Kegagalan Jadi Pembelajaran Merombak Strategi Bisnis hingga Raih Sukses di Industri Food and Beverage

Kegagalan merupakan bagian dari perjalanan hidup yang lumrah ditemui sebagian besar orang. Di antara insan manusia di dunia, ada yang menganggap kegagalan sebagai sebuah proses pendewasaan atau menuju ke tahapan hidup yang lebih baik. Seperti halnya sosok pengusaha bernama Nickolas Aminoto, di usia terbilang muda sudah sempat mengecap getirnya kegagalan mengelola finansial hingga mengakibatkan harus menjual aset milik keluarga. Namun nyatanya momentum itulah yang menjadi gerbang pembuka menuju perjalanan hidup yang luar biasa di tanah rantauan sampai mendulang sukses sebagai pengusaha di bidang food and beverage.

Tidak banyak anak muda yang sudah memiliki pengalaman matang di dunia usaha dan Nickolas Aminoto adalah satu dari segelintir anak muda tersebut. Selepas pendidikan di jenjang SMA, ia tak seperti kawan-kawan lainnya yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Nickolas mesti terima bahwa orang tuanya belum mampu membiayai kuliahnya. Tak ingin berpangku tangan setelah tamat sekolah, pria kelahiran Ngawi, 22 Mei 1983 ini melamar kerja di sebuah perusahaan catering ternama di Jakarta.

Banyak hal yang dipelajari Nicko selama ia bekerja di perusahaan catering tersebut, mulai dari tata kelola manajemen hingga soal kontrol kualitas di dapur produksi. Sikapnya yang selalu totalitas dalam bekerja membuat sang pemilik usaha catering memberikan kepercayaan pada Nicko untuk mengambil tongkat komando usaha. Tepatnya di tahun 2012, Nicko memimpin perusahaan catering yang memiliki jaringan pemasaran di berbagai jenis kompani tersebut.

Setelah beberapa lama bekerja sebagai pengelola usaha, mulai terbesit keinginan untuk bisa mengembangkan usaha sendiri. Menggunakan tabungan hasil bekerja, Nicko memberanikan diri membuka usaha salon di Jakarta Barat. Setelah itu sempat juga melebarkan sayap ke usaha kafe, juga mengambil lokasi di daerah Jakarta. Sayangnya ia salah dalam mengambil strategi pembukuan keuangan serta adanya pinjaman yang bunganya betul-betul mencekik, hal itu adalah awal dari permasalahan pelik dialami. Jalan terakhir yang dipilih adalah menjual aset milik keluarga hingga memutuskan untuk hijrah ke Bali. Sesampai di Pulau Dewata ia ditolong oleh salah seorang teman yang dengan baik hati menawarkan tempat tinggal sementara. Barulah setelah itu Nicko mencari tempat tinggal sendiri sembari mencari-cari peluang kerja. Memulai dari nol lagi, Ia bekerja di sebuah supermarket, di samping itu juga menambah penghasilan tambahan dengan menjadi agen asuransi. Setelah beberapa tahun bekerja dan mulai merasakan perbaikan dari sisi finansial, justru mengalami pemutusan kerja akibat dampak bencana erupsi gunung agung dilanjutkan dengan adanya masa pandemi.

Di tengah badai kesulitan itu, muncul ide untuk membuka usaha kafe seperti yang pernah ia jalankan dulu. Tak gentar akan gagal seperti dulu, Nicko berani membuka WS Coffee and Eatery di saat banyak usaha yang gulung tikar. Kali ini ia menggunakan strategi bisnis yang berbeda guna cepat dikenali oleh target market. Misalnya saja dengan membuat sistem buka pesanan selama 24 jam non stop. Hal ini dilakukan untuk menyasar market yang ingin memesan makanan di jam-jam sepi seperti di malam atau dini hari. Di saat resto lainnya tutup WS Coffee and Eatery tetap melayani pelanggan dengan makanan dan minuman bercita rasa tinggi.

Nicko menjelaskan arti nama resto yang beralamat di Jl. Merdeka Raya IX No. 27A, Legian, Kuta ini , yaitu akronim dari kata With-Sincerity yang berarti dengan Keikhlasan. Ia memaknai perjalanan usahanya kali ini didasari oleh rasa ikhlas membantu masyarakat dalam menyediakan produk dan layanan berkualitas. Juga membantu menggeliatkan roda ekonomi dengan membuka lapangan kerja bagi SDM lokal. Selain itu Nicko juga menggunakan startegi pemasaran via online sehingga dapat menjangkau market secara luas dengan lebih efektif. Pengalaman hidup dan karier sosok pengusaha muda ini tentunya dapat menjadi cerminan bagi generasi muda lainnya untuk pantang menyerah menghadapi kegagalan. Semasih napas dikandung raga, selama itu pula manusia memiliki kesempatan kedua dan memperbaiki kesalahan dan nantinya dapat muncul kembali sebagai pemenang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!