Jengah dengan Cemoohan Bangkit Menjadi Wirausaha berkat Keajaiban Pertolongan Tuhan
Cita-cita semasa kecil I Ketut Seraya Diatmika cukup sederhana, hanya berkeinginan memiliki satu buah sepeda motor merk Honda CB. Namun nyatanya, Tuhan membukakan jalan untuk tidak hanya berkembang secara materi, namun juga secara spiritual. Keyakinan yang diiringi kerja keras I Ketut Seraya Diatmika untuk tetap berada di jalan kebenaran dan senantiasa tak lepas dari doa, akhirnya pun menciptakan keajaiban di masa-masa sulitnya bertahan hidup bersama keluarga. Dari hal yang tidak mungkin di mata manusia biasa, menjadi mungkin oleh Sang Pencipta dan mengirim pertolongan-Nya dari tangan mana saja.
Setelah ibu dari Ketut Seraya tiada, ayahnya kemudian memutuskan untuk menikah lagi. Ibu tirinya kemudian memiliki tiga orang anak, sekaligus sebagai saudara tirinya. Kelahiran anak yang bertambah, membuat ayahnya stres karena tuntutan ekonomi yang semakin tinggi. Kondisi tersebut membuat ayahnya banyak menghabiskan waktu dengan berjudi dan lahan sebagai satu-satunya harta keluarga, semakin lama semakin terkuras habis. Ia dan keluarganya pun terpaksa tinggal di pinggir hutan Kabupaten Jembrana, tanpa satu pun sanak saudara yang peduli akan nasib mereka.
Setelah ayahnya pun tiada, pria kelahiran Tabanan 4 Februari 1970 ini, tinggal bersama ibu tiri dan tujuh saudaranya, yang terdiri atas lima saudara kandung termasuk dirinya dan tiga saudara tiri. Memiliki anggota keluarga yang tidak sedikit, ia memikirkan bagaimana kondisi ekonomi keluarga kedepannya yang semakin menekan. Ia pun kemudian memutuskan untuk meninggalkan kampungnya setelah tamat SMP untuk merantau ke kota dan langsung bekerja. Merisik rezeki di kota pada tahun 1987, Ketut Seraya memilih untuk menekuni hobinya, yakni motor antik untuk mengais rezeki. Sebelumnya pada saat duduk di bangku SD, ia sudah melakukan aktivitas mengumpulkan barang-barang antik, meski di mata orang-orang kebanyakan di zaman itu, barang-barang tersebut tidak berbeda jauh dengan sampah.
Di usia 17 tahun, saat bekerja di sebuah bengkel di Negara, sembari melanjutkan hobinya mengumpulkan barang antik, takdir mempertemukannya dengan sang istri, Ni Made Sariati. Sosok wanita asal Bajra, Tabanan yang memiliki peran besar dalam proses perjalanan menemukan sumber rezeki. Di saat orang-orang sekitarnya hanya bisa memberikan hinaan, sang istri senantiasa memberikan dukungan penuh kepadanya dan mengarahkan “jiwa kerasnya” menuju ke jalan yang positif.
Hobi motor antik yang ditekuni mulai berbuah manis. Alumni SMP Surabrata ini yang kemudian bekerja sebagai kuli di dealer Suzuki Karunia Tabanan, mulai merambah sebagai makelar penjualan motor antik. Dari penghasilan penjualan motor tersebut, kemudian ia gunakan untuk membeli motor model baru dan menjualnya ke dealer tempat ia bekerja. Penghasilan yang semakin meningkat kemudian ia kumpulkan, hingga akhirnya dapat mendirikan usaha jual beli motor pada tahun 1997.
Jengah dengan Cemoohan Orang
Hingga berhasil titik itu adalah bentuk kejengahan Ketut Seraya menghadapi omongan orang-orang yang menganggap remeh dirinya, hanya karena ia berasal dari keluarga miskin. Ia pun kembali membuktikan kemampuannya untuk menaikan taraf ekonomi keluarga, dengan cara menggadaikan sertifikat tanah atas kepemilikan usaha yang ia miliki. Pihak bank pun menyetujui dan ia mampu membeli tanah seluas 1 are saat itu. Di waktu-waktu selanjutnya, transaksi untuk kembali membeli tanah berturutturut ia lakukan, hingga ia pun mulai memiliki beberapa aset keluarga.
Di tahun 2006, malang tak mampu dihindarkan, ia sempat mengalami delapan kali kebangkrutan dari usaha jual beli motornya tersebut. Saat yang kedelapan kalinya, ia akhirnya menyudahi untuk menjual motor, mencoba beralih dalam usaha penjualan mobil di Sempidi pada tahun 2008.
Dengan mengontrak sebuah lokasi di depan pom bensin daerah Sempidi, Ketut Seraya bersama istri berjuang kembali membangun usaha dari nol. Diawali menyulap lokasi yang sebelumnya berupa jurang sedalam 8 meter, kini menjadi lokasi yang layak dijadikan tempat usaha yang ia beri nama “UD Seraya Motor”.
UD Seraya Motor sukses hadir di tengah masyarakat, di tiga lokasi yang berbeda, Sempidi, Tabanan dan Singaraja. Kesuksesan tersebut bagi Ketut Seraya, berkat proses kesabaran yang telah ia dan istri lalui, tanpa lupa menyertakan keyakinan dalam doa di setiap rutinitas. Ia dan istri pun mampu bangkit kembali berkat pertolongan Tuhan dan leluhur yang telah membukakan jalan kepadanya dan keluarga.
Bahkan di situasi pandemi seperti saat ini, bagi Ketut Seraya, manusia harus selalu memiliki harapan, bahwa sesuatu hal yang tidak mungkin, akan sangat mungkin bagi Sang Pencipta. Bagi mereka yang percaya, keajaiban pun akan dianugerahkan menjadi sebuah pertolongan yang terjadi secara nyata, sebagai bukti kasih Tuhan kepada hamba-Nya.