Jangan Asal Termakan Tren, Harus Tahu Risiko dan Kenali Bentuk Simetris Wajah
Disebabkan kondisi pandemi global, dr. Ria yang berencana untuk melanjutkan studi ke Australia terpaksa dibatalkan, ia kembali ke Bali dan bekerja di tiga klinik sekaligus, dua klinik estetika dan satu klinik umum. Hal itu ia lakukan karena fasilitas-fasilitas umum, terlebih yang berinteraksi langsung dengan pasien harus ditutup sementara berdasarkan regulasi pemerintah. Seiring teknologi yang kian canggih dalam ilmu maupun praktik perawatan dan keindahan kulit, terus meroket, ia bersama dr. Iin Parannuan memutuskan melalui jalur mandiri, mendirikan klinik estetika dengan brand resmi “The Aesthetic.by”.
Sama-sama perantau yang mendirikan bisnis di Bali, dr. Ria dan dr. Iin sadar akan wajib mengikuti aturan birokrasi setempat, agar dalam mengoperasionalkan usaha juga dengan rasa tenang dan aman. Begitu juga dalam meyakini customer, selain mempertunjukan hasil sukses dari tindakan estetika di media sosial, tak urung keduanya melakukan edukasi kepada pasien sesuai dengan prosedur pra tindakan tersebut.
Tindakan meliputi filler dagu, botox dahi, tanam benang hidung, tarik benang pipi dan lain-lain, tergolong tak membutuhkan biaya yang murah. Namun ambisi wanita untuk tampil nyaris sempurna, seolah mampu mengalahkan biaya yang akan dikeluarkan. Hal inilah yang masih menjadi fokus edukasi dan pembicaraan hangat dr. Ria dan dr. Iin kepada calon pasiennya, apalagi hanya sekedar mengikuti tren, ada beberapa prosedur yang harus didiskusikan, seperti apakah memiliki riwayat penyakit, demi mencegah komplikasi dan pertimbangan akan kesimetrisan dengan bentuk wajah asli pasien.
Setelah tindakan selesai dilakukan, tak menutup kemungkinan akan terjadi respons yang berbeda-beda pada wajah pasien. The Aesthetic.by pun telah siap antisipasi dalam menangani keluhan pasien. Hal ini sesuai dengan komitmen klinik, pasien pulang dengan tampilan cantik dan tetap cantik untuk jangka ke depannya. Dengan syarat pasca tindakan anti aging-estetika maupun treatment tertentu, pasien wajib mem-protect diri mereka, dengan gaya hidup sehat, melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan hindari stres yang bisa menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif dan berjerawat.
Tak hanya seni dalam teknologi Kedokteran yang semakin melaju, dr. Ria dan dr. Iin berharap terus mampu bertumbuh dan berkembang sejalan dengan pengetahuan baru, terutama dalam mengayomi pasien, sebagai masyarakat awam. Jangan hanya termakan tren atau promopromo murah, namun jauh dari sertifikasi dokter dalam penangangannya. Jadi harus benar-benar hati-hati, apalagi yang mengiming-imingkan hasil yang instan, karena sejatinya konsep perawatan kulit itu adalah investasi jangka panjang, harus dilalui prosesnya secara perlahan dan tekun.