Memilih Resign dari Manager Hotel, hingga Menemukan Passion dibidang Nail Art
Bekerja di Duty Free Shop (DFS), Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, bagian Food & Beverage, menjadi awal karier Putu Ari Artini. Diakui olehnya, sejak remaja ia enggan untuk melanjutkan kuliah, lebih memilih langsung bekerja. Meski sempat ditentang oleh ayahnya, yang juga memiliki latar belakang di perhotelan, ia akhirnya diberi kesempatan untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
Resign tahun 2018 dari posisi sudah mencapai level Manager Hotel, memang sangat disayangkan harus Putu Ari Artini putuskan. Terlebih ayahnya tahu betul bagaimana perjuangan putrinya untuk mendapat pekerjaan, dari melalui proses training, kemudian menempati bagian Food & Beverage dan telah merasakan posisi lainnya, hingga posisi Manager Hotel. Di balik keputusan besar tersebut, ada keinginan terbesarnya sebagai wanita yang ingin ia wujudkan, yakni memiliki anak. Untuk mewujudkannya, rutinitas di hotel yang padat pun harus ia relakan, demi program kehamilan yang ia jalani bersama suami.
3 hingga 6 bulan program kehamilan, belum membuahkan hasil untuk Putu Ari Artini dan suami. Kejenuhan pun mulai menghampirinya dan ingin melakukan aktivitas, namun program tetap berjalan. Hingga tanpa sengaja, saat tengah bersantai, ia melihat situs penjualan online yang menawarkan paket nail art dengan harga murah. Ia iseng kemudian membelinya hanya untuk penggunaan pribadi dan mempraktikkannya, berangkat dari hobinya melakukan nail art di beberapa salon di Denpasar. Dari teman ke teman kemudian ingin mencoba dan cukup puas dengan hasil yang dilakukan wanita kelahiran Denpasar 7 Juli 1988 ini. Setelah mendalami passion-nya tersebut selama 3 bulan kursus, kemudian membangun kepercayaan diri Putu Ari Artini untuk merintis bisnisnya yang bernama “AR Nail Beauty Salon”.
AR Nail Beauty Salon pertama,dibuka di Jimbaran, berlokasi di rumah pribadi selama 1,5 tahun. Kemudian pindah di kediaman orang tuanya, di daerah Pemogan yang masih memiliki ruangan kosong di lantai II untuk menjalankan bisnisnya. Kemudian membuka studio ke 2, di Jl. Tukad Badung No. 171X Renon, Denpasar. Dalam proses perekrutan karyawan atau therapis, Putu Ari Artini mewajibkan mereka melalui tahap training terlebih dahulu untuk mencapai kualitas standar pelayanan yang memuaskan, di masing-masing calon therapis.
Untuk harga, AR Nail Beauty Salon memasang harga yang reasonable sesuai dengan kualitas yang diberikan, dengan nominal tidak terlalu rendah, juga tidak terlalu tinggi, mengikuti harga pasarannya. Persaingan antar pemilik bisnis serupa, tak dipungkiri pasti ada, namun AR Nail Beauty Salon cukup memiliki ciri khas tersendiri pada desain nail art-nya dan telaten dalam setiap proses treatment yang ditawarkan. Selain nail art, AR Nail Beauty Salon juga menerima jasa kecantikan eyelash untuk perawatan bulu mata seperti penggunaan bulu mata atau pewarnaan bulu mata, lash lift untuk mempercantik bulu mata agar terangkat, bervolume, dan tampak tebal, manicure & pedicure.
Sebelum pandemi Putu Ari Artini sudah ada rencana untuk membuka studio selanjutnya di daerah Jimbaran, Canggu, Dalung dan Gianyar, hanya karena pandemi, menjadi tertunda. Seiring dalam persiapan yang lebih matang, ia berharap kondisi ekonomi Bali khususnya, semakin membaik ke depannya, pekerjaan maupun bisnis di sektor apapun mulai bergerak maju. Begitu juga harapan untuk AR Nail Beauty Studio tak jauh berbeda, semoga performa yang sudah baik, bisa terus dipertahankan dalam segi kualitas dan pelayanan, juga tak kalah bersaing dengan tren kecantikan yang berkembang ke depannya.