Kenalkan Fashion Produksi Lokal Ke Pasar International
Mimpi bagi setiap produsen busana adalah setiap karya yang dibuat selalu memuaskan para penikmat produk fashion. Apalagi jika pengguna produk buatannya tidak hanya datang dari dalam negeri, tapi juga mampu menembus pasar ekspor. Mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan itu dialami oleh seorang pengusaha bernama Katrin Suthajaya. Bersama Sang Suami, Ir. Dolly Suthajaya N.M.Com, merintis usaha pakaian yang berhasil memasarkan produk hingga ke belasan negara.
Di tengah gempuran produk-produk fashion impor dari berbagai brand kenamaan dunia, produk buatan desainer lokal masih tetap eksis mewarnai industri fashion di tanah air. Bahkan tak sedikit pengusaha pakaian lokal yang mampu menawarkan produk berkualitas tinggi hingga diminati penggemar fashion di luar negeri. Salah satu perusahaan garmen yang mampu menembus pasar ekspor adalah CV. Sri Djaya Bali. Perusahaan yang dijalankan oleh pasangan suami istri, ini mengkhususkan diri pada pembuatan produk kualitas premium.
Katrin menjelaskan bahwa selama 14 tahun ini ia memproduksi pakaian wanita yang sebagian besar bertemakan glamour. Pakaian seperti ini banyak difungsikan untuk penggunaan di acara formal, dengan ciri khas penggunaan payet untuk memperindah tampilan busana. Namun ia juga tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi pakaian kasual, hanya saja tetap tidak menghilangkan tampilan elegan yang menjadi signature gaya pakaian buatannya.
Dalam proses pembuatan produk, Katrin selalu mengutamakan kualitas dibanding kuantitas. Ia memproduksi pakaian dalam jumlah terbatas, namun kualitas tiap potong pakaian yang dibuat selalu diutamakan. Bahan-bahan yang digunakan premium serta proses pengaplikasian hiasan atau payet dilakukan secara manual alias hand made.
“Untuk proses pra produksi saja kami membutuhkan waktu hingga 10 hari sampai sudah dipastikan siap dilanjutkan ke tahap produksi,” ujar perempuan bergelar sarjana hukum tersebut.
Setelah tahap produksi, kembali dilakukan pengecekan kualitas produk agar tidak ada pakaian cacat produksi bisa sampai ke tangan konsumen. Mengingat tahapan produksi yang cukup panjang serta hasil akhir produk yang telah dipastikan kualitasnya, tidak mengherankan bila harga yang ditawarkan sedikit lebih tinggi dari produk pakaian yang diproduksi secara masal. Namun harga tersebut telah disesuaikan dengan standar pasaran untuk produk kualitas premium.
Penggemar produk pakaian CV. Sri Djaya Bali datang dari berbagai penjuru dunia. Katrin mengatakan bahwa ia memasarkan pakaian ke berbagai negara, mulai dari Prancis, London, Australia, Itali, Amerika Sekitar dan lain-lainnya. Total mencapai belasan negara. Ia menambahkan bahwa kunci keberhasilan menjaga konsumen di pasar ekspor adalah tidak pernah bermain-main dengan kualitas produk. Juga ketepatan waktu dalam proses pengiriman produk menjadi cara untuk menjaga kepercayaan para pelanggan, ia juga mendapat penghargaan fashion show Indonesia fashion week 2015 dan ditunjuk untuk berpartisipasi oleh Dekranasda kota denpasar sebagai designer untuk mengkreasikan produk kain lokal ikat Bali
Inovasi Tiada Henti
Katrin menuturkan awal mula terjun ke industri fashion karena membantu usaha ibu mertuanya yang bergerak di bidang garmen manufacture. Ia dipercaya untuk membantu di bagian produksi perusahaan bernama Tini’s Collection tersebut sejak tahun 2000. Bisa dikatakan ia banyak belajar mengenai bisnis pakaian dari ibu suaminya itu, mulai dari proses pencarian bahan hingga proses pemasaran.
Pada tahun 2006, ia memutuskan membuka usaha secara mandiri dengan mendirikan perusahaan berbentuk CV. Usahanya itu berlokasi di Jalan Tukad Balian nomor 146, Renon, Denpasar sejak awal memfokuskan diri pada pembuatan produk pakaian wanita.
Dalam mengelola usaha, Katrin bekerja sama dengan suaminya yang merupakan lulusan teknik industri di kampus kenamaan di Indonesia. Apalagi ditambah pengalaman Dolly Suthajaya sejak kecil menyaksikan langsung bagaimana ibunya mengembangkan bisnis dari usaha jahit rumahan menjadi sebuah usaha garmen berskala besar.
“Dalam hal berbisnis pakaian, kami banyak belajar dari pengalaman ibu saya yang merupakan sosok pekerja keras. Beliau juga dikenal teliti dan efisien dalam bekerja sehingga mampu menghasilkan produk-produk yang memuaskan ekspetasi para konsumennya,” kata Dolly Suthajaya.
Demi memenuhi permintaan pasar dalam negeri, Katrin membuka satu toko yang menjual pakaian jadi dengan nama Seta Danda di Jalan Raya Seminyak, pertokoan Seminyak Centre Nomor 75U. Di tempat ini, pembeli tidak hanya dapat membeli pakaian yang dipajang di etalase. Mereka juga bisa memesan pakaian yang sesuai dengan ukuran badan dan keinginan mereka.
Katrin dan Dolly menyadari agar bisa eksis di industri fashion secara berkelanjutan, harus terus berinovasi. Baik inovasi dalam pembuatan produk maupun dalam hal pemasaran. Salah satu inovasi yang dilakukan pasangan ini saat pandemi covid 19 ini, yaitu penyediaan masker yang dibutuhkan masyarakat. Masker yang dibuat memiliki motif yang menarik sehingga bisa dikenakan pada berbagai jenis acara. Pelanggan Seta Danda juga dapat menyesuaikan motif serta warna masker dengan pakian yang dipesan agar nantinya saat dipakai tampak senada antara pakaian dan masker.
Sementara inovasi dalam hal pemasaran, dilakukan dengan pemanfaatan teknologi yang berkembang saat ini. Dolly menjelaskan saat ini komunikasi dengan para pelanggan di luar negeri lebih mudah berkat adanya surat elektronik. Ia juga memanfaatkan keberadaan media sosial untuk meningkatkan branding perusahaan.
Berkat ketekunan dan kerja keras mereka, Katrin dan Dolly pun mampu mempertahankan kepercayaan para konsumen sehingga usaha mereka tetap eksis hingga belasan tahun. Melalui usaha tersebut, mereka ikut berkontribusi menggerakkan ekonomi masyarakat lokal dengan membuka lapangan kerja. Terbukti CV. Sri Djaya Bali menaungi kesejahteraan ratusan orang karyawannya, bahkan di saat pandemi saat ini tidak melakukan pengurangan jumlah karyawan seperti yang dilakukan banyak pelaku usaha lainnya.