Hargai Budaya Lokal melalui Hasil Karya dalam Negeri
Meski tak menurunkan pekerjaan dari orang tua yang merupakan penjahit, pada akhirnya Komang Ayu Kusuma Dewi merintis usaha yang tak lepas dari kain dan benang. Awalnya terinspirasi memproduksi buah tangan atau suvenir, di mana Bali sebagai tanah pariwisata, ia mencari ide kira-kira barang seperti apa yang bisa ia produksi. Targetnya pun tertuju pada kaum hawa yang suka berbelanja, kemudian muncul ide menciptakan tas-tas payet. Seiring dengan tren tersebut yang perlahan mundur, ia tak berhenti begitu saja, dengan lebih mengembangkan seni dalam usahanya yakni memproduksi tas lukis dan juga merambah ke pakaian.
Orang tua Komang Ayu Kusuma Dewi cukup terkenal sebagai penjahit seragam kantor di Pasar Tabanan. Hampir setiap harinya pemandangan produksi pakaian dengan mempekerjakan beberapa karyawan sudah tidak asing lagi semasa kecilnya. Tak hanya di toko, di rumah pun, bahkan sampai saat ini di usia yang sudah menginjak kepala tujuh, mereka masih beraktivitas, namun bukan sebagai penjahit, melainkan sukses di usaha jual beli mobil.
Sejak SD hingga SMA, Komang Ayu Kusuma Dewi menghabiskan waktu di Tabanan, hingga akhirnya mendirikan Shagida Bali Fashion Art pada tahun 2006 yang pada awal rintisannya berlokasi di kediaman sendiri yang ia sulap layaknya sebuah galeri. Dari upayanya tersebut ia mendapat tamu kehormatan dari latar belakang suami di kepolisian hingga tamu negara, yang membuatnya semakin termotivasi untuk membawa usahanya lebih maju lagi. Diperhatikan usaha ini semakin memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya, Komang Ayu Kusuma Dewi kemudian mencari lokasi sekaligus tempat tinggal yang strategis ke depannya, kebetulan suami pun pindah dinas ke Denpasar, jadi waktu dan kesempatan tersebut begitu bertepatan.
Ia pun menemukan lokasi Shagida Bali Fashion Art yakni di Jl. Tukad Yeh Ho VI. No.9A, Panjer, hingga saat ini. Nama “Shagida” sendiri merupakan singkatan yang diambil dari nama tiga orang anaknya, “Sandra, Ogi dan Dea”, ide tersebut terpikirkan begitu saja, sama halnya menekuni usaha ini secara otodidak. Terlebih setelah pindah dari daerah satu ke daerah lain, munculah usaha ini yang sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Namun ternyata tidak mudah mencari sosok pelukis yang cocok dipekerjakan dalam melukis di media yang tidak lumrah digunakan. Akhirnya setelah dilakukan seleksi demi seleksi, pelukis pun ditentukan sesuai dengan syarat dan karakter dari produk Shagida Bali Fashion Art yang mencintai budaya lokal, tapi juga tak ketinggalan dengan tren.
Kombinasi cat khusus yang bisa dipadukan dengan media berupa kanvas, kain endek Bali dan kain tenun, telah menghasilkan berbagai tampilan tas yang menarik dan kualitas terbaik tanpa ketinggalan detail seni lukis atau hand painted untuk tali tas yang menggunakan bahan kulit asli. Dari kerapihan dan keindahan produk yang dihasilkan, harga yang ditawarkan bervariasi dimulai dari 35 ribu hingga 1 juta ke atas. Sebagai owner Shagida Bali Fashion Art, Komang Ayu Kusuma Dewi sangat menjaga kualitas mulai dari bahan baku, proses pembuatan sampai pengemasan. Tahap perawatan produk pun sudah tercantum dalam label, sehingga pembeli mengerti cara merawat tas masing-masing. Tak sampai di sana, Shagida Bali Fashion Art juga membuka kelas melukis bagi yang tertarik dan penasaran untuk mencoba.
Dengan peralatan dan bahan yang disediakan, mereka tak hanya akan menambah pengalaman baru, tapi juga timbul rasa menghargai dari proses produksi produk yang tidak mudah. Dalam perubahan ‘musim pandemi’ ini diungkapkan Komang Ayu Kusuma Dewi mengalami penurunan sebanyak 60%. Cara ia dalam menyiasati agar terus mempertahankan usaha ialah memberikan promo diskon dan terus berinovasi menambah jenis produk meliputi pakaian rumah sehari-hari seperti daster. Penjualan online juga gencar dilakukan ke seluruh Indonesia, untuk meningkatkan penjualan, sembari terus berharap pandemi ini akan segera berakhir dan pariwisata kembali diramaikan oleh wisatawan domestik maupun internasional, demi tujuan terus mempromosikan dan berani bersaing melalui produk terbaik dalam negeri.