Lihat Potensi Sekitar dan Jadikan Peluang Ide Bisnis
Sebagai generasi muda, kreativitas dan inovasi sangat di perlukan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Kreativitas dan inovasi bisa saja terbesit secara spontan dalam benak seseorang. Namun, ada pula kreativitas dan inovasi itu muncul sebab dari dorongan keadaan. Itulah gambaran yang cocok bagi I Kadek Martha Yoga Prayadnya.
I Kadek Martha Yoga Prayadnya atau yang kerap disapa Yoga merupakan pria pekerja keras kelahiran Denpasar 26 Maret 1988. Terlahir dari latar belakang keluarga yang berprofesi sebagai seorang Guru Sekolah Dasar di Karangasem. Tinggal dan disebarkan di Karangasem Manggis oleh orang tuanya karena mendapat tugas mengajar di salah satu sekolah dasar yang ada di Karangasem Manggis.
Tinggal di Karangasem Manggis hingga lulus masa putih biru di SMP Negeri 2 Manggis. Kemudian, Yoga melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Sidemen. Saat bersekolah di SMA Negeri 1 Sidemen, Yoga tinggal di kos-kosan selama 3 tahun. Di sana banyak sekali hal-hal baru yang didapatnya, seperti rasa kekeluargaan, melihat proses bagaimana sesorang memulai bisnis yang dibangun dari nol hingga berhasil sukses. Itulah yang menumbuhkan jiwa entrepreneurship dari sosok Yoga.
Lulus dari SMA Negeri 1 Sidemen, Yoga melanjutkan pendidikannya di Undiksha (Universitas Pendidikan Ganesha). Saat mengenyam pendidikan perguruan tingginya, ia mulai merinits usaha yang sekiranya dapat menyokong biaya perkuliahannya. Usaha yang dibuka adalah konter HP, tepatnya pada tahun 2008.
Konter yang dibukanya menyediakan servis HP, isi ulang pulsa HP dan menyediakan aksesori HP. Awal dibukanya konter itu, customer sudah banyak dan penghasilannya mencukupi biaya perkuliahan Yoga di Undiskha. Namun, yang namanya usaha sudah tentu ada saja cobaan yang dihadapi. Salah satu cobaan terberat yang dihadapi Yoga yaitu saat menjadi korban penipuan SMS isi saldo pulsa HP. Uang sebesar 2 juta harus ia relakan karena menjadi korban penipuan. Sungguh kecewa Yoga saat harus menapaki kejadian tersebut, namun ia tetap bangkit dari kejadian buruk itu.
Usaha konternya buka cukup lama yaitu selama 3 tahun. Konternya ditutup saat tahun 2011, tepatnya saat ia lulus kuliah. Itu dikarenakan Yoga mendapat pekerjaan mengajar di salah satu yayasan. Yoga bekerja cukup lama di yayasan tersebut dan penghasilannya ia gunakan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Dari awal berpenghasilan, Yoga sudah meringankan beban kedua orang tuanya.
Seiring berjalannya waktu, orang tua Yoga pensiun menjadi seorang Guru PNS, sehingga membuat Yoga terpacu untuk membuka suatu bisnis usaha. Selain itu, karena tersedianya lahan kosong milik orang tuanya seluas 6 are yang dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah oleh oknumoknum yang tidak cinta terhadap lingkungan dan tidak bertanggung jawab.
Yoga sangat ingin memanfaatkan lahan tersebut sebagai tempat ia memulai bisnis usaha, kemudian meminta izin kepada orang tua dan berdiskusi usaha apa yang cocok dibukanya. Melihat keseharian masyarakat sekitar yang kerap memarkir mobil di jalan raya, sehingga Yoga sudah melihat peluang bisnis yang pas yaitu membuka sewa garasi mobil.
Benar saja, baru dibukanya sewa garasi mobil tersebut sudah memenuhi slot tempat sewa. Itu menandakan sebelum membuka bisnis sangat diperlukan survei lapangan agar dapat melihat potensi dan peluang usaha yang cocok untuk dirintis. Sehingga, hasil sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan sebelumnya.
Tidak cukup hanya sewa garasi saja, dikarenakan lahan seluas 6 are itu cukup luas dan menyisakan ruang seluas 12 meter membuat Yoga kembali harus berpikir akan membuka bisnis apa selanjutnya. Kembali lagi potensi ia jadikan acuan dalam menentukan ide bisnis.
Bagi Yoga, bisnis yang berpeluang adalah Car Wash. Kemudian 2 tahun setelah dibukanya sewa parkir mobil, tepatnya tahun 2019 ia mulai membuka “My Car Wash”. Rupanya My Car Wash mendapat respons positif dari masyarakat sekitar. “Kami di My Car Wash sangat memprioritaskan kejujuran, keamanan, kebersihan dan kenyamanan customer”, ungkap Yoga.
My Car Wash mendapat paling tidak 10 sampai 20 mobil yang siap dibersihkan setiap harinya. Namun, di masa pandemi Covid-19 ini, Yoga mengaku grafik customer mengalami penurunan yang sangat drastis. Di masa pandemi ini My Car Wash rata-rata perharinya hanya mendapat 3 sampai 5 customer saja. Tetapi, Yoga tetap bersyukur karena Tuhan masih membukakan pintu rezeki pada dirinya.
Harapan Yoga ke depannya yaitu tentu berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir agar kondisi kembali normal. Yoga juga berkeinginan membuka cuci uap, salon mobil dan juga bengkel ke depannya.
“Pandai-pandailah dalam melihat potensi yang ada di sekitar. Jadikan potensi itu sebuah peluang dalam memulai bisnis. Jangan pernah takut dan berhenti untuk mencoba, terus coba dan berusaha untuk bisa bangkit. Niscaya, bisnis tersebut pasti akan berhasil”, pesan Yoga kepada generasi muda.