Langkah Demi Langkah Terus Bertahan dan Berkawan dengan Teknologi Online

Bila Anda melewati kawasan Jalan Diponegoro, Anda pasti sudah tidak asing dengan toko sepatu yang telah berusia 36 tahun ini. Toko Sepatu bernama Simpatik tidak hanya menjual sepatu, tapi juga tas, fashion, dan perlengkapan seragam sekolah lainnya. Namun seiring perkembangan zaman, masyarakat tidak perlu lagi melakukan kegiatan jual beli secara bertatap muka. Teknologi perdagangan secara online, pun harus diakui Aditya Yudhi Nugraha, menjadi sebuah tantangan yang cepat atau lambat pasti ada dan harus dihadapi.

Suka duka dalam memiliki usaha sepatu, bisa dikatakan dalam setahun penjualan yang cukup baik dan signifikan ialah di bulan Juni-Juli. Karena anak-anak sekolah biasanya libur sekolah, mereka suka mencari sepatu baru. Toko menjadi lebih ramai. Bila di bulan yang lain, mungkin tidak seramai bulan tersebut.

Sebelum mulai berbisnis sepatu, orangtua berangkat dari Solo, kemudian merantau ke Bali pada tahun 1977. Di Bali bekerja masih ikut perusahaan orang, sampai pada tahun 1979 merintis toko sepatu pertama kali berlokasi di Jalan Veteran, hingga berjalan kurang lebih selama empat tahun. Tahun kelima, toko sepatu tersebut kemudian mendapat lokasi di Jalan Diponegoro berkisar tahun 1983/1984 dan resmi menggunakan nama Toko Sepatu Simpatik yang sudah dikenal banyak orang.

Pada masa itu Toko Simpatik, kondisi riilnya sebagai pemula atau pemain awal dalam usaha sepatu di wilayah Denpasar. Di saat bisnis sepatu tengah berjalan, tahun 1984 ayah Aditya meninggal dunia karena sakit, bisnis tersebut kemudian diteruskan oleh ibunya, aktif hingga pada tahun 2008. Dilanjutkan olehnya pada tahun 2009, sebagai anak tunggal, sekaligus generasi kedua dalam keluarga, bisnis tersebut kemudian diwariskan kepadanya.

Di masa ia memegang usaha tersebut, Aditya tidak bisa menampik tuntutan zaman, mendorong seseorang untuk melakukan perubahan. Ia pun seolah mengulang kembali perjuangan ayahnya untuk membangun usaha. Beruntung saat ibunya masih sebagai pimpinan, ia ikut membantu pekerjaan sekaligus mempelajari ilmu-ilmu administrasi dalam bisnis, meliputi segala sesuatu yang terkait dengan kegiatan operasional yang masih bersifat konvesional.

Di tangannya, segala operasional penjualan dan pembelian toko dipermudah dengan teknologi mengolah data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Ia juga melakukan inovasi-inovasi dengan pemetaan ulang produk yang dijual agar terlihat lebih rapi dilakukan selama dua hingga tiga tahun, hingga mantap dengan tampilannya pada tahun 2013 hingga saat ini.

Seperti roda yang terus berputar, Toko Simpatik pernah berada posisi di atas maupun bawah. Pernah menuai keuntungan sebelum tahun 2013, setelah itu para kompetitor pun bertambah banyak, diikuti dengan trend online shop yang mulai marak bermunculan, hal ini sempat membuat Toko Simpatik mengalami penurunan dari segi aset dan penjualan. Aditya menyadari dan memaklumi, dalam hidup ini perubahan itu pasti ada, terlebih perubahan teknologi, seiring dengan perkembangan zaman.

Demi tetap mempertahankan usaha yang telah diwariskan orangtua kepadanya, Aditya pun didorong untuk terus berinovasi, mulai dari menambah kerjasama dengan beberapa sekolah, kantor, koperasi bahkan hotel untuk melakukan pemesanan sepatu, seragam, atau belanja dengan menggunakan sistem kupon, yang pembayaran dapat dicicil maksimal tiga kali, setelah pengiriman tagihan.

Terus melakukan pembenahan, hal inilah yang menjadi fokus Aditya saat ini, ingin mengembalikan kejayaan di masa orangtua dahulu, di mana berhasil memegang ratusan anggota pengurus kupon sebagai pelanggan tetap, meski kini setelah online shop dan kompetitor di usaha yang sama semakin menjamur keberadaannya, sehingga jumlah pelanggan mengalami penurunan, tidak mengurungkan semangat Aditya untuk terus berjuang dan tetap semangat dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi. Komunikasi dan kerjasama pun terus dilakukan dengan seluruh staf toko, harus ada perbaikan dan perubahan, dapat terus lanjut dan bertahan, di tengah kondisi ini, menjelang tahun baru 2020

Aditya berharap Toko Sepatu Simpatik ke depannya bisa terus berjaya dan dapat diteruskan hingga turun menurun ke anak cucu, mampu memberi hal positif sebagai toko sepatu di Denpasar yang juga sudah banyak memiliki pelanggan, sekaligus tidak ingin mengecewakan masyarakat yang masih mengunjungi tokonya. Tantangan ke depan sebagai toko sepatu lokal juga harus bisa menjangkau market yang lebih luas lagi melalui penjualan online. Sudah selama 36 tahun berdiri, harus terus bisa survive, menemani perjalanan, langkah demi langkah setiap golongan masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!