Kembangkan Industri Daging Olahan Bali Hingga Menembus Pasar Dunia
Pola hidup masyarakat Indonesia yang semula pertanian kini menjadi masyarakat industri, ditandai dengan profesionalisme dalam waktu. Kesibukan dalam bekerja menyebabkan masyarakat cenderung memilih gaya hidup serba praktis, salah satunya dalam hal mengkonsumsi makanan. Inilah sebuah peluang usaha yang ditanggapi secara cekatan oleh pria asal Jerman, Reinhold Jantzen. Ia memiliki latar belakang ahli food processing dan berpengalaman di bidangnya, kemudian mendirikan usaha pengolahan daging pertama di Bali.
Reinhold Jantzen mendirikan PT. Soejasch Bali pada tahun 1983 dan mampu bertahan hingga sekarang dengan segala tantangannya. Ia mengawali bisnis ini dengan aktivitas produksi makanan olahan dari ikan. Namun kini seiring dengan perkembangan teknologi, Reinhold mengembangkan usahanya dengan menambah varian produk. Produk-produknya saat ini ada beberapa jenis yaitu sosis khas Jerman, daging ham dan cured meat.
Pelopor di Bali
Seni mengawetkan daging sapi, babi, atau ayam dan unggas lain sudah dikenal berabad-abad di Jerman. Bentuknya beragam demikian juga dengan aneka bumbu yang dicampurkan ke dalam adonan daging. Reinhold melalui produknya mencoba memperkenalkan kekhasan olahan daging ini kepada masyarakat nusantara. Ada dua merk unggulan dari PT. Soejasch Bali yang diminati konsumen. Pertama, Mama’s yang merupakan produk sosis dari daging berkualitas terbaik dan kedua merk Nikmat yang menyasar konsumen penyuka produk halal.
Reinhold memaparkan, bahan baku yang digunakan sebagian besar diserap dari peternakan lokal, seperti ayam dan babi. Hanya saja khusus daging sapi, ia mengaku cukup kesulitan dalam mendapatkan suplai bahan baku.
“Sebenarnya, daging sapi dari Bali memiliki kualitas bagus. Tapi secara kuantiti masih kurang, sehingga kami harus mengimpor,” ujar Reinhold. Ia menambahkan, negara-negara yang menjadi pemasok daging sapi berkualitas antara lain Australia.
Produk daging olahan produksi PT. Soejasch Bali terbilang merupakan produk yang memiliki kualitas seperti produk impor. Banyaknya kompetitor yang kian bermunculan, baik di Bali sendiri maupun di luar Bali, tidak membuat usaha yang telah digeluti Reinhold selama 30 tahun ini surut begitu saja. Hal itu dikarenakan PT. Soejasch Bali selalu mengutamakan jaminan mutu kualitas pangan mereka. Sebagai pelaku usaha di industri daging olahan, PT. Soejasch Bali telah mengantongi beberapa sertifikat yang menyatakan kelayakan produksi. Baik dari segi peralatan yang digunakan, bahan baku, hingga keamanan pangan, menjadi hal yang sangat diperhatikan. Mengingat produk-produk ini akan dikonsumsi secara berkelanjutan.
Suplai untuk Asian Games 2018
Salah satu tempat yang menyajikan makanan dari olahan PT. Soejasch Bali adalah Mama’s Restaurant yang merupakan milik Reinhold juga. Restoran yang menyajikan makanan khas Negeri Jerman ini ada di kawasan Legian. Selain di tempat makan ini, produk-produk PT. Soejasch Bali seperti Mama’s, Nikmat, Chef’s (mendukung industry hotel dan rumah makan), serta Cater (untuk usaha catering), bisa didapat juga di swalayan.
Reinhold menjelaskan bahwa produk-produknya tidak hanya dipasarkan di area Bali saja. Ia juga menyasar daerah lain di Bali dengan membuka gerai di dua kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya. Dua kota ini merupakan target market yang menggiurkan karena permintaan selalu tinggi. Selain itu juga ia memasok produknya ke kota lain di seluruh Indonesia.
Reinhold kini dibantu dalam mengelola usaha oleh putra-putranya, Michael Jantzen dan Robert Jantzen. Mereka dipercaya Sang Ayah untuk mengelola cabang usaha yang ada di luar Bali. Michael Jantzen menuturkan saat ini ia tengah menggenjot produksi untuk dipasarkan ke Palembang. Sebab daerah ini menjadi salah satu spot untuk melaksanakan gelaran pesta olahraga terbesar di Benua Asia, Asian Games di 2018.