Jalankan Bisnis Retail Keluarga dengan Kualitas Pelayanan Tak Hanya Menghitung Kuantitas
Seiring dengan gencarnya pertumbuhan toko modern, tak bisa dipungkiri hal tersebut memudahkan customer untuk mendapatkan berbagai macam kebutuhan, di samping itu pertumbuhan brand-brand baru dalam dunia retail berkembang secara masif. Belum lagi potongan harga yang di tawarkan, menarik customer lebih memilih berkunjung ke toko, daripada ke warung tradisional. Fenomena ini khususnya berlaku di berbagai kota besar.
Salah satu pemilik toko modern tersebut adalah Luh Asri Martani. Wanita asli Bali yang lahir dan besar di Jawa Timur ini, merupakan generasi kedua setelah sang ibu merintis Toko HePPY Mart. Lokasi toko utama berada di daerah Pemogan, Denpasar Selatan. Toko HePPY Mart tak kalah dengan toko modern atau bahkan franchise lainnya dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, yang mana hal tersebut berguna untuk menarik hati para customer demi meningkatkan daya saing. Trik-trik display product pun kerap diterapkan olehnya, seperti meletakan produk brand terbaru di bagian paling depan toko ataupun produk yang tengah mengadakan diskon harga.
Sebelum sampai di tahap tersebut, tentunya HePPY Mart sudah mengalami berbagai macam tantangan dalam perjalanannya. Saat itu, di masa ibunya masih turun untuk terlibat langsung dalam usaha. Ibunya sempat mengalami pengalaman kurang menyenangkan, bekerja sama dengan manager profesional yang kebetulan juga owner sebuah usaha retail dengan cukup pengalaman justru cenderung merugikan Toko HePPY. Belajar dari pengalaman tersebut, Gek Asri begitu dia biasa di sapa, mulai terjun ke dunia usaha secara profesional, agar tak mengulang kesalahan yang sama dan mampu membawa bisnis ke level selanjutnya.
Wanita yang juga berbisnis skincare ini memutuskan bergabung dengan usaha retail ibunya. Kebetulan setelah ia memiliki anak pertama, ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan bank. Daripada ibunya merekrut orang lain untuk bekerja di usaha keluarga mereka yang justru malah menimbulkan masalah baru, lebih baik ia yang mulai masuk ke usaha tersebut dan belajar wawasan baru tentang dunia usaha retail. Hal tersebut ia lakoni sambil menempuh kuliah di jurusan yang berbeda yaitu pendidikan. Toko HePPY Mart memang belum memiliki outlet sebanyak toko modern lainnya, Gek Asri mengungkapkan, ia masih fokus dengan kestabilan Toko HePPY dan belajar dari rekan-rekan yang memiliki bisnis serupa, bahwa tak semua toko yang memiliki outlet lebih dari satu memiliki keuntungan yang sama rata, biasanya ada outlet lain yang digunakan untuk mem-back up apabila mungkin ada outlet lain yang tidak mencapai target.
Hal ini yang membuatnya berpikir matang-matang, sebelum melebarkan sayap ekspansi lebih luas lagi. Meski digital marketing sudah banyak menjadi pilihan para pemilik bisnis untuk mempromosikan usaha mereka, hal itu tidak berlaku bagi Gek Asri. Ia tidak jor-joran mengambil langkah tersebut, karena khawatir akan mendapatkan komentar negatif apabila kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan promosi yang dilakukan di media sosial. Lebih baik melakukan pendekatan konvensional terhadap konsumen yang loyal secara langsung di toko. Di era keterbukaan informasi seperti sekarang pun, pihak manajemen cukup berhati-hati dalam mengelola komplain konsumen agar tidak mengecewakan mereka.
Bila nanti memasuki usia non produktif, Gek Asri beranganangan bisa menikmati masa pensiunnya lebih banyak bersama keluarga. Untuk bisnis kemungkinan akan dijalankan secara franchise atau berkolaborasi dengan toko lain. Apapun keputusan nantinya, semoga menjadi jalan terbaik dan positif untuk Toko HePPY ke depannya, terutama bisa ikut berpartisipasi dalam menyediakan peluang lapangan pekerjaan selebarlebarnya untuk masyarakat sekitar.