Harapan Tak Hanya Menggarap Proyek Klien, juga sebagai Developer untuk Tujuan Sosial
Sejatinya perusahaan kontraktor yang sukses, tidak hanya mengambil proyek milik klien, alangkah baiknya berpartisipasi mengembangkan suatu kawasan lewat bangunan yang layak huni atau bernilai ekonomis. Hal itulah menjadi angan-angan dari Made Agus Ariawan, setelah inspirasinya bekerja di perusahaan konsultan yang cenderung terlibat dalam proyek-proyek yang bersifat sosial.
Ayah yang pernah bekerja di perusahaan konsultan pembangunan, juga memiliki bakat dalam menggambar pewayangan, menginspirasi Agus Ariawan untuk bergelut di bidang yang masih satu frekuensi. Ia pun melanjutkan kuliah di Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Udayana, dengan basic-nya yang memang juga suka menggambar. Pengalaman paling berkesan selama menempuh kuliah yakni saat langsung terjun ke lapangan, mengamati dan mempelajari sebuah karya. Agus Ariawan mendapat kesempatan emas mendengar penjelasan dari salah satu dosennya saat bertandang ke Pura Rambut Siwi, yang merupakan salah satu karya kawalannya dalam membaca Asta Kosala Kosali Bali, sebagai acuan pembangunan arsitektur tradisional Bali.
Tak sampai di sana, inspirasi pria kelahiran Denpasar 4 Mei 1986 ini, saat ia mulai magang di Bali Building Company, ia banyak terlibat dalam proyek yang bersifat sosial. Seperti pembangunan rumah bersubsidi di Singaraja, berlanjut ke pengarapan kandang ternak untuk modal usaha masyarakat yang tidak mampu. Dan poin pentingnya, wajib lapor pun diterapkan perusahaan ini, demi implementasi program yang tak melenceng dari tujuan. Selain magang, meski tak terlibat dalam proyek dosen seperti mahasiswa arsitek lainnya, ia sudah join dengan teman seangkatan untuk menggarap proyek rumah tinggal pada tahun 2008 di Panjer. Sebagai proyek perdana, hasilnya cukup memuaskan seiring dengan pengalaman dan waktu.
Setelah lulus kuliah, ia bekerja di sebuah perusahaan konsultan di daerah Kuta sebagai Pengawasan Arsitektural selama tiga tahun. Pengalaman dan ilmu yang didapatkan dari pemiliknya langsung, semakin ter-upgrade, yakni dalam pengembangan bisnis dan memanajemen keuangan. Singkat cerita, misi pembekalan yang komplit, Agus Ariawan melancarkan langkah selanjutnya dengan membuka kontraktor, berkomersilkan AJP Kontraktor dibawah naungan CV Arka Jati Persada pada tahun 2019. Tak menyangka pandemi Covid-19 akan memasuki wilayah Bali, Agus Ariawan pun sempat stres dibuatnya.
Bersyukur, Agus Ariawan tak harus sampai merumahkan apalagi mem-PHK karyawannya. Maksimal empat proyek besar pertahunnya dipercayakan pada perusahaannya, kendati harus menyambangi langsung proyek demi proyek, menawarkan jasanya. Pascapandemi, progres bisnis mulai membaik dan AJP Kontraktor sudah mempekerjakan 50 orang tenaga kerja, 12 di antaranya adalah tim inti, sekaligus istri sebagai pelaksana keuangan.
Selain sudah mengembangkan bisnis retail dan penginapan, Agus Ariawan memiliki beberapa gol lagi yang ingin ia wujudkan, yakni mendirikan yayasan sosial dan menjadikan kontraktornya bertransisi sebagai developer. Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk menuju ke sana ialah berkolaborasi dengan perusahaan konsultan dan janjikan kualitas terbaik, demi memberikan kepuasan kepada klien. Sebagai pemain baru, sejauh ini sudah sesuai dengan harapan ucap Agus, melibatkan sistem digitalisasi yang efisien dan SDM yang memiliki skill dalam pengaplikasiannya, harapan potensi AJP Kontraktor terus berkembang sehingga menjadi salah satu kontraktor di Bali yang wajib diperhitungkan.