Inovasi dan Kreativitas, Kiat Meriani untuk Tetap Datangkan Cuan dari Dunia Fashion
Kesigapan dan independensi Meriani dalam mengelola usahanya saat ini di “Merys Boutique”, adalah tak lepas dari demi memperjuangkan misi hidupnya untuk lebih layak dari segi ekonomi. Dengan tekad kuat untuk sukses, ia akhiri dengan memilih Bali sebagai destinasi harapan baru dan bangkit menjadi wirausaha.
Sesampai di Bali, Meriani berharap bisa segera melihat peluang usaha yang bisa ia rintis. Ketertarikannya pun tak jauh-jauh dari perhatiannya sebagai kaum feminis, yakni bidang fashion. Sejalan dengan keseriusannya, ia mengikuti proses kursus desain fashion dahulu. Namun, sepertinya ia sudah tak sabar mempraktikkan ilmu yang didapat untuk memproduksi pakaian sendiri, setelah dicoba, ternyata takaran ilmunya memang belum mumpuni. Hingga genap 6 bulan, melihat peluang usaha ini sedang booming-booming-nya, ia semakin tak menunda-nunda waktu, untuk membuka usaha butik pada tahun 2019.
Agar lebih mampu bersaing dengan pemilik usaha serupa, selain menawarkan pakaian impor tipe casual asal Bangkok, Meriani juga menjual dan memasok mode pakaian yang ‘lebih berani’ yang cocok untuk dikenakan ke pesta hingga klub malam. Tak sampai di sana, berbekal kursus sebelumnya, ia menambahkan penyediaan jasa menjahit pakaian pesta dengan harga yang terjangkau, baik dikunjungi secara langsung, maupun penjualan via daring yang lebih strategis menjangkau customer seluruh Indonesia.
Pengoptimalan strategi digital marketing, tak dipungkiri Meriani menjadi poin penting sebagai pebisnis dalam mem-branding produk. Melalui platform Instagram “Baju Party Bali”, ia mengonfirmasi, selalu mengunggah foto dan video tanpa ‘drama-drama editan’ untuk meminimalisir komplain customer. Ada lagi inovasi guna menarik ‘anak party’, ia mampu mendemonstrasikan pesanan jahitan ekspres dengan durasi 1 jam. Tentunya dengan ekstra harga atas apresiasi keahlian yang dimiliki, dari rentang Rp150.000 – Rp200.000. Lantas bagaimana hasil akhirnya? Mengingat jahitan jenis pakaian ini tidak sesederhana tipe pakaian lainnya. Sejauh ini diakui Meriani tak pernah ada keluhan dari customer, justru inovasi ini bisa menjadi batu loncatan untuk usahanya mencetak customer baru.
Mode pakaian wanita mengklaim tak pernah kehabisan ide. Apalagi di era digital ini semakin mudah mendapatkan informasi yang tengah tren. Jadi tak ada alasan bagi Meriani untuk membatasi kreativitas yang bisa diadopsi dari sumber-sumber mode di majalah atau situs-situs online untuk direalisasikan dalam usaha sendiri. Sejalan dengan itu, sebagai perantau, Meriani yang tergabung dalam HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), sangat terbantu dengan relasi dan para senior yang tak sungkan berbagi tips dan bertukar pikiran terkait soal bisnis. Atas segala masukan yang membangun, ia berharap usahanya semakin produktif di pasca pandemi ini, alhasil ia sekaligus mampu membuka lapangan pekerjaan dan tak menutup kemungkinan mampu menstimulasi para karyawan untuk mulai membuka jalan mereka dalam pola berbisnis.