit meningkat. Ia pun bergabung sebagai distributor skincare lokal MS Glow dan brand lokal lainnya.

Selain skincare, Krisna juga pernah ditawari untuk mengelola sebuah vila milik keluarganya. Awalnya, ia merasa kurang tertarik dan menganggap bahwa mengelola vila tersebut tidak akan memberikan tantangan yang signifikan. Namun, setelah memberanikan diri untuk mencobanya, Krisna baru menyadari betapa menariknya dunia pengelolaan vila. Terlebih lagi, sebagai masyarakat asli Pecatu, ia prihatin melihat banyaknya masyarakat yang mulai menjual tanah mereka, yang ia anggap sebagai kehilangan yang disayangkan.

Bagi Krisna, ia merasa bahwa seharusnya kita sebagai generasi muda belajar dan bekerja selama beberapa tahun sebelum memulai bisnis sendiri. Dengan keyakinan tersebut, Krisna membuktikan perkataannya dengan mendirikan “Casa 212 Bingin”, sebuah vila yang mengambil nama dari kakeknya “212” dan didirikan di atas lahan milik leluhurnya. Ia ingin membuktikan pengabdian kepada leluhur, salah satunya melalui usaha ini yang akan diwariskan kepada anak cucunya. Terlebih berlokasi di Bingin memiliki tingkat hunian yang sangat baik, dan hal ini memberikan kesempatan kepada Krisna untuk memperluas bisnisnya ke bidang restoran dan SPA. Dengan semangat dan dedikasi, Krisna berharap dapat menjaga dan mengembangkan Casa 212 Bingin sebagai tempat yang unik dan menarik bagi para pengunjung. Ia ingin menciptakan pengalaman yang berkesan bagi tamu-tamu vila tersebut, serta memberikan pelayanan terbaik dalam restoran dan SPA yang menjadi ekspansi bisnisnya.

Mengelola bisnis di bidang perhotelan dan pariwisata bukanlah tugas yang mudah. Ia harus menghadapi tantangan seperti persaingan ketat, perubahan tren dan kebutuhan untuk terus berinovasi. Namun, dengan semangatnya yang kuat, tekad untuk memberikan yang terbaik dan kecintaannya terhadap tanah kelahirannya, Krisna yakin bahwa ia dapat menghadapi setiap tantangan dan membangun bisnis yang sukses.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!