Kontribusi Memajukan Sektor Pengolahan Ikan di Bali – Yanidilla Adilindo
Kesuksesan yang dicapai seseorang tidaklah terasa lengkap bahkan tidak memiliki makna apabila tidak bisa ikut dinikmati orang-orang di sekitar. Itulah prinsip hidup sosok pengusaha putra daerah Bali bernama Ketut Adil Darmayasa. Pria yang menjalankan usaha di bidang pengolahan ikan tersebut berupaya menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Berkat wawasan yang dimiliki terkait industri perikanan ia tidak hanya sukses mengembangkan usaha secara mandiri juga ikut berperan dalam membentuk kelompok usaha UMKM perikanan. Serta vokal memperjuangkan aspirasi pelaku usaha perikanan agar didengar oleh para pemangku kebijakan.
Kekayaan alam bahari Indonesia merupakan suatu anugrah bagi bangsa ini. Sejak dahulu nenek moyang masyarakat Indonesia telah menyadari potensi sumber daya alam laut Indonesia sehingga industri kemaritiman nusantara sempat mengalami masa kejayaan. Sementara di masa kini, salah satu sub industri kelautan yaitu perikanan masih tetap dikembangkan walaupun bukan menjadi penopang utama perekonomian bangsa.
Salah satu pengusaha yang mau mengolah potensi perikanan yang demikian menjanjikan adalah Ketut Adi Darmayasa. Ia bergerak di industri perikanan dan berfokus pada bidang pengolahan dan pemasaran produk hasil tangkapan laut bermodalkan pengalaman puluhan tahun berkarir di bidang terkait. Pemilik CV. Yanidilla Adilindo tersebut menyediakan produk-produk perikanan dengan kualitas premium yang dijual ke pasar lokal, luar daerah Bali, hingga menembus pasar ekspor.
“Kami memasarkan produk perikanan ke beberapa daerah maupun negara lain, antara lain Jakarta, Bekasi, Batam, Bintan, Tiongkok, Bangkok, Hongkong, dan Singapura,” ujar Adil Darmayasa.
Salah satu produk unggulan CV. Yanidilla Adilindo adalah ikan Tuna jenis Bluefin. Ikan tersebut merupakan satu jenis tuna di dunia yang dapat tumbuh besar dan mencapai berat ratusan kilogram. Adil Darmayasa menjelaskan bahwa kualitas ikan jenis ini sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayah perairan tempat hidup. Pada dasarnya ikan tuna merupakan spesies ikan yang hidup bermigrasi dan menurut pengalaman Adil Darmayasa ikan tuna bermigrasi memiliki daya tawar tinggi.
Perjalanan Usaha
Karakter mandiri dibarengi dengan sikap berani untuk keluar dari zona nyaman telah bertumbuh dalam diri Adil Darmayasa sejak masa remaja. Pria kelahiran Lampung, 15 Oktober 1972 ini merupakan putra dari orangtua yang berprofesi sebagai petani. Sehingga bungsu dari enam bersaudara ini telah terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Namun meski kondisi ekonomi keluarganya jauh dari kata mampu, hal itu tidak membatasi Adil Darmayasa untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Adil Darmayasa belajar hidup mandiri sejak lulus sekolah dasar dan melanjutkan ke SMP yang ada di Tulang bawang, Lampung. Hal itu membuatnya harus tinggal berpisah dengan orangtua serta ikut saudara sepupunya hidup di perantauan. Begitu pula saat ia melanjutkan ke SMA, ia memberanikan diri merantau ke Bogor dan tinggal bersama orangtua angkatnya.
Begitu tamat SMA, di sinilah awal perjalanan Adil Darmayasa dalam mengenal dunia perikanan. Ia melanjutkan perguruan tinggi ke Akademi Usaha Perikanan pada tahun 1995 yang nantinya akan mengantarkannya pada karir di kedinasan. Namun tidak sampai pada jelang pengangkatan profesi, ia memilih untuk merantau ke Bitung Sulawesi Utara untuk bekerja di salah satu perusahaan Jepang. Tahun 1998 ia pulang ke tanah asal orangtuanya yaitu Bali dan bekerja di pengolahan ikan tuna yang ada di Benoa.
Setelah dua tahun mengantongi pengalaman dalam bidang pengolahan, pengemasan hingga proses pemasaran ikan tuna, Adil Darmayasa berkeinginan untuk mencoba berusaha secara mandiri. Dengan modal sebesar dua ratus ribu rupiah ia membeli tetelan Tuna untuk dipasarkan di rumah makan yang ada di sekitar area Denpasar. Setelah enam bulan usahanya berjalan, ia memberanikan diri mengontrak tanah di Jalan Gurita Denpasar untuk membangun tempat pemotongan ikan. Lewat kerja kerasnya disertai upaya mempertahankan kualitas produk usaha, hanya dalam enam bulan saja ia telah mampu mendapat kepercayaan untuk mengelola hasil tangkapan dari 75 kapal tangkap yang ada di Benoa.
Selama 20 tahun mengembangkan usaha di bidang pengolahan dan pemasaran perikanan, suami dari Ketut Supriyani ini tidak hanya berhasil memajukan taraf kehidupan pribadi. Ia pun berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian daerah dengan menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar tempat usahanya.
Selain itu, pria yang menjunjung prinsip berbagi ini aktif dalam upaya memajukan kesejahteraan pelaku UMKM perikanan. Salah satunya adalah dengan menggagas dan membentuk Forum Pelaku Usaha Perikanan (F-Pelukan) Bali. Lewat forum ini pula ia kerap vokal menyampaikan aspirasi para pelaku usaha perikanan khususnya kepada pembuat regulasi di pemerintahan.
“Harapan kami agar Pemerintah Provinsi Bali dapat memfasiltasi dan mempermudah ijin IMB serta membantu kami mencarikan tempat pengolahan ikan dengan kapasitas besar sehingga pelaku UMKM. Selain itu mendorong pemerintah pusat untuk menerbitkan SKP segmen UMKM yang sederhana sehingga tidak lagi menghambat pelaku UMKM untuk melirik pasar ekspor,” tegas Adil Darmayasa.
Ia juga kerap tampil dalam event-event yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan maupun program yang terkait industri kelautan. Sebut saja ikut berperan dalam mensosialisasikan program pemerintah “Gemar Makan Ikan”, salah satunya jenis Ikan Kembung yang dinilai memiliki banyak aspek untuk meningkatkan gizi masyarakat.
Sebagai tindak lanjut dari program tersebut, Adil Darmayasa mengajak pelaku UMKM perikanan untuk membentuk Rumah Pangan yang akan direalisasikan tahun 2021. Diharapkan nantinya keberadaan Rumah Pangan ini juga dapat memberdayakan nelayan tangkap tradisional dan menumbuhkembangkan UMKM pengolahan dan pemasaran perikanan di Bali.
Selain mendukung program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha pengolahan perikanan Adil Darmayasa juga mendukung adanya pembentukan kelompok nelayan budidaya. Misalnya saja Kelompok Nelayan Budidaya Rumput Laut Segara Dana Asih, Desa Lembongan, Kabupaten Klungkung. Adil Darmayasa juga salah satu tokoh pengusaha yang lantang menyuarakan ide Pembangunan Kawasan Industri Perikanan Terpadu yang menurutnya sangat cocok dibangun di Bali Barat.
Adil Darmayasa memiliki harapan lainnya yaitu agar Bali tidak lagi terlalu mengagungkan industri pariwisata saja. Terbukti industri tersebut tidak selamanya berjaya dan kapan saja dapat tumbang. Sementara jika industri di luar Bali dapat dimaksimalkan seperti misalnya industri perikanan, tentunya akan menjadi suatu kekuatan ekonomi yang dapat diunggulkan.