Kuliner Babi Guling Modern yang Didedikasi untuk Sang Ibu

Berawal dari keluarga yang merupakan pecinta kuliner Balinese food yang setidaknya tiga kali dalam seminggu, pasti mengonsumsi babi guling. Kemudian faktor ayah yang memiliki hobi memasak, bahkan tak pernah absen dalam kegiatan mebat atau kegiatan masak bersama-sama untuk kebutuhan upacara agama, yang identik dengan potong hewan. Gde Roja Pranajaya Siadja, sang putra yang didampingi ibunya, Nyoman Cynthia dan ayahnya, Gede Dananjaya memiliki ide untuk membangun usaha kuliner. Agar tak hanya sibuk menikmati kuliner milik orang lain saja, namun mulai memperkenalkan keahlian, seberapa jauh patut diapresiasi.

Tak hanya sekedar berwisata kuliner, Gde Roja dan keluarga yang mulai terbesit merintis usaha kuliner, sekaligus melakukan studi banding, dari kuliner ke kuliner lainnya, apakah masakan rumahan mereka sudah cukup baik untuk ditawarkan kepada masyarakat. Faktanya, ternyata ada salah satu olahan yang mereka biasa sajikan di rumah, tak umum ditawarkan kepada khalayak ramai. Hal ini membuat Gde Roja dan keluarga semakin yakin akan membuka kuliner babi guling mereka, yang beda daripada yang lain.

Resep yang diramu dalam olahan babi guling di “Ocin Babi Guling & Samsam” merupakan turun-temurun telah dinikmati keluarga, namun belum ada yang berinisiatif untuk memperkenalkannya. Seperti pada olahan lawar, dari penampakan luar, memang sama dengan lawar kebanyakan di Kota Gianyar, tapi rasanyalah yang menjadi pembeda. Tanpa basa-basi lagi, setelah mempersiapkan lokasi, barulah di tangan keluarga Gde Roja, ide brilian untuk mengimplementasikannya dalam sebuah usaha, terwujud di Jl. Ambarawati No.1, Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

Namanya olahan babi guling, sudah pasti harus menghasilkan daging babi yang berkualitas. Tantangan tersebut yang paling dirasakan Gde Roja saat merintis Ocin Babi Guling & Samsam. Pria berusia 20 tahun ini, mengungkapkan proses pemanggangan babi, dengan diguling-gulingkan, dilakukan oleh keluarga, bukan sengaja mencari yang expert. Memang dalam proses tersebut tidak mudah, tapi mereka cukup memiliki pengetahuan sebelum proses pemanggang. Seperti mengetahui umur babi, berat minimal 40 kg agar mendapatkan kadar daging dan lemak yang ideal.

Di sebuah lokasi yang menyatu dengan alam, ditambah garapan seni mural oleh sang profesional, Ocin Babi Guling & Samsam resmi diperkenalkan pada 21 Desember 2021. Menghadirkan menu seperti nasi lawar bagi mereka yang tidak mengonsumsi daging babi dan yang menjadi best seller, yakni daging samsamnya dan masih banyak lagi varian menu lainnya. Meski menyajikan menu tradisional, dengan tegas Gde Roja mengungkapkan, usaha kulinernya mengusung konsep modern. Mulai menu yang dihadirkan memiliki kualitas kehigienisan sampai siap disantap pengunjung, apalagi di masa pandemi ini, tak hanya menimbang rasa, pengunjung juga kadang mengkhawatirkan prokes dari pengolahannya. Jadi pria yang masih berkuliah di jurusan hospitality Ini, sekali lagi sangat concern dengan prokes para karyawan, begitu juga dengan prokes pengunjung yang datang. Agar sama-sama nyaman dan aman dalam menyantap makanan. Dalam segi pelayanan, tak memandang pengunjang ramai atau sepi, para karyawan dipastikan tetap konsisten dengan keramah-tamahan mereka.

Dalam mempromosikan Ocin Babi Guling & Samsam, Gde Roja mendahulukan memperkenalkan pada kerabat dan rekan-rekannya, kemudian di era digitaliasi, media sosial pun tak bisa ditampik menjadi media yang strategis untuk Ocin Babi Guling & Samsam lebih dikenal lebih luas. Bahkan ada yang membuat konten di kuliner yang berkaryawankan 18 orang ini, demi mengundang view, melalui kanal Youtube mereka. Respons di masa pembukaan awal pun luar biasa, tanpa persiapan sistem yang matang antara kitchen dan pesanan yang masuk, tak menduga akan seramai itu pengunjung yang berdatangan dan menu pun laris manis. Alhasil rencananya akan tutup jam 5 sore, sudah tutup lebih awal pada jam 2 siang.

Agar mampu terus bertahan ke depannya, konsistensi menjadi pondasi sangat penting dalam menjaga seluruh lingkup usaha, terutama cita rasa. Tapi juga tak menutup kemungkinan akan menciptakan inovasi-inovasi baru, yang bisa saja tak kalah akan mendapat respons positif dari pencapaiannya saat ini. Dengan mengangkat nama “Ocin” yang tak lain merupakan nama dari Sang Ibu, Gde Roja mengungkapkan usaha kuliner ini didedikasikan untuk ibu yang selalu memberi dukungan, atas segala keputusan yang ia ambil dan rasa bangga beliau seberapa pun tingkat pencapaian yang ia peroleh.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!