Jauhkan Gengsi Pikirkan Prospek Ke depannya
Banyak peluang dan kesempatan yang dimiliki setiap manusia menuju jalan kesuksesan masing-masing atau seperti pepatah yang mengatakan ‘’Banyak jalan menuju Roma’’. Semua tidak dapat disamaratakan, kegemaraan setiap orang berbeda-beda serta cara setiap orang memanfaatkan dan menyikapi peluang itu pun berbeda. Hanya saja diperlukan introspeksi diri, sejauh mana usaha yang telah dilakukan untuk mencapai kesusksesan itu.
I Wayan Suartana terpaksa merantau meninggalkan tanah kelahirannya di Tabanan demi melanjutkan pendidikannya. Ia awalnya bingung akan tinggal di mana saat itu. Namun, pada akhirya ia mendapatkan tempat untuk dia tinggal selama menempuh pendidikannya di rantauan. Tempat yang ia tinggali adalah salah satu keluarga dari teman SMP-nya di rantauan itu, karena merasa bersyukur dan berterima kasih telah diberikan tempat tinggal, makanan sehari-hari bahkan uang saku, Wayan Suartana kerap membantu tuan rumahnya berjualan di pasar. “Karena saya dulu sekolah siang, jadi saya bangun jam 5 pagi untuk membantu tuan rumah saya berjualan di pasar”, ujar Wayan Suartana.
Setelah masa putih biru ia lewati, saatnya Wayan Suartana melanjutkan pendidikannya di SMK dengan mengambil jurusan elektronika. Ia sangat menekuni pendidikannya saat itu, saat menginjak bangku pendidikan kelas XI di SMK dan merasa mahir dalam bidang elektronika kemudian ia membuka jasa servis alat elektronik dari tempat satu ke tempat lainnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sekolahnya saat itu.
Sangat menyukai bidang elektronika, Wayan Suartana kembali ingin memperdalam ilmu elektronikanya melalui program BLK (Bali Latihan Kerja). Dalam pelatihan itu ia mendapat ilmu teknik radio dan teknik televisi, membuatnya semakin mahir di bidang elektronika. Jasa servis alat elektronik tetap berjalan selama itu karena hidup merantau butuh biaya lebih dibandingkan hidup di kampung halaman bersama keluarga.
Peluang dan kesempatan emas dimanfaatkan dengan baik, pada tahun 1994 Wayan Suartana pun mengikuti seleksi PNS tersebut dan lulus. Bahkan dalam waktu satu tahun setelah ia lulus seleksi PNS tepatnya di tahun 1995, ia berhasil menjadi PNS murni, itu bukti bahwa hasil tidak mengkhianati usaha.
Masa mudanya berakhir pada tahun 1997 karena ia menikahi wanita tercintanya yaitu Gusti Ayu Made Surati. Pasangan ini dikaruniai dua buah hati yang merupakan karunia terbesar bagi mereka. Semangat untuk terus maju sangat terasa setelah Wayan Suartana menikah dan dikaruniai buah hati. Tidak bisa berleha-leha agar bisa menafkahi keluarga, Wayan Suartana harus bekerja ekstra agar dapat memutar roda kehidupan. Menjadi seorang PNS mengharuskan ia taat dan disiplin mengikuti aturan jam kerjanya. Membagi waktu bekerja menjadi seorang PNS dan bekerja sampingan memperbaiki alat-alat elektronik sudah menjadi makanan sehari-hari Wayan Suartana, tetap prioritas utama kerjanya adalah sebagai seorang PNS.
Meski menjadi seorang PNS dan bekerja sampingan, Wayan Suartana bersama istri dan buah hatinya tetap tinggal di emperan kamar. Hal itu dilakukannya agar mendapat harga sewa yang murah dibandingkan menyewa kamar kos atau kontrakan, itu semua sudah diperhitungkan matang-matang agar semua kebutuhannya dapat berjalan dengan baik dan dapat terpenuhi. Begitu keras perjuangan Wayan Suartana dan istri untuk membuktikan bahwa mereka bisa bangkit dari titik terendah hidupnya.
Hingga pada tahun 2002, Wayan Suartana merintis usaha yang letaknya sangat strategis karena berada disamping jalan raya. Tempat yang ia gunakan membuka usaha tersebut mendapatkan pinjaman dari teman Wayan Suartana sendiri. Tidak lain tempat yang dipinjamkan temannya saat itu adalah garasi mobil. Namun ia manfaatkan dengan baik kesempatan itu dan berhasil membuka usaha ‘’Bali Media Car Audio’’.
Bali Media Car Audio merupakan tempat yang melayani jasa memperbaiki audio mobil, saat itu customer-nya hanya mobil bemo yang masih lalu lalang memenuhi jalanan di Bali. Seiring waktu, customer Bali Media Car Audio mulai bertambah banyak dan mobil pribadi pun menjadi langganannya saat itu. Rasa syukur selalu ia panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang diberikan oleh-Nya.
Saat usaha yang ia rintis mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa, maka saat itu juga ia memasang strategi dalam mengatur keuangan keluarganya. Piawai memasang strategi keuangan membuat Wayan Suartana dan istri berhasil mengumpulkan keuntungan usahanya dan membeli tanah pada tahun 2004. Berlanjut di tahun 2005 Wayan Suartana memanfaatkan tanah yang ia beli untuk membangun rumah dengan tujuan agar tidak lagi tinggal di emperan kamar
Keberhasilan usaha Bali Media Car Audio itu tidak terlepas dari kerja keras dan kegagalan Wayan Suartana dan Gusti Ayu Made Surati. Namun mereka pantang menyerah untuk terus berusaha hingga berhasil. Benar saja, mereka berhasil membuat Bali Media Car Audio membuka jasa baru yaitu memperbaiki, memasang dan membuat box car audio.
Bali Media Car Audio tetap eksis di tengah maraknya pandemi Covid-19, masa pandemi Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi dan menghambat pendapatan Bali Media Car Audio. Bahkan di masa saat ini, Wayan Suartana dan Gusti Ayu Made Surati yang notabenanya selaku owner Bali Media Car Audio tetap bisa memberikan bonus dan berbagi rezeki pada karyawan dan orang disekitar yang memerlukan bantuannya. Hal itu mencerminkan sikap sosial dan empati yang tinggi sebagai sesama umat manusia yang tidak terlepas dari bantuan orang lain. Harapan Wayan Suartana dan Gusti Ayu Made Surati ke depannya terhadap usaha yang sedang digeluti saat ini, yaitu berharap agar usaha Bali Media Car Audio ini tidak berhenti sampai di mereka saja, melainkan usahanya dapat dilanjutkan oleh anaknya dengan tujuan agar usaha yang mereka rintis dari awal tidak putus di pertengahan jalan.
“Pesan saya pada generasi muda, jangan cepat menyerah bila berada disituasi sulit dan jangan pula gengsi dengan sebuah pekerjaan. Belum tentu pekerjaan di lapangan adalah pekerjaan yang dianggap sebelah mata, namun bekerja di lapangan itu bahkan bisa menopang kehidupan dalam jangka waktu yang panjang”, pesan Wayan Suartana pada generasi muda.