Ketahanan dan Pertumbuhan Bisnis Mobil Bekas di Tengah Pandemi

Selain menghadapi kenyataan penurunan nilai jual beli mobil, I Ketut Dedik Surdika memandang ada peluang positif dalam bisnisnya, Megasari Motor. Hal itu yang membuatnya tidak mudah menyerah di tengah kondisi krisis pandemi, meskipun ia tak lagi fokus pada profitabilitas, tetapi lebih pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Alasan Dedik tetap mempertahankan bisnisnya dengan melihat peluang besar banyaknya orang mengalami kesulitan ekonomi, memilih untuk menjual kendaraan mereka, bahkan dengan harga yang lebih rendah. Dedik melihat ini sebagai peluang untuk memperluas jangkauan bisnisnya, tak hanya terbatas di Bali, juga kesempatan menjual ke luar Bali.

Tamat kuliah dari jurusan Akuntansi, Dedik langsung melamar di perusahaan pembiayaan motor pada tahun 2004. Ia memulai kariernya di perusahaan tersebut sebagai Marketing Officer sambil mengamati dan menggali ilmu dalam industri ini. Awalnya, Dedik bekerja di divisi motor baru, kemudian dipindahkan ke divisi motor bekas yang peluang bisnisnya ternyata lebih luas. Meskipun Dedik sudah menempati posisi Supervisor pada tahun 2011 dan menikmati kondisi ekonomi yang sabil, ia tetap tertarik untuk terjun ke dunia bisnis motor bekas, apalagi ada rekan yang memiliki showroom motor. Dengan ditambah pengalaman yang telah diperolehnya, Dedik yakin bahwa ia memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjalankan bisnis motor bekas. Maka di tahun 2013, ia pun memutuskan untuk mundur dari perusahaan dan mengejar peluang tersebut.

Dedik awalnya memilih bisnis jual beli motor sebagai langkah pertamanya. Dengan penuh keberanian, ia menyewa ruko dan menggunakan modal sebesar Rp40 juta untuk memulai usahanya. Dedik kemudian menyediakan 8 hingga 10 unit motor, dengan fokus pada tipe-tipe motor keluaran tahun lama, seperti merek Honda Supra. Namun di tengah perjalanan, Dedik menemukan tantangan yang sulit diatasi, seperti kesulitan mencari stok motor dan kurangnya relasi, sehingga bisnisnya ditutup setelah 1,5 tahun. Di samping itu, sebagai anak laki-laki tunggal, ia juga harus mengatur waktu untuk merawat orang tua yang sakit di Singaraja. Pada tahun 2015, menghadapi tantangan tersebut, Dedik memutuskan untuk menjual seluruh stok motor yang dimilikinya. Selanjutnya, lokasi ruko yang sebelumnya disewa, diteruskan kontraknya oleh temannya.

Setelah menjual bisnis motor, Dedik kembali ke Denpasar dengan modal sebesar Rp75 juta. Ia mulai mempertimbangkan untuk terjun ke bisnis properti setelah melihat kesuksesan saudaranya di bidang tersebut. Dedik membeli lahan dengan membayar secara termin. Dalam enam bulan, ia meulai membangun propertinya sambil melakukan upaya pemasaran. Sayangnya, bisnis properti yang dijalankannya tidak memberikan hasil yang diharapkan. Setelah mengalami ketidakberhasilan tersebut, Dedik kemudian kembali bekerja sebagai karyawan dan sisa modal sebesar Rp65 juta ia depositokan, sembari memikirkan langkah selanjutnya. Di usia yang telah mencapai 35 tahun, yang sebenarnya sudah melewati batas syarat menjadi staf di perusahaan, Dedik beruntung karena bertemu dengan sesama supervisor dari perusahaan finansial sebelumnya. Dedik diberikan kepercayaan untuk menggantikan temannya yang akan pindah ke perusahaan lain.

Meskipun mengalami kegagalan dalam bisnis jual beli motor sebelumnya, Dedik tidak takut untuk mencoba lagi. Kali ini ia membuat pilihan yang lebih berani dengan memfokuskan pada kendaraan roda empat. Pada tahun 2017, Dedik memulai bisnis jual beli mobil dengan memulai dari 2 hingga 3 unit mobil. Lokasi bisnisnya masih berada di rumah, dan ia memasarkan mobil-mobil tersebut kepada rekan-rekan pemilik showroom. Meskipun keuntungan yang diperoleh tidak signifikan karena tidak langsung menjual kepada pembeli akhir, Dedik tetap bertahan. Ketika pandemi Covid-19 melanda, Dedik mengambil keputusan yang berani dengan meninggalkan pekerjaan tetapnya. Ia semakin serius mengembangkan bisnisnya dengan giat mencari unit mobil untuk dijual. Jumlah unit yang dijual terus bertambah, dan Dedik mulai mempertimbangkan untuk mencari tempat usaha yang lebih strategis dan dekat dengan rumah.

Selain mendistribusikan mobil ke showroom, Dedik juga mulai menjual langsung kepada pembeli. Seiring dengan peningkatan jumlah unit, Dedik merasakan dampak pandemi pada bisnisnya, terutama pada Maret 2019 ketika harga mobil seperti Daihatsu Xenia yang awalnya dibeli seharga Rp110 juta, mengalami penurunan menjadi Rp85 juta. Menghadapi situasi ini, Dedik mengambil keputusan tegas dengan menjual semua unit dengan kerugian, dan kemudian membeli unit baru dengan harga yang lebih rendah. Bagi Dedik, keuntungan bukanlah prioritas utama yang penting pendapatan cukup untuk menutupi biaya hidup. Meskipun menghadapi situasi yang tidak mudah, Dedik tidak menyerah. Ia melihat momen ini sebagai peluang untuk menjual mobil di luar Bali dan membangun reputasi sebagai penjual mobil terpercaya. Dedik fokus pada kelengkapan surat-surat kendaraan dan memberikan pelayanan yang jujur, terutama dalam mendetailkan kondisi mobil. Meskipun mobil bekas tidak sesempurna seperti mobil baru, melalui usahanya Megasari Motor, Dedik berkomitmen untuk menjaga kualitas setiap unitnya dengan pemeriksaan yang cermat sejak awal. Jika suatu unit tidak memenuhi standar kualitas, ia tidak ragu untuk membatalkan penjualan. Ini adalah langkah yang diambil Dedik untuk membangun kepercayaan pelanggan dan memastikan bahwa setiap transaksi di bisnisnya berjalan dengan integritas dan profesionalisme.

Suka duka yang dialami Dedik dalam menjalani bisnis ini semakin memperkaya pengalamannya. Keputusannya untuk tidak meninggalkan bisnisnya menunjukkan ketahanan dan optimisme dalam menghadapi tantangan selama pandemi Covid-19. Dedik memilih strategi untuk mengembangkan Megasari Motor ke pasar yang lebih luas melalui pemasaran di media sosial dan memperluas jaringan relasi. Dengan berfokus pada pelayanan terbaik kepada pelangan dan memanfaatkan potensi penjualan di luar wilayah Bali, Dedik berhasil bertahan bahkan tumbuh selama masa krisis tersebut. Ia juga memperhatikan kebutuhan pasar dengan aktif menggunakan platform online dan memperbanyak kerja sama bisnis. Dedik berhasil membangun reputasi Megasari Motor sebagai penjual mobil terpercaya dengan memberikan pelayanan yang jujur dan transparan. Harapan Dedik untuk membuka usaha di lokasi yang lebih memadai menjadi pendorongnya untuk terus berkembang. Dedik melihat masa depan dengan optimisme dan terus bekerja keras untuk meraih kesuksesan lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!