Membangun Relasi dengan Memberikan Ketulusan dalam Melayani Customer
Dari Desa Pangkunggayung, Kabupaten Negara, I Gede Suartawan nekat merantau ke Kota Tabanan meski dari orang tua yang bekerja sebagai petani tak memberikannya restu. Meski demikian, tekadnya pun bulat, setelah tamat SMP dengan hanya berbekal uang 60 ribu rupiah, ia bekerja di sebuah bengkel, meski tak memiliki pengetahuan sama sekali tentang peralatan di bidang tersebut.
Pilihan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai petani yang telah diperkenalkan orangtua sejak kelas III SD, diakui olehnya sangat melelahkan, bahkan ia juga memiliki kewajiban beternak 17 ekor sapi. Didikan keras tersebut, mendorongnya untuk segera keluar dari rumah dan merantau ke kota.
Di bengkel, Gede Suartawan diizinkan untuk tinggal, sekaligus mempelajari pekerjaan yang menarik minatnya. Ia pun berinisiatif bangun di pagi hari untuk membantu tuan rumah mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu dan mencuci piring. Selama 1,5 tahun rutinitas tersebut ia kerjakan tanpa mengharapkan gaji, karena ia tulus mengerjakannya, terlebih karena ia telah diizinkan untuk belajar di bengkel tersebut dan dibiayai segala kebutuhannya.
Setiap enam bulan sekali, Gede Suartawan menyempatkan diri untuk pulang ke rumah. Dengan tanpa tangan kosong, ia pun dibekali uang dan pakaian oleh orang tua angkatnya. Ya, kasih sayang tulus yang mereka berikan, memang sudah seperti orang tua sendiri, yang tak kalah membuatnya terharu, saat ayah angkatnya mengatakan, ia harus memiliki bengkel sendiri suatu saat nanti.
Selain bekerja di bengkel, Gede Suartawan sempat bekerja sebagai sopir truk menuju Jawa, selama setahun. Tanpa sepengetahuan ayah angkatnya, ia berbohong dengan mengatakan bahwa ingin pulang ke kampung halaman. Setelah kebohongannya terbongkar, orang tua angkatnya pun merasa kesal, karena ia mengambil pekerjaan yang tinggi rIsiko. Ia pun diberikan dua set peralatan bengkel dan kompresor agar tidak bekerja sebagai sopir lagi. Gede Suartawan kemudian join membuka bengkel pertamanya di daerah Grana, Desa Sangeh dengan ayah angkat. Servis yang ditawarkan meliputi kendaraan bermotor hingga truk.
Karena tak sanggup memperpanjang kontrak, Gede Suartawan mencari lokasi lain untuk membuka bengkel kembali. Bengkel dengan nama “Ari Motor” beralamat di Jl. Raya Payangan, Melinggih, Gianyar, kemudian ia dirikan. Demi mempertahankan usahanya, ia pernah membuka bengkel selama 24 jam, terlebih di tengah kondisi pandemi ini. Ia juga tak jarang memberikan servis gratis pada layanan tertentu, spesial untuk pelanggan setia.
Gede Suartawan sebagai orang tua, tak memaksakan anak-anaknya agar berkarier seperti yang ia geluti. Ia lebih berharap untuk saat ini mereka berfokus dengan menjalankan pendidikan sebaik-baiknya. Agar di masa depan, mereka memiliki bekal hidup, dalam memilih apapun pekerjaan yang mereka ambil nantinya. Selebihnya berharap seluruh keluarga selalu diberi kesehatan, terutama orangtua.
Ketulusan dalam mengelola usaha dan melayani pelanggan, sudah menjadi sistem yang wajib diterapkan di bengkel Ari Motor yang akan membuka cabang kedua. Hal ini dilakukan Gede Suartawan, demi menjaga hubungan positif yang tak hanya sebatas pemilik dan pelanggan, tapi juga membangun relasi yang berfungsi baik dalam membawa hidup ke arah yang terus membaik ke depannya. Karena bisa saja rezeki kita datang tak hanya datang atas usaha kita sendiri, tapi muncul dari hubungan teman ke teman yang terus dijaga kualitasnya.