Menghadapi Karier di Masa Depan GROWTH MINDSET

Majalah BaliKarena kondisi tertentu dalam keluarga, tidak selamanya anak-anak menerima pendidikan dan dapat memetik pelajaran kehidupan secara langsung dari orangtua. Justru yang membangkitkan semangat dan optimis seseorang, agar tidak menyerah begitu saja dengan tantangan yang dihadapi, adalah mindset itu sendiri. Mindset tersebut pun terbentuk dari sebuah pondasi yang tangguh, refleksi dari pengalaman-pengalaman perjalanan hidup yang mendukung dalam meraih tujuan hidup, bahkan dalam kondisi tak terduga di masa depan.

Kadek Dwi Saraswati atau yang akrab disapa ibu Ratih ini, tidak sempat merasakan kasih sayang dari ayah, karena telah tiada saat ia masih dalam kandungan di usia sembilan bulan. Sekejap, ibu yang kemudian melanjutkan tugas ayahnya, untuk menafkahi keluarga. Kesibukan ibunya pun bertambah, selain bekerja juga mengurus rumah tangga, sehingga waktu luang untuk Ratih dan kakaknya mulai berkurang.

Setelah ibunya memutuskan untuk menikah lagi, Ratih memahami tanggung jawab ibunya mulai terbagi. Ia pun mulai atur strategi untuk hidup mandiri, terutama perihal finansial. Saat duduk di bangku SMA, ia sudah memikirkan rencana yang akan ia ambil selanjutnya, yaitu tidak menggantung kebutuhan ekonominya dengan bekerja di sebuah perusahaan, melainkan dengan cara memperdalam sebuah skill, agar kemudian secara independen mampu membangun usahanya sendiri.

Lulus dari SMA, seperti rencananya di awal, Ratih memilih untuk melanjutkan studi jenjang D1 di Rudi Hadisuwarno School, sesuai dengan hobinya di dunia make up. Dengan biaya yang diperbantu oleh sang kakak, ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan selama setahun untuk memperdalam skill-nya di sekolah yang berlokasi di Jl. Teuku Umar tersebut.

Setelah dinyatakan lulus dan siap untuk mengaplikasikan ilmunya, Ratih tak serta merta langsung mewujudkan usahanya, ia masih ikut temannya wara-wiri saat ada yang membutuhkan jasa make up mereka. Wanita kelahiran Kuta, 19 November 1989 ini pun mempraktikan ilmu make up tersebut kepada saudara-saudaranya dan ternyata puas dengan hasil karyanya, barulah Ratih percaya diri untuk mendirikan usaha.

Sebagai newbie dalam dunia salon, bukan hal asing selama 1-2 tahun ia masih dipandang sebelah mata.

 

Tak sedikit pengunjung yang komplain dengan hasil make up yang ia berikan, terlebih yang berhubungan dengan make up adat Bali yang dikenal memiliki ciri khas dan pakem, terutama pada payas agung. Dalam menyikapi sikap para pelanggannya, Ratih berupaya mengambil sisi positif untuk menampilkan yang lebih baik lagi kedepannya, terutama merebut kembali kepercayaan pelanggan. Ia pun semakin berlaku kreatif untuk mampu mempertahankan usahanya. Semisal, agar pelanggan tidak bosan, ia berupaya mengikuti perkembangan make up yang sedang tren setiap bulan atau setiap tahunnya, dengan menawarkan beberapa pilihan gaya make up yang berbeda atau kekinian.

Rasemara Make Up Studio tak hanya sukses didirikan, namun juga telah membuktikan eksistensinya selama 10 tahun di antara para pelaku usaha serupa. Hal ini berkat ‘growth mindset’ yang dimiliki Ratih sejak usia remaja, untuk mandiri menemukan potensi diri dengan meningkatkan skill, demi perencanaan karier dalam jangka panjang.

Proses belajar untuk terus mengembangkan diri dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini pun tak luput dari perhatiannya. Diakui oleh Ratih meski kondisinyalah yang awalnya mendorong ia untuk segera berwirausaha, namun ternyata mindset tersebut pun sekaligus menguntungkannya di fenomena seperti saat ini, yang menimbulkan semakin tinggi dan memanasnya para pencari kerja, terlebih di tengah pandemi Covid-19. Ratih bersyukur usaha ini sudah ia geluti sedari remaja, dari belum menikah hingga sekarang sudah menikah dan dikaruniai 3 anak, 2 putra dan 1 putri. Ia berpesan kepada para generasi muda untuk tanggap melihat peluang, serta meningkatkan skill yang dimiliki sebagai modal berjuang.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!