MEMBUAT KEPERCAYAAN MENJADI KEYAKINAN
‘Membuat kepercayaan menjadi keyakinan’, kalimat itulah yang selalu dipegang teguh oleh General Manager Ziva a Boutique Villa. Pria kelahiran Denpasar, 16 November 1978 silam ini, memiliki nama lengkap Putu Gede Hendrawan yang menjabat sebagai General Manager di Ziva a Boutique Villa sejak 2010 lalu. Sejak awal bergabung di Ziva, Hendra sapaan yang akrab disandangnya, sangat optimis membangun nama Ziva a Boutique Villa khususnya di daerah Kerobokan, Kuta Utara, memiliki daya jual yang tinggi sehingga menjadi salah satu tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali para wisatawan yang tengah menikmati liburan di Bali.
Ziva a Boutique Villa, beralamat di Jl. Braban No.65, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, merupakan salah satu dari sekian banyaknya villa di daerah Kerobokan. Lokasi yang begitu strategis dan tenang, membuat para wisatawan yang menginap merasakan sesuatu yang berbeda, karena lingkungan yang dibuat asri sehingga udara disekitar tetap sejuk dan nyaman untuk bersantai seusai melewati hiruk pikuk panas dan kemacetan di jalan. Selain didukung dengan tempat yang nyaman, lokasi Ziva juga dekat dengan pantai hanya 15 menit berjalan kaki dan 10 menit menuju ke Seminyak Square salah satu Shoping Mall yang ramai dikunjungi wisatawan. Satu hal lagi yang membuat Ziva begitu lekat di hati para tamu, yakni pelayanannya begitu ramah, selalu menjadi prioritas utama yang ditekankan oleh Hendra kepada stafnya karena bila tamu merasa senang maka tidak mungkin untuk melupakan Ziva bila berlibur ke Bali lagi. Namun demi mendapat semua itu tidaklah mudah, proses panjang yang memakan waktupun telah dilaluinya demi mengemban mandat dari sang pemilik Ziva yang telah memberikan segala fasilitas dan kepercayaannya kepada Hendra untuk menduduki posisi sebagai General Manager karena tidak lain melihat kemampuan Hendra bahwa ia mampu mengemban tugas ini.
Lahir dari keluarga yang sederhana, yakni pasangan suami istri Drs. I Ketut Pentra dan Ni Made Susiati, telah membangun jiwa yang kuat dan disiplin dalam sanubari Hendra. Bagaimana tidak, kedua orang tua Hendra selalu mengajarkan kedisiplinan kepada Hendra apapun pekerjaannya. Dilihat dari perekonomian pun, keluarga Hendra saat itu bisa dikatakan pas-pasan, karena kedua orangtuanya bekerja sebagai pegawai negeri, yang bisa kita ketahui pada zaman itu upah para pegawai negeri tidak seperti pegawai negeri saat ini yang begitu diperhatikan pemerintah. Sehingga demi menyekolahkan anak-anaknya, orangtua Hendrapun melakukan pekerjaan sambilan layaknya warga Bali sekitar yakni dengan beternak babi. Dari hasil itulah Hendra bersama adiknya mampu bersekolah. Maka dari itu, setiap pagi dan sore, tidak lupa Hendra bersama adiknya bergantian untuk memberi makan ternak dan membersihkan rumah, semua itu ia lakukan dengan ikhlas sebagai wujud bakti kepada orangtuanya yang telah berusaha keras mencari nafkah demi ia bersama adiknya dapat mengenyam bangku sekolah.
Situasi dan kondisi keluarga saat itu, membuat Hendra terpacu untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa mengubah dan mengangkat derajat keluarganya. Lulus dari SMA, Hendra mengambil jurusan manajemen pariwisata dengan mengenyam pendidikan di salah satu sekolah tinggi di Bali yang memang bergelut di bidang pariwisata yakni Mapindo (Manajemen Pariwisata Indonesia). Hendra lebih memilih untuk tidak mengikuti jejak orangtua sebagai pegawai negeri tidaklah seakan-akan antipati terhadap pekerjaan tersebut, melainkan dirinya ingin mencari tantangan baru yang di dalam keluarganya belum pernah ada terjun untuk mencoba di bidang pariwisata. Maka dengan mengokohkan keyakinan, memantapkan langkah Hendra untuk menyongsong harapannya kelak untuk membahagiakan kedua orangtuanya dengan mencoba peruntungannya di dunia pariwisata.
Waktu terus berjalan hingga akhirnya Hendra mampu menyelesaikan D3 Manajemen Pariwisatanya dan inilah awal perjuangan Hendra di dunia pariwisata untuk menunjukkan bahwa dirinya harus mampu dan berhasil, sebagaimana pesan orangtua yang selalu ia ingat, “Jadilah orang yang terhormat, menginspirasi dan bertanggung jawab bagi keluargamu kelak”. Pesan orangtuanya akan selalu Hendra ingat dan mencoba mewujudkannya bahwa tak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi ada kemauan keras untuk mencoba dan berusaha meraih apa yang ingin kita dapatkan.
Berbekal ilmu manajemen pariwisata, Hendra memulai karirnya dari bawah. Semua urutan karir dari trainer, worker, staf hingga jabatan tertinggi telah ia jalani beriring perputaran waktu hingga mengantarkan langkahnya pada Ziva a Boutique Villa. Tahun 2010 tepatnya, Ziva a Boutique Villa berdiri, yang berawal dari sang pemilik bersama teman-temannya ingin membuat tempat yang nyaman untuk mereka ketika tengah berlibur di Bali. Setelah terbentuk, mereka lalu mempunyai pikiran untuk mengkomersilkannya. Di Ziva inilah, segala pengalaman yang telah di dapat Hendra, ia aplikasikan dan bagikan kepada staf sehingga bisa memberikan pengertian dan pengarahan apa yang harus dikerjakan.
Dunia pariwisata tak hanya menjadi jalan keberhasilannya saja, melainkan jalan padanya menuju sandaran hati yang kini telah memberinya dua orang anak. Putu Sinta Dewi, wanita Bali yang dikenalnya sebagai karyawati travel agent yang selalu bertemu dengannya bila datang tamu yang ingin menginap di Ziva. Dari sekian kali pertemuan, bibit cintapun mulai tumbuh diantara mereka hingga akhirnya tumbuh cinta yang kokoh mengantarkan Hendra dan Sinta pada sumpah suci sehingga kini terciptalah keluarga harmoni yang saling melengkapi satu sama lain.
Di tahun ke-5 Ziva a Boutique Villa, telah banyak penghargaan yang diraih oleh Ziva maupun Hendra. Keberhasilan Hendra membawa nama Ziva a Boutique Villa tentunya tidak lepas dari dukungan keluarga, serta dalam setiap kepemimpinannya, Hendra memiliki visi dan misi untuk selalu fokus meningkatkan kualitas Ziva pada kepuasan tamu, menyenangkan karyawan, dan pencapaian target sesuai yang diinginkan oleh Manajemen dan Pihak Pemilik. Visi dan misi inilah tentunya yang akan selalu Hendra terapkan untuk memajukan nama Ziva a Boutique Villa di pariwisata Bali. Semua itu tidak lain dari prinsip yang selalu dipengangnya yakni membuat suatu kepercayaan menjadi keyakinan yang artinya semakin kita dapat menjalankan kepercayaan itu dengan baik maka otomatis keyakinan seseorang terhadap diri kita akan semakin kuat dan tebal. (yuwah)