Memanjakan Lidah dan Pandangan di Sari Mountain View Restaurant

Objek wisata di Bali tak melulu soal pantai. Bali juga memiliki daya tarik pesona alam pegunungan yang Indah. Salah satunya wisata di Gunung dan Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Setelah puas berekreasi ria, sempatkanlah mampir ke restoran Sari Mountain View guna bersantap sembari menyaksikan pemandangan nan menawan.

Hidangan Sari Mountain View menjadi penawar rasa lapar ketika berplesiran ke kawasan Kintamani. Dari nama tempat ini saja mungkin anda dapat menebak-nebak mengenai konsep tempat yang dimilikinya. Restoran Sari Mountain View berada di Jl. Raya Penelokan 888 Br Masem, Batur Selatan. Saat anda berada disini, anda akan disuguhi oleh pemandangan Gunung Batur lengkap dengan danaunya yang begitu menawan.

Adalah I Nyoman Setia Adi Putra, pria di balik berdirinya Sari Mountain View. Lelaki yang lahir dan bertumbuh di Kintamani ini memutuskan membuka bisnis di tanah kelahirannya dan usaha ini bisa berjalan berkat dukungan istri dan keluarga ditambah juga karyawan. Melalui usahanya tersebut, Nyoman Setia juga ingin ikut serta sebagai putra daerah yang memajukan daerahnya dengan menumbuhkan gairah pariwisata di Kintamani.

Sejarah

Sebelum terjun ke dunia bisnis kuliner, Nyoman Setia terlebih dahulu berkecimpung di dunia pariwisata. Ia bekerja sebagai seorang tour guide atau pemandu wisata. Dalam karirnya, ia kerap mengajak turisnya berkunjung ke daerah Kintamani. Atraksi wisata di daerah itu beragam, mulai dari wisata pendakian hingga menengok Museum Geopark.

Hanya saja setiap ingin membawa para turis beristirahat melepas lelah, Nyoman Setia kesulitan menemukan tempat persinggahan yang tepat. Dalam artian, tempat yang nyaman serta kualitas hidangan yang lezat. Pada waktu itu restoran memang masih jarang ditemui. Kalau pun ada belum tentu mampu memuaskan lidah para tamu yang dibawanya ke sana.

Setelah perjalanan panjang meniti karir di dunia travel agent, Nyoman Setia akhirnya memutuskan untuk berjuang secara mandiri. Pria kelahiran 18 Agustus 1960 ingin keluar dari zona nyamannya sebagai karyawan dan terjun sebagai seorang enterpreneur. Bisnis kuliner pun dipilihnya berdasarkan pengalamannya melihat peluang yang menjanjikan dari bisnis ini.

Tantangan

Berpindah haluan dari travel agent ke bisnis restoran memang tidak mudah. Beragam tantangan mesti dihadapinya demi bisa mewujudkan harapan berkarya sebagai wirausahawan. Tantangan awal yang dihadapinya adalah mempelajari tentang Kuliner beserta seluk beluk dunia masak memasak. ika pebisnis restoran pada umumnya belajar memasak untuk menunjang usahanya, maka berbeda dengan yang dilakukan Nyoman Setia. Ia menyebut dirinya belajar makan terlebih dahulu sebelum menceburkan diri ke bisnis makanan. Ia berkeliling dari satu tempat ke tempat lain guna mencari cita rasa yang diinginkannya. Ia tidak memandang apakah tempat itu restoran mewah atau angkringan pinggir jalan, asal tempat itu menyediakan makanan yang disukai pelanggan maka ia pun mendatanginya. Barulah ia akan mempelajari proses pembuatan makanan tersebut hingga cara penyajiannya.

Tantangan yang dihadapi Nyoman tak berhenti sampai di situ. Saat pertama kali membangun restorannya di tahun 1999, ia menemui kendala penerbitan ijin membangun bangunan di lokasinya saat ini. Berbagai faktor yang menghambat proses perijinan tersebut, padahal di dekat usahanya juga berdiri usaha serupa.

Namun Nyoman Setia tidak berputus asa. Ia tetap optimis bahwa usahanya suatu saat akan membuahkan hasil. Doa-doa yang tulus dari ayah empat anak ini pun terkabul. Sari Mountain View akhirnya dapat beroperasional dengan baik hingga sekarang ini.

Utamakan Kualitas Pelayanan

Ada yang unik dari cerita awal pembukaan restoran Sari Mountain View. Di hari pertama saja, sudah ada wisatawan yang mampir ke tempat Nyoman Setia. Namun pada saat itu, ia hanya menyediakan menu pisang goreng untuk tamunya. Ia berkata kepada para turis tersebut bahwa hidangan yang disajikan itu gratis sebagai tanda terima kasih sudah datang ke tempatnya.

“Mereka menolak menerima secara gratis dan justru membayar Rp 150.000. Menurut mereka itu sebagai pembuka jalan pintu rejeki yang akan datang nantinya,” kenang Nyoman Setia.

Besoknya barulah ia menambahkan menu lainnya. Hampir setiap hari ada saja pengunjung yang datang untuk menikmati kelezatan berbagai menu yang disediakan. Secara umum menu yang disajikan merupakan masakan nusantara dan khas Bali. Awalnya restoran ini hanya menyajikan menu ala carte, namun sekarang telah tersedia menu ala buffet (prasmanan).

Selain menjaga kualitas cita rasa makanan, Nyoman Setia juga berusaha meningkatkan kualitas pelayanan di tempatnya. Ia selalu menekankan kepada para karyawannya untuk selalu memperhatikan kepuasan pelanggan. Pelayanan yang ramah serta sevice yang cepat adalah bagian yang juga mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap kualitas restoran. Apalagi di saat teknologi berkembang seperti sekarang, pelanggan bebas mengutarakan penilainnya di dunia maya dan bisa diakses oleh banyak orang.

Usaha yang didirikan Nyoman Setia ternyata telah membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Saat ini ia telah memperkerjakan 50 orang karyawan dan mempercayakan pengelolaan usahanya pada satu orang pegawai kepercayaannya. Dalam menyerap SDM, Nyoman Setia membuka kesempatan bagi siapa saja tanpa memandang latar belakang pendidikan. Asalkan orang itu mau belajar dan bekerja secara tekun. Ia ingin agar SDM yang ada di daerahnya dapat maju mengikuti arus pariwisata Balu, sehingga tidak hanya menjadi penonton di daerahnya sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!