Kelola Mindset untuk Membangun Aset
Salah satu kendala yang acap kali ditemui saat membangun sebuah usaha adalah persoalan modal. Tak sedikit individu yang menganggap bahwa merintis usaha harus mengantongi modal finansial yang besar terlebih dahulu. Namun tidak bagi I Gede Putu Sutaya, seorang seniman, arsitek sekaligus pengusaha. Baginya ada yang lebih penting dari bekal finasial melainkan kekuatan mindset atau pola pikir. Penting bagi seorang entrepreneur mengelola mindset agar dapat sukses membangun aset perusahaan dalam kondisi apapun.
Merintis usaha di bidang arsitektur sejak tiga tahun lalu, I Gede Putu Sutaya telah menghasilkan puluhan karya desain maupun bangunan fisik. Meski terhitung baru melangkah dalam dunia bisnis, namun entrepreneur kelahiran Tabanan 26 September 1988 ini mampu bersaing dengan para arsitek lainnya yang telah terlebih dahulu malang melintang di industri ini. Terhitung sebanyak 30 unit hunian yang telah ia garap sejak tahun 2018 mulai dari renovasi hingga bangun baru di bawah usaha miliknya yaitu Studio Tabanan Arsitektur.
Di balik cerita keberhasilan Gede Sutaya dalam mengembangkan biro arsitek dan jasa kontraktor, ada proses perjuangan luar biasa yang sempat ia lalui. Salah satunya pada akhir 2019 lalu ia sempat mengalami kebangkrutan usaha. Disusul pada awal 2020 hingga tahun 2021 dilanda pandemi yang mempengaruhi semua sektor kehidupan, termasuk sektor ekonomi. Pada masa itulah keteguhan hati seorang pengusaha diuji, apakah akan tetap melanjutkan bisnis dengan segala risikonya atau memilih gulung tikar saja.
Bagi Gede Sutaya, pilihan untuk maju dan meneruskan usaha adalah satu-satunya opsi yang dimiliki. Sebab sejak dahulu ia memang memiliki passion pada dunia seni arsitektur dan akan terus mengembangkan potensinya di bidang ini. Demi bisa tetap eksis di dunia usaha, Gede Sutaya sadar dirinya harus mengelola mindset seorang pengusaha sebagai modal utama mengembangkan bisnis.
“Mindset awal yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur adalah berpikir positif. Melalui pola pikir yang positif, kita dapat membentuk kepercayaan diri kita untuk membangun sebuah motivasi agar dapat lebih berkembang. Fokus untuk mencapai sebuah tujuan agar dapat melewati segala rintangan”, ujarnya.
Selanjutnya seorang entrepreneur harus bertanggung jawab terhadap segala aspek yang terkait dengan usahanya, termasuk kesejahterahan usaha dan timnya. Pada masa sulit seperti ini pun Gede Sutaya tetap optimis untuk menghasilkan karya. Ia tak mau berfokus pada masalah melainkan pada solusi. Alhasil, ia dapat terus memutar roda usaha serta memberikan penghidupan kepada para SDM yang bernaung di bawah usahanya.
Walau sempat mencicipi kegagalan, Gede Sutaya menganggap hal tersebut sebagai suatu pengalaman yang berharga. Ia mengaku banyak belajar dari kesalahan terdahulu dan menjadikannya acuan untuk menyusun langkah strategi selanjutnya. Melalui motto “Selalu Berinovasi dan Menginspirasi”, ia berupaya selalu memberikan layanan dan produk atau jasa terbaik demi mewujudkan kepuasan para kliennya.
“Agar dapat meminimalisir kegagalan yaitu dengan mau belajar dari kesalahan serta mendengar kritikan dari orang lain. Jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Serta dibutuhkan komitmen atau tekad yang kuat agar kita dapat fokus pada satu tujuan yang ingin dicapai”, tuturnya.
Motivasi yang kuat untuk bisa membangun usaha secara mandiri telah dimiliki Gede Sutaya sejak ia duduk di bangku kuliah. Pria lulusan Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Ngurah Rai ini harus bekerja sembari menyelesaikan masa studinya. Kala itu ia menggantungkan cita-cita bahwa suatu saat nantinya dirinya akan menjadi seorang entrepreneur sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
Gede Sutaya mengaku tertarik pada seni menggambar bangunan lantaran sejak kecil ia dibesarkan di lingkungan keluarga seniman. Meskipun terlahir dalam kondisi keluarga yang sederhana lantaran ayahnya hanya mengandalkan pendapatan sebagai buruh bangunan dan bertani, tak menyurutkan langkah Gede Sutaya untuk terus mengembangkan bakatnya. Demi melanjutkan pendidikan, ia harus menyisihkan waktu sepulang sekolah untuk bekerja. Hal itu ia lakoni sejak duduk di bangku SMP hingga meraih gelar sarjana.
Perjuangan luar biasa yang akhirnya tidak siasia. Gede Sutaya pun berhasil mewujudkan impiannya yaitu memiliki usaha sendiri. Dengan selalu menjaga integritas dan bekerja dengan kejujuran, ia berhasil membangun kepercayaan di antara para pengguna jasanya. Inilah yang membuat Studio Tabanan Arsitektur dengan cepat mendapat tempat di masyarakat meski terhitung baru di industri arsitektur.
Studio Tabanan Arsitektur siap mewujudkan hunian impian masyarakat dengan memberikan layanan dari hulu ke hilir. Mulai dari tahapan konsultasi konsep, menuangkan ide dan konsep ke dalam desain, proses konstruksi, penataan interior hingga penyerahan hasil akhir kepada klien menjadi satu kesatuan layanan yang diberikan. Gede Sutaya mengatakan dirinya memang berfokus pada permintaan jasa desain sekaligus pengerjaan konstruksi agar dapat menciptakan kesempatan kerja bagi para tenaga yang telah ia latih secara langsung.
Salah satu nilai yang menjadi keunggulan Studio Tabanan Arsitektur dalam memberikan layanan jasa dan produk terbaik adalah ketepatan waktu dan kesesuaian dengan rancangan yang telah disepakati. Selain itu mampu memaksimalkan fungsi bangunan di atas lahan terbatas dengan tetap memperhatikan tampilan artistik.
Gede Sutaya mengatakan ciri khas rancangannya sangat relevan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan unsur-unsur tradisional Bali yang merupakan bagian dari warisan leluhur masyarakat Bali melalui penerapan konsep Tri Mandala, Tri Angga, Asta Bumi, Asta KosalaKosali dan berlandaskan Tri Hita Karana, tujuannya memberikan kekuatan “Taksu” pada bangunan sehingga tercipta kebahagiaan serta keharmonisan bagi pemilik. Dengan melibatkan unsur-unsur tersebut di setiap pembuatan karya, Gede Sutaya berharap dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian budaya, khususnya budaya arsitektur Pulau Dewata.