Mengedukasi Instrumen Trading pada Masyrakat Luas, Demi Terhindar dari ‘Penipu Sistem’
Masa SMA, Dharma akui lebih banyak terlibat dalam kegiatan event-event sekolah dan non akademis, di kampus pun, lagi-lagi ia yang sudah terbiasa tergabung dalam kegiatan event-event dan organisasi di sekolah, lebih menikmati dengan kegiatan yang hampir senada. Ia pun ikut serta dalam kepanitiaan di HMPE (Himpunan Mahasiswa Program Ekstensi), hingga sebagai bagian keuangan di BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Dari benefit yang didapat, ia mendapat pembekalan ekstra yang merujuk pada kiat-kiat menjadi pengusaha yang sukses, namun saat itu sama sekali tak berpikir akan berorientasi ke arah sana.
Dalam pandangannya saat itu, menjadi pengusaha memang memberikan sumber cuan yang menggiurkan, namun tak secuil pula yang memicu stres. Meski sempat berstigma demikian, bukan berarti ia menutup diri dengan perkembangan bisnis, bahkan di usia 20 tahun ia sudah mulai mengenal trading, proses transaksi yang berlangsung dalam pasar finansial, di mana sistem kerjanya adalah sering-sering menjual dan membeli aset dalam waktu yang singkat.
Namun tak sesingkat dalam mempelajarinya, Dharma melakukan pencarian secara daring dan mencari informasi lebih nyata lagi di sebuah perusahaan trading di Sunset Road pada tahun 2019, kemudian dikonfirmasikan untuk membuka akun trading minimal saldo 100 juta rupiah. Ia sempat kaget sekaligus bingung, dengan jumah yang dibutuhkan. Ia mengutarakan keinginannya untuk menjadi trader kepada orang tua, penolakan awalnya langsung dilontarkan. Tetap persisten dengan keinginannya, kali ini sembari menawarkan suatu perjanjian, “Bila orang tua bersedia memodalkannya, ini akan menjadi biaya terakhir yang dikeluarkan orang tua kepadanya”. Mobil travel milik perusahaan orang tua pun terjual dan praktis ia memulai trading emasnya.
Sembari melanjutkan Praktik Kerja Lapangan (PKL), Dharma memilih menjalankan program tersebut di perusahan trading, guna mempelajari lebih lanjut proses trading tersebut langsung dari ahlinya. Ternyata tak sesuai dengan ekspetasi, ia kemudian memilih untuk withdraw atau mencairkan dana dan beralih ke broker di Teuku Umar. Setelah diedukasi sebelumnya, dalam waktu dua bulan, dari modal 100 juta rupiah, Dharma memperoleh keuntungan menjadi 170 juta rupiah. Namun tak terhindari, ia juga sempat mengalami risiko kerugian, hingga uang yang tersisa hanya 30 juta rupiah. Karena masih pemula dan seolah mencari ‘kambing hitam’ dengan menyalahkan broker sebelumnya, pindahlah ia ke broker lain.
Meski sudah pindah, Dharma masih belum memiliki keberanian untuk memulai trading lagi dan ia sempat vakum selama dua bulan. Ia memilih untuk bekerja, namun tak jauh-jauh dari dunia trading, yakni sebagai broker. Di masa-masa mandek mencari nasabah baru, dibentuklah komunitas. Dari yang awalnya hanya bertujuan sebagai perkumpulan sesama broker, untuk mempermudah memperoleh nasabah, Dharma memiliki ide agar sekaligus bisa menciptakan produk yang bisa menghasilkan uang, maka ditemukanlah PT Mandaka Jaya Abadi.
Singkat cerita Dharma dan rekan-rekannya yang mau teredukasi, ia kumpulkan untuk mempelajajari produkproduk trading yang ia adaptasikan dari luar negeri ke perusahaannya. Salah satunya Expert Advisor, merupakan peranti lunak komputer yang dapat bekerja secara otomatis untuk memonitor pasar, melakukan kalkukasi peluang entry, menempatkan transaksi dan melakukan manajemen risiko berdasarkan algoritma yang telah ditanamkan pada barisbaris programnya. Singkat cerita, tak hanya mengandalkan produk-produk saja, melalui Mandaka Academy, Dharma juga memperkenalkan perusahaannya melalui seminar dan training, yang bervisi misi mengarahkan masyarakat tentang dasar dari pengaturan keuangan pribadi, aset dan kekayaan. Mandaka juga menyediakan konsultasi, rekomendasi dan produk software by Mandaka terkait keuangan, investasi dan membuat perencanaan investasi untuk klien.
Puncak dari kesuksesan mem-branding PT Mandaka Jaya Abadi ini, saat soft opening di kawasan hotel Nusa Dua yang meraup omzet hinga 1 juta US$. Agar tetap terkoneksi dengan masyarakat di masa pandemi, via daring Mandaka Jaya Abadi pun tak kalah sukses menarik masa. Dharma pun semakin terinspirasi dari para kliennya sendiri yang pure dalam instrumen bisnis investasi ini, dengan menyediakan layanan “Privat Investment Banking”. Klien yang terpilih, wajib memiliki dana dari bisnis pribadi yang berkembang dan memiliki koneksi, karena keuntungan yang didapat akan dikelola ke manajemen perusahaan milik klien. Saat ini sudah sembilan klien yang lolos seleksi portofolionya meliputi perusahaan properti di Banten, bisnis batubara dan lahan perkebunan di Kintamani. Dharma pun memilih menambatkan hati dan fokus pada ranah ini, karena selain faktor Expert Advisor sudah sangat ramai, juga sulit diduplikat. Asalkan kuncinya mempertahankan kepercayaan para klien yang telah diberikan, sangat aware bagi dirinya tak hanya mengedukasi masyarakat, tapi juga untuk terus mengupgrade diri dan melakukan evaluasi yang berkelanjutan.