Kejujuran Adalah Poros Utama Dalam Bisnis Saya

Tridwi mengawali bisnis kulit ular sejak tahun 1989, sebelumnya ia adalah seorang karyawan  swasta yang bekerja di sebuah hotel pada tahun 1986. Bagaimana kisahnya hingga ia berhasil menjadi seorang pebisnis dan melepaskan atribut dan segala kenyamanannya menjadi  seorang pegawai ?

 

Profil Tri Dwi Hartono – Owner CV ChideHafu Leather Manufacture & Garment

Tridwi lahir dari keluarga sederhana, ayahnya yang bernama Teguh bekerja sebagai sopir dan sang ibu bernama Gemah adalah seorang penjahit. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, ia sudah terbiasa bekerja membantu sepupunya yang bekerja sebagai penjual kain. Lulus SMA, ia sempat menjadi pengamen karena belum mendapatkan pekerjaan, hampir setiap hari melakukan pekerjaan tersebut membuat sang ibu geram dan memberinya nasihat yang begitu menggertak hatinya. Hingga ia pun bertekad untuk melakukan sesuatu yang dapat merubah hidupnya tidak hanya demi sang ibu tercinta namun juga demi masa depannya. Sebelum sukses menapaki karirnya sebagai seorang pebisnis, Tridwi berbagi pengalamannya bekerja di sebuah hotel di Jalan Kartika Plaza.

Walau terbilang nyaman dengan pekerjaannya saat itu, ia berpedoman untuk tidak terus menerus menggantungkan hidupnya dengan perusahaan orang lain. Bila orang-orang kebanyakan terinspirasi untuk membangun usaha tidak jauh dengan dunia tempat bekerja sebelumnya, hal itu berbanding terbalik dengan pria kelahiran Banyuwangi, 3 Februari 1966 ini, ia memilih untuk berbisnis kulit ular dan kulit sapi. Bekerja pada posisi sebagai Bartender, membuatnya Tridwi sering berinteraksi dengan para tamu, hingga ia memiliki teman dekat bernama Jin Fujiwara yang berasal dari negara Jepang yang bekerja pada sebuah toko di Tokyo. Bersama rekannya tersebut, ia memiliki ide untuk menjual pakaian asli Bali untuk dijual di Tokyo, dari sanalah awal dari kisah naluri berbisnis Tridwi mulai terlihat. Sebuah awal yang indah, usaha Tridwi bersama Jin Fujiwara disambut hangat oleh warga Tokyo. Hal itu semakin membuat ia dan rekannya semakin bersemangat untuk membuka sebuah idustri kulit walau tidak memiliki skill dibidang tersebut.

Tidak Pernah Menyerah Merupakan Kunci Suksesnya

Pasang surut sudah pasti terjadi dalam membangun bisnis, Tridwi pun mengalami hal serupa puncaknya pada saat perang teluk pada tahun 1992. Bisnisnya mengalami penurunan, hingga dalam kesehariannya ia menghabiskan waktunya dengan memancing. Tidak mengenal kata menyerah, Tridwi bangkit kembali bahkan ia berhasil menambah mesin dan peralatan listrik modern dengan tenaga kerja 150 orang di bagian produksi dan nonproduksi yang mampu menghasilkan beragam produk.

CV. Chidehafu pun mempekerjakan orang-orang berkebutuhan khusus dari sebuah kampung di Ponorogo, Tridwi beranggapan sebagai seorang pemilik usaha, sudah saatnya untuk bersikap terbuka, bahwa mereka pun mampu bekerja di sektor formal. Sejak tahun 2005 telah ada permintaan baru untuk produk-produk kulit, khususnya dari luar negeri maupun dalam negeri. Home industrinya yang ia beri nama, CV. Chidehafu terbagi menjadi tiga divisi yakni laboratorium untuk menganalisis kulit, finishing processing agar tampilan produk terlihat lebih cantik dan untuk pewarnaan produk dilakukan di luar Bali.

Tentang CV. Chidehafu Leather Manufacture & Garment

Produk-produk yang dihasilkan CV. Chidehafu diantaranya tas kulit, jaket kulit, ikat pinggang, topi, sandal, dan lain-lain dari berbagai kulit yakni ular, ikan pari, kadal, sapi, domba dan kambing. CV. Chidehafu melayani kebutuhan ekspor dan menawarkan kesempatan untuk bermitra dengan perusahaan domestik. Seperti sekarang pelanggan reguler CV. Chidehafu adalah Jakarta (Indonesia), Jepang, Korea, Singapura, Inggris, Australia, Jerman, Denmark, Italia, Rusia, Turki, Prancis, dan negara-negara lain di Eropa.

Tidak hanya menggunakan bahan-bahan kimiawi, CV. Chidehafu juga menggunakan pewarna dari bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan terutama tanaman akasia yang menjadi produk favorit di Jepang, karena untuk mengekspor produk dengan bahan-bahan kimiawi ke negeri sakura tersebut sangat sensitif. Walau begitu Jepang merupakan negera tujuan ekspor terbesar CV. Chidehafu, dan kedua dipegang oleh Korea Selatan.

Chidehafu memiliki visi menyediakan berbagai jenis produk berkualitas dengan harga yang kompetitif dan membangun kemitraan profesional dan misi untuk selalu berkomitmen terhadap kualitas produk atau layanan dengan teknologi yang baik dan inovatif untuk memuaskan pelanggan. Dengan kepuasan yang didapatkan oleh pelanggan, mereka akan membeli lebih banyak produk yang dihasilkan, dan akhirnya perusahaan akan mencapai target penjualan dan pangsa pasar dan yang terakhir, selalu melindungi rahasia desain klien dari peniruan. Persaingan bisnis di Indonesia menjadi lebih cepat dan lebih kompetitif, khususnya di dunia mode. Dengan banyak merek terkenal yang bermunculan dengan desain elegan yang ditawarkan, CV. Chidehafu memiliki inisiatif untuk menciptakan merek yang dapat bersaing dengan merek terkenal, dengan desain yang lebih elegan. Merek EGO siap untuk menjual mode kulit yang dirancang secara elegan. EGO Brand juga melayani eceran dan grosir untuk memfasilitasi bisnis dengan pelanggan.

Sebagai wujud kepedulian dan kesyukuran Tridwi atas kesuskesan yang telah ia raih, ia pun tidak pernah lupa untuk berbagi dengan sesama melalui Chidehafu Foundation. Yayasan ini menyediakan tempat tinggal dan pendidikan gratis bagi mereka yang tidak mampu. Yayasan ini dipegang oleh Bapak Surahmad. Sukses memiliki brand hingga ke luar negeri, Tridwi mengungkapkan kejujuran adalah hal terpenting dalam dunia bisnis. Dalam berbisnis, seseorang akan selalu dihadapkan dengan berbagai rintangan, darisanalah diri kita diuji untuk bersikap jujur. “Kejujuran merupakan poros dari kekuatan bisnis saya, sehingga sebuah kepercayaan itu lahir untuk menjalin kerjasama bisnis yang lebih luas lagi”.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!