Menembus Ribuan Proyek Pada Bisnis Perdana Lewat Terobosan Baru
Menekuni sesuatu yang masih awam diketahui masyarakat, menjadi sebuah tantangan kesabaran dan perjuangan dalam menjalaninya. Itulah yang terjadi pada A.A Gede Kartika pada 23 tahun lalu. Statusnya yang saat itu telah bekerja di sebuah perusahaan, sempat dimintai tolong oleh rekannya asal Bandung, yang memiliki proyek pemasangan baja ringan yang tengah dilakukan di Bali. Darisanalah ia mulai mengenal material baja ringan yang kini telah menjadi primadona dalam proses berbagai jenis fungsi pembangunan.
Pada tahun 1998, dapat dikatakan material baja ringan masih asing di telinga masyarakat Bali. Namun setelah mengetahui material ini memiliki banyak kelebihan, A.A Gede Kartika yakin baja ringan akan banyak diburu nantinya. Hanya saja, ia butuh waktu dan ketekunan untuk menginformasikan masyarakat. Dalam proses tersebut, ia mencoba untuk menikmati dan menghargai, karena sesungguhnya memang tidak ada proses yang instan untuk mencapai hasil yang terbaik.
Seperti namanya, baja ringan memiliki bobot yang ringan, sehingga mempermudah dalam pemasangan rangka atap, namun sangat kokoh untuk menopang berbagai jenis atap yang akan digunakan. Namun karena keistimewaan tersebut, sempat membuat masyarakat ragu, apakah informasi tersebut sesuai dengan kondisi saat pembangunan dilaksanakan.
Dari sinilah tantangan Gede Kartika dalam meyakinkan masyarakat dimulai. Pada tahun 1998, berkat dukungan rekannya asal Bandung tersebut, CV Karya Gedong berhasil didirikan, namun butuh waktu yang tidak sebentar hingga perusahaannya mendapat perhatian masyarakat sebagai perusahaan pertama di Bali sekaligus di Indonesia yang bergerak di bidang supplier dan pemasangan baja ringan.
Sebulan berjalan, CV Karya Gedong belum memperoleh konsumen. Beberapa bulan masih belum juga menampakan hasil. Kemudian setelah bosan menghitung bulan demi bulan, Gede Kartika menyerahkan nasib perusahaannya kepada Sang Pencipta, ternyata sikap berserahnya membuahkan hasil dan ia akhirnya memperoleh konsumennya yang pertama.
Tembus Ribuan Proyek
Setelah ada masyarakat yang berani melakukan terobosan baru yang signifikan dan terbukti memberi manfaat yang luar biasa, barulah orang-orang mulai tertarik dan percaya atas informasi yang diberikan Gede Kartika. CV Karya Gedong pun mulai bertumbuh, dan resmi mendapat izin dari pemerintah pada tahun 2000.
CV Karya Gedong yang berlokasi di Jl. Tukad Musi No.7x, Denpasar Barat ini, selain memasarkan konstruksi rangka atap baja ringan atau kuda-kuda baja ringan, sekaligus sebagai distributor dan aplikator dari PT Jaindo Metal Industries. Perusahaan yang menggunakan produk dengan merk J Steel, berbahan galvalume dan zam.
Pengembangan kuda-kuda baja ringan di Bali oleh CV Karya Gedong dengan menggunakan produk dari PT Jaindo hingga saat ini, awalnya hanya dimanfaatkan untuk perumahan. Seiring dengan kebutuhan yang telah berkembang, kudakuda baja ringan kemudian diperuntukan ke gedung-gedung pemerintahan, hotel, vila, restoran, sekolah, universitas, puskesmas, rumah sakit, tempat ibadah (masjid, gereja, wantilan pura), mall, bank dan tempat rekreasi.
Hingga saat ini telah ribuan proyek yang dipercayakan kepada CV Karya Gedong, di antaranya proyek Polda Bali, Kantor Pajak Denpasar Utara, Kantor Bupati Klungkung, Hotel Regent Sanur, Hotel Peninsula Nusa Dua, Hotel Bintang Flores Labuan Bajo, Vila di Gili Trawangan, Vila di Bedugul Restaurant Renon, Rumah Makan Bebek Bengil Ubud dan Nusa Dua. Sedangkan untuk perumahan pertama yang memakai kuda-kuda baja ringan adalah Perumahan Teras Ayung dan Perumahan Kota Wisata Cibubur, Jakarta.
Bila tidak sedikit masyarakat Bali yang berkecimpung di pariwisata, beda halnya dengan Gede Kartika, ia sama sekali tidak ada ketertarikan pada sektor tersebut. Ia mengungkapkan, mungkin karena sejak kecil ia terbiasa menyaksikan kakeknya membangun rumah secara mandiri, hal ini yang menyebabkan semangat dan kemandirian sang kakek, tanpa sengaja memberi pengaruh yang luar biasa dalam dirinya sejak kecil.
Seiring bertambah usia, citacitanya pun tak berubah, hingga ia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Sipil, Universitas Udayana. Setelah lulus, ia bekerja sebagai pekerja lepas dalam kurun waktu yang cukup lama, sejak tahun 1991 hingga 1998 di bidang kontraktor.
Pencapaian Gede Kartika, sejak awal proses perjalanannya terjun langsung ke kontraktor. Ia mengakui untuk menjalani prosesnya sebaik-baiknya. Setelah itu, ia menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Sang Pencipta. Sebagai manusia, kita memang tak lepas dari sifat ambisi, itu bagus, tapi kita harus tahu batas-batasnya sebagai manusia. Ada saatnya kita harus melepaskan semuanya, setelah bersusah payah dan menerima hasil akhirnya apapun nanti.