Inspirasi Tanpa Pensiun dalam Jiwa Kepemimpinan I Gusti Putu Wisesa, CHA
I Gusti Putu Wisesa mengungkapkan pandangannya bahwa kecerdasan dalam suatu bidang akan lebih bernilai jika dipadukan dengan jiwa kepemimpinan. Memiliki jiwa kepemimpinan (Leadership) memberikan dimensi tambahan, memungkinkan individu untuk tidak hanya menonjol dalam kemampuan fungsional, tetapi juga mampu membimbing, menginspirasi, dan memotivasi orang lain untuk sukses bersama dan berfokus pada keberkelanjutan.
Ilmu dan pengalaman berharga yang didapatkan Putu Wisesa, seorang mantan Independent Commissioner dari PT Bukit Uluwatu Villa (Owning Co Alila Villas Uluwatu) dan mantan Vice President Finance Alila Hotels & Resorts Asia Pacific berasal dari masa awal kariernya di Bali Sol, yang sekarang dikenal sebagai Melia Bali Hotel. Selama berkarier di hotel tersebut menjadi batu loncatannya untuk mengembangkan diri di industri hospitality, terutama karena banyak atasan sekaligus mentornya adalah orang asing. Pesan berharga yang diterima dari atasannya adalah pentingnya bekerja ekstra dan pembelajaran melalui praktik langsung (learning by doing) untuk mencapai kesuksesan. Atas dasar nasihat tersebut, Putu Wisesa berhasil meraih perkembangan dalam kariernya. Awalnya sebagai kasir selama enam bulan, kemudian dipindahkan ke bagian frontliner, yang ditekuninya selama setahun lebih. Putu Wisesa kemudian dipindahkan ke bagian back office di divisi keuangan yang lingkungan kerjanya masih didominasi oleh orang asing. Pengalaman bekerja di lingkungan yang demikian mendorongnya untuk memiliki inisiatif dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan descjob-nya tanpa menunggu perintah langsung dari atasan, sambil berani mengambil risiko yang diperlukan.
Hasil kinerjanya membuat Putu Wisesa tidak hanya berkontribusi di lingkup Melia Bali Hotel, tetapi juga pernah dipindahkan ke Yogyakarta dan Bintan untuk menangani situasi yang memerlukan perbaikan. Apa yang dilakukan pria asal Timpag, Kerambitan, Tabanan ini, mencerminkan keinginannya untuk tidak hanya menjadi seorang yang berprestasi, tetapi juga seorang pemimpin yang proaktif dan dapat diandalkan dalam menghadapi tantangan bisnis, bahkan di berbagai lokasi dan situasi yang berbeda. Putu Wisesa mengadopsi pendekatan birokratif leadership sesuai dengan perannya di bidang keuangan. Baginya, kepemimpinan sangat krusial, karena tanpa jiwa kepemimpinan, kecerdasan dalam bidangnya menjadi kurang efektif. Pentingnya memiliki jiwa kepemimpinan juga terlihat dalam kemampuan Putu Wisesa untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan timnya.
Putu Wisesa juga sering memberikan pelatihan untuk manajemen hotel tentang bisnis perhotelan khususnya dibidang manajemen keuangan. Selain itu anggota tim yang tumbuh dan berkembang secara profesional akan menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan kolaboratif, sesuai dengan keahlian dan bakat masing-masing. Tetapi tidak semua orang memiliki mindset seperti itu, mereka khawatir akan kehilangan pekerjaan, karena telah berbagi ilmunya. Padahal, dengan semakin kita mampu mendelegasikan pekerjaan kepada anggota tim, kita semakin bisa mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan manajemen. Penting untuk memahami bahwa mendelegasikan pekerjaan bukanlah tentang kehilangan kendali, tetapi tentang membangun tim yang kuat dan fokus pada berkelanjutan, yang pada akhirnya akan mencapai hasil yang optimal.
Kesuksesan Putu Wisesa dalam mencapai level manajemen sejak usia 28 tahun, merupakan keberhasilan langka pada masa itu terutama mengingat persaingan yang tidak sebanyak sekarang. Berkat dedikasinya, Putu Wisesa telah membawa dampak karier yang lebih luas, tak hanya di industri hospitality saja. Pada pandemi Covid-19 mendorongnya untuk merambah ke bidang pendidikan, yakni sebagai Ketua Yayasan Bali International School yang memberikan pendidikan kepada mayoritas anak didik dari warga negara luar, ia telah menjalani peran tersebut selama lebih dari dua tahun. Belum usai di sana, Putu Wisesa juga ikut bergabung di dalam perusahaan Coco Group sebagai Chief Financial Officer dan sebagai Komisaris di PT Asia Leisure Network, anak perusahaan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. Setelah sebelumnya pemegang saham di PT. Bukit Uluwatu Villa Tbk berpindah kepemilikannya ke perusahaan lain pada Agustus 2023, ia sempat menjadi Independent Commissioner di perusahaan tersebut. Untuk mengatasi padatnya jadwal di ketiga bidang tersebut, strategi Putu Wisesa tetap konsisten yaitu berbagi ilmu dan menciptakan pemimpin-pemimpin baru. Pendekatannya yang terbukti sukses dalam industri hospitality juga diaplikasikan dengan produktivitas yang sama di sektor pendidikan dan bisnis lainnya. Kesinambungan peran Putu Wisesa di berbagai sektor menegaskan kemampuannya untuk beradaptasi dan memberikan kontribusi di berbagai lapisan industri.
Di usia 58 tahun, Putu Wisesa memberikan pesan berharga kepada generasi muda agar tidak terlalu pragmatis dalam mengharapkan hasil, melainkan harus selalu menghargai dan menjalani proses. Seperti tema seminar yang pernah dibawakan “Meraih Kesuksesan Berbasis Kompetensi”, yang didasarkan pada pilar-pilar etika, keterampilan dan pengetahuan. Seminar tersebut mencerminkan filosofi bahwa etika yang baik adalah dasar yang kokoh untuk membangun keterampilan dan pengetahuan yang berkelanjutan.
Dalam merangkum harapan untuk diri sendiri, Putu Wisesa dengan tegas menyatakan bahwa kata pensiun tidak ada dalam kamusnya. Selama ia masih dapat berbicara dan bergerak, peran sebagai Trainer dan Advisor, juga bekerja sosial bagi masyarakat di desa kelahirannya tetap menjadi bagian integral dari passion-nya dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. Kesetiaannya terhadap pekerjaan ini merupakan komitmen Putu Wisesa untuk terus berkontribusi, membimbing dan memberikan wawasan kepada individu dan komunitas yang membutuhkan. Dengan tekadnya yang kuat, ia ingin terus berperan aktif falam dunia pendidikan dan pembimbingan, menjadikan pengalaman dan pengetahuannya sebagai inspirasi bagi generasi yang akan datang.