Membangun Mimpi Aix Cottage Ubud Sekaligus Menangkap Peluang Warangka Hospitality di Tengah Pandemi
Banyaknya individu yang sukses dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya yang telah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan kemudian meraih kesuksesan gemilang di sektor pariwisata, mendorong I Wayan Windu Arnata untuk mengikuti jejak yang sama. Ia yakin bahwa dengan didukung oleh semangat, kerja keras dan komitmen yang sama, ia juga dapat menjadi salah satu cerita sukses yang menginspirasi dari kalangan lulusan SMK dalam industri pariwisata.
Windu kemudian melanjutkan pendidikan di bidang akomodasi perhotelan di SMK Ratna Wartha. Setelah itu, ia menjalani pelatihan selama enam bulan sebagai bellboy di Hotel Royal Pita Maha, di mana ia tak hanya menjalankan tugasnya, tetapi juga melakukan observasi mendalam terhadap operasional hotel. Sembari menjalani waktu tersebut, tumbuh impiannya untuk memiliki penginapan juga suatu saat nanti. Setelah menyelesaikan pendidikan, Windu mengungkapkan keinginannya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, terlebih ia ingin meraih pengalaman internasional. Ia pun mendapat izin untuk melanjutkan kuliah di Institut Pariwisata dan Bisnis International (IPB-Internasional) mengambil jurusan Diploma 4 Manajemen Perhotelan dan berhasil lolos seleksi dalam program Bali Duta Mandiri J-1 Internship in USA.
Melalui kerja keras dan dedikasinya, Windu berhasil mendapatkan kepercayaan sebagai captain yang memimpin timnya di hotel tersebut. Berjalannya waktu, ia bekerja tanpa henti selama tiga bulan penuh tanpa cuti dan libur. Salah satu alasannya adalah untuk mengembalikan dana yang ia pinjam dari sepupu dan di LPD, untuk biaya hidup di Amerika. Selama periode 1 tahun, ia menunjukkan dedikasi yang luar biasa, ia berhasil meraih penghargaan sebagai Honorable Mention dan Best Employee, serta menerima bonus yang diberikan sebagai pengakuan atas kerjanya yang luar biasa. Bonus tersebut langsung ia kirimkan ke keluarga, menunjukkan tanggung jawab dan rasa kepada keluarga.
Dengan mengandalkan tabungan dan gaya hidup hemat di Amerika, Windu kembali terinspirasi oleh mimpinya memiliki penginapan. Ia mulai berkonsultasi dengan kontraktor, menghitung estimasi biaya pembangunan untuk satu hingga dua kamar. Namun, baru saja rampung, situasi pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Lockdown yang berlangsung hampir tiga tahun memaksa bisnis bernama Aix Cottage Ubud untuk berhenti.
Untuk menjaga kelangsungan operasional penginapannya, Windu mengambil inisiatif mendirikan Warangka Hospitality yang berfokus pada manajemen, pemasaran dan penjualan e-commerce untuk vila, cottage dan homestay. Ia menawarkan layanan ini, terutama kepada pemilik usaha di sekitar lokasi tempat tinggalnya dan mulai mengelola properti untuk dipasarkan secara harian dan bulanan. Pemilik properti sepakat menerima tawaran Windu, sehingga bisnis mereka tetap berjalan.
Saat ini, ia berhasil mengelola lima properti, termasuk Aix Cottage Ubud. Inisiatif ini berdampak positif bagi masyarakat yang sebelumnya terpaksa harus menjual aset-aset mereka saat menghadapi pandemi. Sekarang, mereka mampu bertahan berkat kreativitas dalam pengelolaan properti yang dilakukan Windu dan Warangka Hospitalty. Windu pun bersiap untuk membuka penginapan baru lagi di atas lahan milik kakeknya yang sebelumnya tidak terpakai. Tindakan ini semakin membuktikan bahwa generasi muda Bali siap untuk mengambil peran penting dalam industri Pariwisata di daerah mereka sendiri.