Melatih Anak Muda Bali Ikuti Program Magang Ke Luar Negeri

Bagi Drs. I Wayan Surim, makna kesuksesan tidak lain mampu menjadikan diri sebagai pribadi bermanfaat bagi individu lainnya dengan segala kemampuan yang dimiliki. Prinsip itulah yang menjadi landasan mantan Aparatur Sipil Negara terebut untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan dan pelatihan kerja. Bersama sang istri mereka membangun sebuah lembaga yang bertujuan mengakomodir anak bangsa agar dapat mengejar kesempatan berkarir di luar negeri.

Kesempatan kerja tidak hanya bisa didapatkan di dalam negeri, nyatanya negara-negara luar juga menyediakan peluang kerja bagi sumber daya manusia bagi siapa pun termasuk Warga Negara Indonesia. Asalkan memiliki dorongan semangat dan niat untuk bekerja, kesempatan berkarier di mancanegara bisa diraih oleh siapa saja. Hal ini dibuktikan oleh para peserta pelatihan di Lembaga Pemagangan Kerja (LPK) Dwipayana Cipta Karya. Lembaga yang didirikan oleh I Wayan Surim ini telah berhasil memberangkatkan anak-anak muda Bali untuk melaksanakan program pemagangan ke Jepang.

I Wayan Surim menginisiasi berdirinya LPK Dwipayana Cipta Karya dengan tujuan untuk mengakomodir generasi muda Bali yang ingin menambah pengalaman kerja khususnya ke luar negeri. Ia melihat bahwa SDM dari kalangan muda Bali sebenarnya mampu bersaing dan terbukti mampu menjawab tantangan persaingan global. Hanya saja belum banyak yang tahu cara mengakses informasi lowongan kerja di luar negeri. Ada pula mereka yang sudah tahu tapi masih menganggap bahwa akses kerja ke luar sulit serta membutuhkan biaya yang besar.

Menjawab tanda tanya besar di kalangan calon pencari kerja tersebut I Wayan Surim membuat sebuah LPK di desa kelahirannya di Ubud, Gianyar, demi membuktikan bahwa lembaga pelatihan tidak hanya hadir di kota besar saja. Awalnya I Wayan Surim berniat untuk melatih dan memberangkatkan tenaga magang dari kalangan anak muda di sekitar desanya terlebih dahulu. Sehingga dalam proses usahanya tersebut ia mengenakan biaya relatif kecil kepada para pesertanya. Tujuannya saat itu agar semakin banyak menyerap peserta pelatihan sehingga semakin banyak pula tenaga magang yang dapat diberangkatkan.

Seiring berjalannya waktu, cakupan serapan peserta pelatihan di LPK Dwipayana Cipta Karya semakin meluas hingga ke luar daerah Kabupaten Gianyar. Sehingga LPK Dwipayana Cipta Karya saat ini telah membuka kesempatan kepada pemuda di seluruh Bali untuk mengikuti program pelatihan pemagangan. Ada pun negara tujuan program pemagangan kerja ini yaitu Negara Jepang. Sejak didirikan pada tahun 2011 silam, jumlah peserta LPK ini terus mengalami peningkatan dan tercatat puluhan tenaga magang telah diberangkatkan ke Negeri Sakura.

I Wayan Surim didukung istri tercinta yang bernama Martina Sumaryati dan seorang putra bernama I Made Dwipayana, S.H, dalam mengelola LPK Dwipayana Cipta Karya mengatakan alasan memilih Jepang sebagai negara tujuan pemberangkatan SDM Indonesia karena negara tersebut saat ini menyediakan kesempatan yang sangat luas. Banyak bidang pekerjaan di negara tersebut membutuhkan tenaga ahli. Selain itu Jepang memiliki karakteristik budaya Asia yang hampir serupa dengan di Indonesia, membuat tenaga kerja asal Indonesia akan mudah beradaptasi di negeri tersebut.

Beberapa industri yang menyediakan kesempatan program pemagangan di Jepang antara lain : pertanian (bekerja sama dengan 15 perusahaan), genba (bekerja sama dengan 1 perusahaan, meliputi pembongkaran rumah, pemasangan perancah, pembuatan jalan, pembuatan dasar rumah, dll), casting (bekerja sama dengan 1 perusahaan, meliputi pembuatan peralatan kendaraan), peternakan (bekerja sama dengan 1 perusahaan, meliputi pemeliharaan ternak babi), plastik (bekerja sama dengan 2 perusahaan, meliputi pengolahan bahan plastik), mesin bubut (bekerja sama dengan 1 perusahaan) dan konstruksi (bekerja sama dengan 1 perusahaan, meliputi konstruksi rumah kayu).

Martina Sumaryati menambahkan bahwa untuk saat ini program yang dibuat adalah dalam bentuk pemagangan kerja lantaran Jepang belum membuka kesempatan untuk tenaga kerja asing sepenuhnya. Meskipun secara legalitas para SDM dari Indonesia yang diberangkatkan kesana berstatus magang, Martina mengatakan tidak perlu khawatir karena para peserta tetap akan mendapatkan kompensasi berupa gaji. Sekretaris LPK Dwipayana Cipta Kerja itu juga menjelaskan para peserta magang juga mendapat fasilitas lainnya berupa tempat tinggal, sarana transportasi, serta asuransi kesehatan dan keselamatan kerja.

“Kami dari LPK Dwipayana Cipta Kerja dengan senang hati membantu anak muda Bali yang ingin mengikuti program pemagangan ini. Kami siap memfasilitasi mulai dari memberikan pelatihan dan mengasah kemampuan berbahasa Jepang, mengurus dokumen legalitas sampai pada saat menempatkan peserta ke tempat bekerja yang ada di Negeri Sakura”, tutur Martina Sumaryati.

I Wayan Surim menjelaskan pihaknya memberangkatkan peserta untuk melaksanakan program pemagangan kerja di Jepang selama tiga tahun. Ia berharap nantinya setelah para peserta setelah menyelesaikan program magang dapat menggunakan keterampilan dan keahlian yang didapatkan di luar untuk digunakan di negerinya sendiri. Baik untuk bekerja ataupun berusaha mandiri atau berwirausaha. Dengan demikian dapat mengurangi angka pengangguran lewat penciptaan lapangan kerja. “Dengan sumber daya manusia (SDM) yang telah dimiliki oleh para perserta magang yang telah memyelesaikan program magang selama 3 tahun di Jepang diharapkan dapat merebut peluang kerja yang lebih baik didalam maupun di luar negeri dan membuka peluang usaha mandiri seluas-luasnya”, imbuh Wayan Surim.

Saat ini dikenal sebagai pimpinan sebuah LPK yang memberangkatkan SDM bertalenta ke Jepang, uniknya I Wayan Surim justru tidak mengantongi pengalaman kerja ke luar negeri. Ia hanya memiliki keinginan yang tulus untuk membantu anak-anak muda di sekitarnya agar dapat berkarya dan memajukan taraf ekonomi mereka. Pria ini memiliki latar belakang sebagai Pegawai Negeri Sipil, pernah ditugaskan untuk melakukan edukasi keterampilan kerja ke desa-desa. Dari sana muncul dorongan untuk mengarahkan anak muda yang memiliki keahlian untuk bisa diserap di dunia kerja dan berhasil merealisasikan cita-citanya dibantu oleh putranya yang bernama I Made Dwipayana Putra, S.H. Anaknya menikah dengan orang Jepang dan sekarang bekerja dan menetap disna agar dapat mengawasi dan membimbing para siswa yang magang di Jepang. I Wayan Surim dan Martina berharap LPK Dwipayana Cipta Kerja dapat semakin berkembang dan terus meningkatkan kualitas fasilitas serta pelayanan. Sehingga nantinya dapat menyerap lebih banyak lagi tenaga pemagangan demi mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang lebih baik di negara ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!