Mempertahankan Konsep Penginapan Alami Khas Pulau Bali
Keadaan ekonomi yang pas-pasan, terpaksa Made Suardana hanya menginjakan pendidikannya sampai di bangku SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) Gianyar pada tahun 1989. Orang tua yang bekerja sebagai buruh bangunan dan petani, pun hanya bisa menafkahi keluarga sebatas untuk makan sehari-hari dan kegiatan keagamaan.
Lulus SMEA, Made Suardana sempat mencoba peruntungannya dengan menjual lukisan hasil karyanya. Karena bukan ahlinya dalam seni tersebut, ia kemudian berhenti dan ikut ayahnya bekerja sebagai buruh harian, hingga menikah pada tahun 1992, masih mengambil pekerjaan tersebut dan lebih mengembangkan ruang lingkup pekerjaanya dengan sebagai pekerja borongan khusus pada proyek bangunan stil Bali yang dikenal dengan hitung-hitungan bangunannya yang cukup rumit. Namun entah bagaimana, ia yang tak memiliki ilmu sama sekali dalam bidang tersebut, ternyata setelah terjun langsung untuk mencoba menggarap proyek, sukses membuktikannya bahwa hasil kerjanya tak lagi dipandang sebelah mata.
Tak bisa bergantung dari pekerjaan sebagai mandor yang telah menemaninya sampai di tahun 2018, di tengah kebutuhan ekonomi yang terus meningkat, Made Suardana dan istri mencari ide selanjutnya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, sekaligus agar ada bekal yang ditinggalkan untuk tiga putri mereka. Pasangan suami istri pun memilih mendirikan sebuah penginapan “Bucu Guest House” mengingat mereka tinggal di daerah pariwisata yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian.
Pada tahun 2014, berlokasi di Jl. Hanoman Anila Lane 17 Padangtegal Ubud 80571 Gianyar, Bucu Guest House didirikan secara bertahap di atas tanah yang awalnya beruba tebing. Berawal dari 3 kamar, kemudian bertambah menjadi total 15 kamar pada 4 tahun lalu, seiring wisatawan yang tertarik dengan penginapan tersebut.
Rancangan bangunan, penataan kolam renang serta hiasan taman Bucu Guest House yang mempertahankan konsep alami, adalah hasil karya dari pemikiran dan kerja Made Suardana langsung, dibantu dengan beberapa buruh. Untuk pemasaran diperbantu oleh menantu yang kebetulan berlatar belakang sebagai marketing hotel.
Sukses bangkit tak hanya dari kegagalan, tapi juga termotivasi dari pandangan orang-orang yang sempat menganggapnya tak akan bisa bekerja tanpa sosok ayah yang mendampingi setelah kepergian beliau, Made Suardana mencoba berbagi pelajaran dari sisi pengalamannya kepada generasi muda. Bahwa di usia yang masih energik, generasi muda harus berani untuk mencoba dan memperjuangkan apa yang menjadi keinginan mereka, terutama soal karier. Jangan fokus dengan omongan orang yang bersifat menjatuhan, tapi fokuslah pada pengembangan diri untuk mencapai tujuan dari kesuksesan tersebut.