Istimewanya Mobil Bekas di Bali yang Membuat Laris Manis di Tanah Borneo

Putu Oka Mahendra, anak dari seorang guru memilih untuk mengangkat harkat martabat keluarga dengan berwirausaha. Pria kelahiran Desa Suwat, Kabupaten Gianyar ini, berupaya memenuhi keinginan orang tua untuk juga menjadi tenaga pengajar, namun apa daya karena kuota pengajar masih penuh oleh program guru sertifikasi, ia beralih melamar pekerjaan di bank BUMN. Orang tua tak keberatan dengan keputusan putranya tersebut, asal ia memiliki kesadaran diri untuk bekerja dengan penghasilan tetap. Setelah 4,5 tahun bekerja, Oka memutuskan untuk mundur dari perusahaan dan berintervensi dengan berwirausaha.

Tanpa sepengetahuan orang tua, Oka mengambil keputusan sendiri untuk keluar dari posisi yang cukup menjanjikan dan aman bagi calon kepala rumah tangga. Orang tua pun sempat heran, saat melihatnya memiliki kesenjangan waktu di hari-hari yang seharusnya padat dengan pekerjaan. Beberapa kali dipertanyakan, kemampuannya pun hanya sampai mengatakan bahwa ia tengah libur atau cuti. Sampai akhirnya ia menyerah dan mengatakan bahwa ia sudah berhenti bekerja.

Di masa-masa Oka dipandang orang tuanya tak berpekerjaan tetap, sebenarnya saat itulah ia tengah merintis usaha showroom “Amorh Mobilindo”. Bermodalkan awal dari tabungan, kemudian mengambil langkah berani untuk meminjam modal di bank. Bersyukurnya, istri memberikan dukungan dalam mengambil langkah-langkah untuk menggerakan bisnisnya. Hingga menemui situasi krisis pandemi, Bali yang 80%-nya terpaku pada pariwisata, membuat ia sebagai pebisnis jual beli mobil, ikut merasakan imbasnya.

Beruntung ia memiliki relasi dari Kalimantan yang sudah dikenal sejak tahun 2018. Ia pun dibantu untuk menjualkan kendaraan di Kalimantan, karena kondisi ekonomi di sana tak terpengaruh akan adanya pandemi. Oka pun diperkenankan untuk mengirim minimal 15 unit kendaraan setiap bulannya ke tanah Borneo tersebut, ia pun setidaknya bisa menerima hasil penjualan lima unit perharinya dengan nominal harga mencapai ratusan juta.

Selain faktor ekonomi di Kalimantan yang berlangsung stabil, konon mobil bekas di Bali itu lebih memiliki keistimewaan, dibandingkan di daerah lain. Pasalnya medan jalan di Bali tidak sejauh jarak tempuh di wilayah lain dan infrastrukturnya jalan yang cukup datar pun mendukung. Terlebih pemilik mobil, merawatnya dengan apik, membuat Oka nyaris tak pernah ada komplain 1 unit pun, dari rekan bisnisnya tersebut.

Di era endemi, naiknya harga kendaraan bekas menjadi kebangkitan semangat para pemilik bisnis ini, Oka pun tengah disibukkan mencari unit-unit baru yang siap dipasarkan, tentu lengkap dengan dokumennya, agar tidak merugikan calon pembeli. Amorh Mobilindo juga membuka kesempatan bagi siapapun yang mau menambah pemasukan, dengan menjadi marketing lepas. Saat ini sudah ada berbagai latar belakang yang bergabung dengannya, seperti mahasiswa, ibu rumah tangga dan yang sudah memiliki pekerjaan utama, masih membutuhkan penghasilan tambahan. Dari sekian pekerja yang berharap mampu menyelamatkan perekonomian mereka melalui usahanya, ia menyiapkan beberapa stategi seperti pelayanan informatif dan menjual produk bersaing. Terakhir, seandainya terjadi ekonomi mengalami stagnan lagi, ia akan kembali ke strategi awal, untuk menjual ke luar Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!