Kesuksesan Tak Terduga Sumiyanto dari Bank ke Rumah Kayu
Pojok Corner Antique, sebuah bisnis yang mengkhususkan diri dalam pembuatan Wooden House Joglo, Gladak, Limasan dan Custom Furniture. Merupakan hasil perjuangan Sumiyanto, seorang pria dengan latar belakang di bidang perbankan. Sejak masih bersekolah di SMA, Sumiyanto telah bercita-cita untuk bekerja di sektor perbankan. Keinginannya itu akhirnya terwujud ketika ia berhasil lolos seleksi di Bank Umum Nasional dan ditempatkan di Bali. Namun takdir berkata lain ketika krisis moneter melanda pada tahun 1998. Krisis tersebut mengubah sepenuhnya rencana Sumiyanto untuk membangun karier di dunia perbankan. Terpaksa ia harus mencari jalan lain untuk meraih kesuksesan.
Karier Sumiyanto di perbankan dimulai pada tahun 1991 dan berlangsung hingga 1997. Namun karena adanya krisis moneter pada tahun 1998 yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, sektor perbankan menjadi rawan dan Sumiyanto memutuskan untuk beralih ke industri pembiayaan motor dan mobil. Meskipun berpindah sektor, Sumiyanto tetap berada dalam lingkup yang terkait dengan dunia perbankan. Pada masa itu, pelatihan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman bekerja di perbankan sangat berharga dan dominan. Sumiyanto pun melanjutkan kariernya sebagai analis kredit di industri pembiayaan tersebut selama 10 tahun. Hingga ia berhasil naik pangkat dan memegang cabang di Surabaya dalam waktu lima tahun.
Karier yang semakin stagnan di industri pembiayaan, Sumiyanto akhirnya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada saat itu, ia mulai mempertimbangkan untuk berbisnis di industri perkayuan setelah sering berinteraksi dengan rekan-rekannya yang bergerak di bidang tersebut. Dengan keyakinan dan totalitasnya sejak tahun 2012, Sumiyanto mendirikan “Pojok Corner Antique”, sebuah usaha yang fokus pada perabotan antik dan perkayuan. Dalam bisnis ini, ia menggabungkan kreativitas dan keahlian dalam menghasilkan produk unik dan bernilai tinggi bagi para pelanggan.
Dengan keberanian dan keyakinannya, Sumiyanto mempersiapkan modal sebesar Rp 50 juta untuk beralih profesi. Sebagian besar dari modal tersebut digunakan untuk membayar sewa lokasi usaha. Meskipun demikian, ia tidak berkecil hati dan tetap fokus pada pentingnya menjalankan strategi pemasaran yang konsisten. Sumiyanto juga memanfaatkan deposit awal sebagai modal untuk produksi awal, sehingga kendala modal tidak selalu menjadi hambatan. Selanjutnya, Sumiyanto mencari tenaga kerja yang ahli di bidangnya untuk membantu operasional bisnisnya. Selain itu, ia menerapkan ilmu manajemen keuangan yang diperoleh dari pengalamannya di industri perbankan. Hal ini membantu menjaga kelancaran operasional serta memastikan pembayaran tenaga kerja dapat dilakukan tepat waktu. Dengan pendekatan yang terorganisir dan pengetahuan yang dimiliki, Sumiyanto mampu menjalankan bisnisnya dengan baik, menghadapi tantangan modal dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.
Sumiyanto juga mendapatkan dukungan dari salah satu rekannya yang memiliki koneksi dengan wisatawan yang menjadi pelanggan dibisnis pembuatan rumah joglo dan diberikan kepercayaan untuk menyuplai kebutuhan pekerja sipil, yang meliputi berbagai hal seperti pondasi dan keramik. Setelah satu tahun proyek tersebut selesai, Sumiyanto mendapatkan tawaran pekerjaan lain yang masih tidak terkait dengan perkayuan. Dalam kondisi bisnis di bidang perkayuan yang masih belum menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam enam bulan terakhir, Sumiyanto tetap berusaha mengambil proyek-proyek lain yang ditawarkan padanya. Ia menerima pekerjaan seperti pembangunan kos-kosan dan proyek lainnya hingga tahun 2014. Setelah membuktikan dirinya sukses mengambil proyek-proyek yang berbeda dan menunjukkan fleksibilitasnya dalam beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah, akhirnya ia mendapat proyek kayu sesungguhnya yakni pengadaan joglo di Nusa Penida tahun 2014 yang berjalan sampai sekarang.
Bertambahnya jam terbang, Pojok Corner Antique berhasil mengembangkan dua gudang penyimpanan. Gudang pertama terletak di Jl. Jempiring I No. 14, Sading, Mengwi, sementara gudang kedua berlokasi di Jl. Werkudara, Banjar Dukuh Sengguan, Desa Munggu, Mengwi. Rasanya tak menyangka mantan karyawan bank bisa melakukan ini. Ia pun sadar bahwa terkadang kesuksesan sejati lahir dari lampauan batasan latar belakang kita, tentunya diimbangi dengan keberanian dan keyakinan dalam menjalani prosesnya. Ia harapkan pengalaman ini, menjadi inspirasi bagi orang-orang yang bermimpi memulai bisnis mereka sendiri, bahwa tidak ada halangan yang tidak bisa diatasi jika kita mampu melampaui batasan latar belakang kita dan mencapai kesuksesan yang tak terduga.