Kompak Jalani Lika Liku Usaha di Bisnis Retail – Pande Putri Group

Kesuksesan nyatanya bukanlah hal eksklusif yang hanya dapat diperoleh individu tertentu saja. Siapa saja memiliki kesempatan yang sama untuk membuka sebuah pintu bernama kesuksesan. Hal yang membedakan adalah seberapa kuat usaha yang dilakukan untuk dapat menemukan kunci kesuksesan tersebut. Demikian pula pengalaman seorang pengusaha bernama I Ketut Suardika yang telah berhasil menggoreskan cerita kesuksesannya lewat kerja keras dan usaha tiada henti. Simak kisah perjuangannya bersama istri tercinta Ni Nyoman Ayu Sudiani yang kompak merintis usaha hingga menjadi pemilik grup usaha retail terkemuka di Denpasar.

Masyarakat yang tinggal atau berdomisili di wilayah Sanur pastinya sudah tidak asing dengan swalayan bernama Pande Putri. Tempat berbelanja yang beralamat di Jl. Tirta Nadi II No 23 ini menyediakan aneka kebutuhan pokok yang lengkap dan harga yang kompetitif. Lokasinya yang berada di kawasan wisata menjadikan tempat ini tidak hanya dikunjungi warga lokal saja, melainkan juga menjadi tempat berbelanja bagi wisatawan yang singgah ke daerah tersebut.

Salah satu hal yang membuat tempat berbelanja dengan motto “Pande Putri, Lebih Dekat, Lebih Murah” ini diminati masyarakat adalah fasilitas promo yang kerap diselenggrakan. Selain itu bagi pelanggan yang sering berbelanja di Pande Putri mendapat fasilitas khusus berupa poin member. Setiap transaksi pembelanjaan yang dilakukan pembeli akan mendapat reward berupa poin yang dapat dikumpulkan. Kemudian di periode tertentu poin tersebut dapat ditukarkan hadiah sesuai promo yang berlaku.

 

Strategi pemasaran seperti demikian, ternyata menunjukkan hasil yang positif. Terbukti dalam jangka waktu satu dekade sejak awal didirikan, Pande Putri berkembang pesat hingga dibuka dua cabang lainnya. Selain Pande Putri Swalayan yang berada di Jalan Tirta Nadi, ada pula dua cabang lainnya yang masih berlokasi di seputaran Sanur. Pertama di Jalan Danau Buyan No. 34 A dan yang kedua yakni di Jalan Batur Sari No. 188 Sanur.

Kesuksesan pemilik Pande Putri Swalayan, Ketut Suardika, dalam mengembangkan usahanya itu tidak terlepas dari perjuangan yang bisa dikatakan tidak instan. Di samping itu, terdapat dukungan Sang Istri yang juga mau berjuang bersama-sama dari titik nol. Pasangan ini merintis usaha sejak sebelum menikah dan masih dalam satu komitmen hingga saat ini dikaruniai dua putra satu putri.

Merintis Usaha

Agaknya jiwa berniaga yang dimiliki Ketut Suardika menurun dari orangtuanya yang berprofesi sebagai pedagang. Pria kelahiran Negara, 23 Desember 1974 ini kerap melihat ayah dan ibunya bekerja sebagai penjual yang menjajakan dagangan di pasar. Meski demikian, Ketut Suardika mengaku sewaktu kecil tidak pernah bercita-cita ingin meneruskan profesi orangtuanya.

Terbukti, putra pasangan I Nyoman Rubud dan Dayu Putu Padmini Ini memilih melanjutkan pendidikan Diploma I Pariwisata. Ia ingin menggeluti profesi di pariwisata lantaran industri tersebut tengah naik daun. Begitu lulus, ia kemudian diterima bekerja di salah satu hotel di Bali. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena ia merasa pekerjaan itu tidak sejalan dengan passion yang dimilikinya.

Bermodal kenekatan, ia mengajak salah satu rekannya untuk membuka usaha bengkel di kampung halamannya di Jembrana. Ternyata jalan takdir mengatakan bahwa ia tidak cocok menjalankan usaha di bidang otomotif. Hanya dalam waktu tiga tahun saja usaha itu mampu bertahan. Selanjutnya Ketut Suardika memilih kembali merantau ke Denpasar dan bekerja di sebuah hotel management.

Saat masa perantauan itu pula, ia dipertemukan oleh perempuan pujaan hati, Ni Nyoman Ayu Sudiani. Merasa yakin akan meminang wanita yang dicintainya itu suatu hari nanti, Ketut Suardika pun berusaha lebih ekstra mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Pada tahun 2003 calon istri sudah memiliki warung kecil-kecilan yang merupakan cikal bakal swalayan saat ini. Usaha itu dijalankannya di samping tetap bekerja sebagai karyawan di perusahaan hotel management.

Tiga tahun setelah merintis usaha, ia pun berani mempersunting Sang Istri. Kebahagiaan pasangan ini semakin lengkap tatkala setahun kemudian dikaruniai seorang putra. Selain bersama-sama membina rumah tangga, Ketut Suardika juga satu kata dalam hal menjalankan usaha. Mereka berdua bersatu padu mengembangkan usaha retail yang telah dirintis dari nol dan modal usaha sendiri tersebut.

Otodidak

Ketut Suardika mengaku bahwa saat awal merintis usaha ia sangat awam dengan seluk beluk dunia retail. Ia sendiri tidak menyangka jika usaha yang bermula dari sebuah warung kelontongan bisa menjelma menjadi swalayan bahkan memiliki tiga cabang usaha. Ia bercerita perjuangannya belajar secara otodidak tentang tata niaga usaha retail setelah usahanya kian berkembang. Ia dan istri selalu menyempatkan diri membaca buku-buku referensi tentang teknik pemasaran maupun pengelolaan usaha retail.

Berbekal keyakinan, pada tahun 2009 Ketut Suardika memutuskan membuka cabang kedua yaitu di Jalan Danau Buyan. Cerita unik di balik pendirian cabang kedua tersebut yaitu Ketut Suardika dan istrinya tidak bisa tidur nyenyak selama dua minggu. Pikiran mereka berkecamuk soal mencari modal tambahan hingga mencari supplier yang akan menjadi rekanan usaha nanti.

Pelan namun pasti, pasangan yang telah menikah selama 15 tahun ini akhirnya menemukan solusi dari permasalahan mereka. Pada saat cabang mereka akan dibuka, banyak rekanan supplier yang mempercayakan produk mereka tanpa harus menyetorkan uang terlebih dahulu. Selain itu di sisi permodalan mereka mendapat dukungan dari pihak bank.

Kini usaha yang dijalankan Suardika dan istri kian berkembang, tidak hanya di bisnis jual beli kebutuhan pokok saja. Pria yang hobi berkendara offroad ini melebarkan sayap usahanya ke beberapa lini. Ada usaha penjualan barang elektronik dengan nama usaha Sanur Electronic (Jl. By pass ngurah rai no.359 sanur). Usaha lainnya yaitu Pelangi Baby Shop yang berfokus pada penjualan perlengkapan bayi. Ada juga Warung Ayu yang menyediakan aneka kuliner nusantara dan Bali. Keseluruhan usaha tersebut dikelola dalam satu manajemen Pande Putri Group dimana Suardika bertindak sebagai Direktur.

Berbagi

Walaupun bisa dikatakan masuk ke jajaran pengusaha sukses, namun tidak membuat Ketut Suardika menjadi pribadi yang tinggi hati. Kesehariannya diwarnai oleh sikapnya yang sederhana. Salah satunya terlihat dari cara memanajemen SDM yang dimilikinya. Seluruh staf dianggap sebagai rekan usaha yang memiliki visi yang sama yaitu memajukan perusahaan. Suasana kekeluargaan pun terjalin antar karyawan juga antara karyawan dan manajemen.

Berbagai lini usaha yang dikembangkan Suardika beserta istrinya, nyatanya berdampak positif dalam upaya membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Saat ini grup usaha Pande Putri setidaknya telah menyerap puluhan tenaga kerja. Selain dampak ekonomi, usaha tersebut juga memberikan dampak positif pada sosial dan lingkungan. Setiap tahunnya, Pande Putri Group berbagi kebahagiaan kepada anak-anak di panti asuhan melalui dana CSR perusahaan. Selain itu saat perayaan ulang tahun perusahaan, Suardika mengajak para stafnya untuk melaksanakan kegiatan pembersihan lingkungan di seputaran Sanur. Hal ini merupakan bentuk rasa terima kasih dan rasa syukur atas dukungan yang diberikan kepada mereka.

Ketut Suardika juga mengucapkan terima kasih kepada kakak ipar I Made Sukarta dan kedua mertua tercinta dan berpesan kepada generasi muda lainnya yang saat ini tengah berjuang merintis atau mengembangkan usaha untuk selalu mengutamakan sikap kejujuran. Pria yang masih gemar membantu Sang Istri membersihkan rumah ini mengatakan lewat kejujuran itulah mampu membuka pintu kepercayaan dari banyak orang.

Selain itu ketut Suardika meyakini bahwa setiap usaha yang dijalankan harus dilandasi oleh keyakinan. Tidak perlu ragu apakah nantinya usaha tersebut akan berhasil atau tidak, terpenting berusaha secara maksimal terlebih dahulu. “Setiap orang telah memiliki porsi rezeki masing-masing,” demikian prinsip Ketut Suardika.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!