Lampaui Tantangan Industri Hospitality di Tengah Pandemi
Mengubah sudut pandang terhadap permasalahan yang tengah dihadapi, demikian yang dilakukan CEO Dijiwa Sanctuaries, I Nyoman Suwamana Wahyu Putra. Di tengah badai krisis yang menghantam pariwisata Pulau Dewata, ia justru berani tampil dengan gebrakan yang pada awalnya mengundang tanda tanya besar. Langkahnya dalam menggarap pangsa pasar bisnis akomodasi yang masih potensial ternyata terbukti mendatangkan secercah harapan bagi pelaku pariwisata lainnya, baik bagi para pemilik properti maupun sumber daya manusia yang tersedia.
Masa pandemi yang berlangsung sejak 2020 menyisakan cerita pilu bagi masyarakat di Bali. Pulau yang selalu hingar bingar dengan aktivitas dari para pelancong, dalam waktu singkat menjadi cukup sunyi. Sebagai salah satu individu yang merasakan imbas dari penurunan pariwisata di masa pandemi, I Nyoman Suwamana Wahyu Putra berupaya menjawab tantangan di depan mata. Pria yang telah mengukir pengalaman selama 23 tahun sebagai hotelier itu mengatakan, meski pandemi tengah berlangsung namun produk pariwisata masih ada dan begitu pun sumber daya manusia masih tersedia. “Bagaimana cara agar hotel-hotel yang masih eksis ini keep running di masa pandemi. Dari tantangan inilah, lahir Dijiwa Sanctuaries,” ujar pria yang memiliki pengalaman karier di sejumlah hotel dan resor terkemuka di Bali tersebut.
Tepatnya pada 1 April 2021 lalu, Suwamana Wahyu Putra bersama tim yang terdiri dari para ahli di industri hospitality, finance, marketing, meluncurkan brand Dijiwa Sanctuaries. Hotel Management Company ini memprakarsai konsep akomodasi di dunia tersembunyi yang selaras dengan lingkungan dan budaya. Di sisi lain tetap menampilkan kemewahan, kesan eksotis dan romantis. Brand ini dihadirkan bertujuan untuk memberikan pengalaman yang dikurasi secara holistik untuk semua properti yang dikelola oleh Dijiwa serta kepada para tamu tamunya.
Lahir dari penggabungan antara passion dan pengalaman, hal itu menjadi inspirasi bagi Suwamana Wahyu Putra dalam memilih nama. Dijiwa berarti “jiwa”, menggambarkan bahwa apa yang dikelola tersebut digerakkan oleh jiwa dan semangat dalam menjamin kesempurnaan pada setiap pelayanan yang diberikan kepada para tamu ketika menginap di properti yang tergabung di bawah manajemen Dijiwa Sanctuaries. Hal itu juga menjadi alasan bagi Suwamana Wahyu Putra tidak menggunakan istilah “hotel and resort”, kata sanctuaries dianggap lebih tepat mewakili penggambaran konsep manajemen hotelnya.
Selama satu tahun beroperasi, Dijiwa Sanctuaries berhasil menggandeng 12 properti yang tersebar di Bali maupun daerah Indonesia Timur. Koleksinya mencakup berbagai properti berstandar bintang 5 dan bintang 4 yang luar biasa serta berlokasi di destinasi-destinasi yang populer. Menggabungkan desain yang modern dengan estetika lokal untuk menciptakan ruang yang kontemporer, keseluruhan properti tersebut benar-benar mewakili atmosfer destinasi sesungguhnya.
Ke depannya, Dijiwa Sanctuaries akan lebih banyak menggandeng para pemilik properti lainnya namun dengan tetap berada pada prinsip nilai yang telah ditetapkan antara lain dynamic, integrity, joyful, innovative, wellbeing dan attitude, serta mendukung pariwisata berkelanjutan dengan menjaga keselarasan hubungan antara manusia, alam dan spiritual.