Memposisikan Diri sebagai Generasi Muda yang Mengedukasi Generasi Kini
Bermain ke sawah, ke gunung, sudah menjadi petualangan I Putu Jenana Sukandarista di masa kecilnya di Desa Bugbug, Karangasem. Keisengan dan kenakalan di masa-masa bemain itu pun menumbuhkan rasa kecintaannya pada tanah kelahiran. Hal itu ia kemudian wujudkan dalam bisnisnya, sembari mengembangkan usaha, turut memberi dukungan kepada generasi muda Karangasem untuk melanjutkan pendidikan dan mengembangkan skill mereka.
Masa kecil Putu Jenana seperti anak-anak Karangasem pada umumnya, yang diselimuti dengan kesederhanaan. Bila dikatakan kekurangan, namanya di kampung, masih dapat memperoleh bahan makanan di kebun, jadi kondisi seperti itu masih bisa dinikmati. Orangtua Jenana yang sibuk berdagang, membuat Putu Jenana banyak menghabiskan waktu sejak duduk di bangku SD hingga SMP, dengan kakek yang bekerja sebagai petani dan memiliki hubungan yang sangat dekat.
Termotivasi dari membantu keseharian kakek bekerja, alumni SDN 2 Bugbug ini, seiring bertambahnya usia pun mulai terbiasa membantu orangtua di mana usaha telah berkembang dengan memiliki sebuah toko saat itu. Tak terpikirkan olehnya saat itu untuk menerima imbalan setelah ikut membantu pekerjaan orangtua. Hingga ia yang awalnya memiliki cita-cita menjadi dokter, mulai berubah haluan, ingin menjadi sorang pebisnis.
Jiwa bisnis dari orangtua yang semakin mendarah daging, membuat Putu Jenana tak sabar untuk mulai terjun ke lapangan. Sembari melanjutkan pendidikan D3 di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, ia memulai sebuah usaha yakni di bidang distribusi galian golongan C, yang memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam kegiatan pembangunan daerah di lingkungan tempat tinggalnya. Selain usaha tersebut, ia juga mencoba pengalaman lain dengan bekerja di ranah pariwisata. Pengalaman-pengalaman tersebut ia nikmati, karena ia mengakui, sejak kecil ia lebih tertarik mempraktikan ilmu secara langsung, dibandingkan hanya mempelajari teori di dalam kelas.
Pada tahun 2005, Putu Jenana yang memiliki hobi adventure ini, kemudian tertarik untuk membuka bengkel modifikasi motor custom. Lokasi bengkel yang masih memiliki ruangan yang tersisa, ia pun memanfaatkan sebagai tempat ngopi-ngopi bersama teman-teman pemilik hobi yang sama, sembari menunggu motor customer-nya selesai di-service. Seiring berjalannya waktu, semakin mendapat respons positif dari masyarakat, Warung Biker juga terbuka untuk siapa saja yang ingin memperluas pergaulan dan mempererat hubungan antara keluarga, pasangan maupun sahabat.Warung Biker semakin berkembang, tidak sekedar tempat ngopi-ngopi, Putu Jenana menambah menu-menu Indonesian food hingga western, dengan harga yang terjangkau tanpa mengurangi kenikmatan makanan yang disajikan. Berlokasi strategis di Jalan Raya Asri, tepatnya di pertigaan Patung Salak, lantai 2 Jesson Motor Building – Jasri Subagan, Kec. Karangasem. Para wisatawan yang tengah menginap di sekitar Taman Ujung dapat menemukan restoran ini dengan mudah.
Dalam mempertahankan kulinernya, bukanlah sesuatu yangg mudah. Sempat terbentur peristiwa meletus Gunung Agung hingga di situasi pandemi Covid 19 yang sangat terasa dampaknya. Sehingga ia harus rela menjual motor-motornya untuk mempertahankan Warung Biker. Bila situasi terburuk motor-motor tersebut habis terjual, kuliner tidak juga berjalan, ia sudah berpikir untuk menutup kulinernya tersebut.
Demi tetap dapat menyekolahkan anak-anak di kampung halaman, ia berusaha untuk tetap mempertahankan Warung Biker. Beruntung ia memiliki rekan-rekan dari club motor, salah satunya Bali Bikers Community yang memberikan dukungan dengan cara continue mengunjungi Warung Biker. Alhasil, hingga saat ini Putu Jenana berucap syukur tak pernah menutup kulinernya secara permanen.
Selain sibuk berbisnis, pria kelahiran 12 Januari 1981 ini, yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PSI Karangasem, tak ingin melupakan lingkungan tempat tinggalnya begitu saja. Dengan memposisikan diri sebagai generasi muda, ia menyampaikan dan memberikan edukasi agar kedepannya para generasi kini ini mampu mengembangkan potensi daerah Karangasem, mulai dari sektor alam hingga adat istiadat agar tidak kalah dengan daerah lain di Bali. Untuk mewujudkan hal tersebut, sumber daya manusianya pun harus terus didukung oleh pemerintah hingga masyarakatnya, sehingga terbentuk calon-calon potensial yang siap memimpin masa depan.