Memantaskan Diri di Hadapan Tuhan, Sebelum Siap Menerima Kesuksesan
Kesuksesan orang tua sebagai transmigran di Kendari, pengusaha supplier hasil bumi, tak sejalan dengan keharmonisan hubungan orang tuanya, hingga mereka memutuskan untuk berpisah. Ia sebagai anak pertama pun harus berjuang menghidupi keluarga dengan berbagai bisnis yang sempat ia coba. Tak sampai di sana, tantangan kembali datang dari orang terdekat, hingga ditipu ratusan juta rupiah dalam bisnis yang ia rintis.
Perpisahan orang tua, membuat Eka kemudian diboyong ibunya untuk kembali ke Bali. Lulus SMA, ia mengikuti tes pendidikan Polwan, namun gagal. Ia kemudian mengambil kesempatan bekerja di beberapa perusahaan swasta sebagai Sales Promotion Girl (SPG). Ia juga mendapat penawaran dari pamannya yang bekerja di Bandar Udara Ngurah Rai, memberikannya informasi ada perekrutan karyawan baru. Ia pun berhasil masuk dan merintis karier di bandara. Tengah merintis karier, Eka mulai menghadapi tantangan luar biasa dalam menghidupi ibu dan tiga orang adiknya. Dengan gaji hanya 1,3 juta rupiah, belum lagi pembayaran kos sebesar 500 ribu rupiah, ia harus segera menambah sumber pemasukan. Disarankan kemudian kepada adiknya, untuk berjualan aksesori, dan ibu mulai berdagang seperti membuat banten dan jejahitan.
Mem-block Diri dari Sosialisasi
Dari sekian usaha yang pernah ia coba, penjualan kebaya yang paling memberikan hasil yang terasa jelas ia rasakan, namun empat tahun lalu, usaha itu bangkrut karena ulah teman dekatnya sendiri, hingga mengalami kerugian ratusan juta. Setahun berselang, krisis kepercayaan sempat dirasakannya, ia tak mau bersosialisasi kepada siapapun, media sosial pun dinonaktifkan. Bahkan terburuknya, ia mem-block dirinya sendiri, untuk tak lagi mengenal bisnis. Bersyukurnya di tengah keterpurukannya, Eka sudah ada di tengah orang-orang yang tetap men-support-nya terutama dalam psikis. Pertolongan juga datang dari rekan mertuanya, yang dengan senang hati membantunya untuk menyembuhkan traumanya tersebut. Apa yang didapatkannya melalui program tersebut, yang paling membuatnya tersentuh, saat salah satu mentor mengatakan bahwa, “Atas seizin Tuhan, tak peduli seterpuruk apapun kondisinya, ia adalah orang terpilih, bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki kemampuan istimewa.” Ia kemudian diarahkan untuk mulai berdamai dengan masa lalu, kemudian menelaah lebih dalam atas keadian demi kejadian yang dialaminya. Bisa saja kerugian ataupun kesedihan yang sudah ia terima di kehidupan ini, adalah bentuk pembayaran karma buruknya di masa lampau. Yakinlah Tuhan pasti akan menggantinya dengan kebahagiaan maupun rezeki, cepat atau lambat.
Tahun 2018, proses Eka meng-healing dirinya dari segala trauma yang bisa menghambat langkahnya mulai terlihat dengan langkahnya untuk bangkit dengan usaha baru, yakni penyediaan garasi mobil dengan lahan yang disediakan oleh mertua dan dalam waktu singkat respons masyarakat ramai menyambut usaha tersebut. Singkat cerita, karena masa pandemi pembayaran dari lahan garasi tidak lancar, ia merambah ke bisnis kosmetik yang bekerja sama dengan beberapa brand dengan dukungan besar dari suami yang diberi nama “Maha Beauty Cosmetic”. Awalnya hanya menawarkan produk yang dimiliki, kemudian seiring permintaan customer, menambah variasi produk dari merek lain. Bahkan baru-baru ini, ia meluncurkan brand ciptaannya sendiri khusus untuk bodycare. Kesuksesan usahanya disambut oleh kepercayaan customer dari luar daerah, hingga kini Maha Beauty Cosmetic memiliki dua cabang di Gianyar.

Buah keikhlasan Eka dalam menjalani hidupnya yang tak mudah, kini telah terjawab, Tuhan telah mengganti tangisannya dengan anugerah, tak hanya rezeki secara materi yang melimpah, tapi juga kasih sayang dari mertua yang sempat tak ia dapatkan dari orang tua kandung sendiri. Dan yang tak kalah mengetuk hatinya, pemahamannya soal spiritual atau hubungan dirinya sebagai ciptaan- Nya yang lebih mengenal sosok Tuhan yang pasti akan menepati janji-Nya, bagi siapa pun yang tak menyerah dan berserah kepada-Nya. Jadi, tetaplah bersemangat orang baik dan ubahlah frustasi menjadi prestasi, karena mungkin kita tak akan pernah menyangka, tabungan karma kita sudah dipersiapkan, kita hanya tinggal menanti kebahagiaan yang sungguh luar biasa tersebut, sedang dalam perjalanan.