Hidupkan Kembali Seni Melalui Pendekatan Halus dan Unik

Anak Agung Bagus Tony Hartawan terlahir di keluarga seniman di Desa Mas. Ia menjadi saksi perubahan signifikan di lingkungannya bertumbuh. Saat Kecil, ia menyaksikan Desa Mas, terutama rumah kakek dan kakek buyutnya dipenuhi dengan banyak orang dari berbagai desa untuk belajar seni pahat dan seni undagi lainnya. Dewa Oka Bima, kakek buyut Tony, dikenal sebagai pencipta patung yogi atau yang dalam bahasa awamnya dikenal sebagai patung ‘pulung-pulungan’. Dewa Oka Bima berkontribusi besar pada perkembangan seni patung di Desa Mas khususnya di Banjar Satria. Beliau menjadi salah satu tokoh seni pahat di zamannya dan karyanya di letakkan di Museum Puri Lukisan, Ubud. Pada saat itu, hampir semua orang sumber penghidupannya berasal dari seni patung. Seiring berjalannya waktu, mata pencarian dan minat masyarakat dalam berkesenian patung mulai mengalami perubahan drastis, yang juga disebabkan oleh keadaan ekonomi yang bergeser. Keberadaan para tokoh utama, mulai berkurang dan berdampak pada keberlanjutan tradisi seni itu sendiri. Tony Hartawan melakukan perannya sesuai ruang dan waktu, mengambil tongkat estafet keluarga dalam melanjutkan kewajibannya dalam sisi bisnis, termasuk dalam sisi kreatif. Ia mengambil keputusan kreatif untuk melakukan pendekatan yang lebih baik terhadap penikmat seni, untuk menarik kembali minat mereka di bidang seni tradisional, modern dan kontemporer.

Anak Agung Bagus Tony Hartawan

Dalam keluarga, sentuhan modern pada karya seni dipioniri oleh ayah Tony, A.A. Gede Raka Wirayuda. Di masa mudanya, ayah Tony yang kerap disapa Bapak Raka, sudah mendapat asupan pendidikan lebih tinggi dan terpapar oleh lingkungan yang lebih luas, terinspirasi oleh berbagai pengaruh luar. Bapak Raka juga menciptakan karya patung dengen style yang keluar dari pakem tradisi. Gaya ini jelas berbeda dengen patung-patung tradisional pada umumnya. Di tahun 1968, Bapak Raka pun merintis galeri seni patung Raka Gallery.

Di masa remajanya, meskipun memiliki ketertarikan yang sangat besar terhadap seni, Tony memilih melanjutkan pendidikannya di fakultas teknik jurusan arsitektur di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Setelah menyelesaikan pendidikannya, dikarenakan perubahan ekonomi dan keluarga, Tony diharuskan untuk menjalani dua profesi yaitu sebagai art dealer dan sebagai seorang arsitek. Dengan berjalannya waktu menjalani kedua profesi itu secara bersamaan, telah memberikan Tony pengalaman yang sangat kompleks. Ia merasa semakin bersyukur pengalaman itu telah menempanya melihat banyak hal dalam hidup ini secara lebih dalam termasuk di seni dan desain.

Menjalani profesi sebagai art dealer setelah menyelesaikan studinya tahun 1995, pada saat bersamaan Tony juga melakukan profesi sebagai seorang arsitek melakukan design and build. Ia menggantikan posisi ayahnya yang sakit sebagai anak lelaki satu-satunya penerus keluarga. Mewarisi tempat yang sebelumnya bernama Raka Gallery yang memajang dan menjual patung tradisional Bali, merupakan tantangan awal yang harus Tony hadapi. Tony mulai bergaul dan berinteraksi dengan banyak perupa modern Indonesia dan Bali khususnya yang sangat membantu mempertajam mata dan rasa berkesenian, yang kemudian mengantarkannya untuk mendirikan TONYRAKA Art Gallery dengan dorongan teman-teman perupa. Saat itu teman-teman perupa Bali sangat mengharapkan Tony mampu merepresentasikan platform gallery yang lebih segar, bekerja sama sekaligus bergandengan tangan secara tebuka dengan seniman. Menjalani semua proses dan pengalaman di atas, sangat membantu proses pendewasaan dirinya dalam peta seni rupa kontemporer Indonesia.

Setelah berdirinya TONYRAKA Art Gallery selama lebih dari 20 tahun, Tony memutuskan untuk melakukan inovasi bisnis baru dengan mendirikan restoran yakni TONYRAKA Art Lounge ditahun 2017. Tony mendesain TONYRAKA Art Lounge dengan konsep ‘The Living Room of Creative People’ yang memadukan food, art, design and lifestyle. Kemudian pada tahun 2020, BERSAMA Alternative Space dibentuk. Dipercantik dengan tanaman rimbun, halaman hijau dan desain bangunan unik dengan perpaduan tradisional dan kontemporer, BERSAMA Alternative Space ditujukan sebagai ruang multifungsi di TONYRAKA. Pembentukan BERSAMA Alternative Space bertujuan sebagai tempat insan kreatif dari berbagai latar belakang dan generasi, untuk berkolaborasi baik dalam hal seni, budaya maupun sebagai bagian dari penyelesaian masalah sosial disekitar kita dengan pendekatan yang lebih menyenangkan dan multidimensional.

Pendirian TONYRAKA Art Gallery & Lounge dan BERSAMA Alternative Space telah mengubah perspektif kesuksesannya yang berbeda dari pandangan perspektif kesuksesan bisnis konvensional. Bagi Tony, kesuksesan bukan hanya dilihat dari segi materi, melainkan dari bagimana kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Selain pencapaian dalam hal materi, Tony melihat pencapaian dalam aspek pengembangan diri atau self-development tidak kalah penting. Tony melengkapi, bahwa pertumbuhan spiritual dalam diri kita sendiri dapat membantu kita untuk menemukan keunikan yang kita miliki dalam diri kita masing-masing. Untuk dapat menjadi individu yang berbeda dan dapat memberikan inspirasi bagi orang-orang sekitar, bahkan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!