Hadirkan Pelayanan Kesehatan Berkualitas Dengan Prinsip Cinta Kasih
Rumah sakit menjadi salah satu fasilitas yang sangat vital dalam upaya menjaga kualitas sumber daya manusia khususnya dalam hal kesehatan. Karena itu, diharapkan tempat mendapatkan layanan kesehatan ini ada di setiap daerah agar masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah. Salah satunya Rumah Sakit Premagana yang hadir di tengah-tengah masyarakat Desa Batubulan dengan motto “Melayani dengan Cinta Kasih”. Tidak sekedar slogan, dr. Wayan Sudirtha Yasa, Sp.OG selaku pendiri berupaya mengimplementasikannya dengan penyediaan layanan berkualitas disertai pengadaan fasilitas kesehatan yang lengkap.
Lokasinya memang di tengah kompleks perumahan, tidak seperti rumah sakit lain yang umumnya bersisian dengan jalan raya. Namun Rumah Sakit (RS) Premagana selalu nampak ramai didatangi masyarakat yang ingin berobat. RS yang terletak di Jalan Hyang Sangsi No.2, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini senantiasa mengedepankan kepuasan terhadap para pengguna jasa kesehatan (pasien). Sehingga membawa nama RS Premagana semakin dikenal oleh masyarakat luas.
Berawal dari sebuah klinik bersalin yang didirikan oleh dr. Wayan Sudirtha Yasa, Sp.OG dengan nama Klinik Bersalin & Umum Premagana. Diresmikan pada 24 Januari 2004, Klinik Bersalin terebut berdiri di atas tanah seluas 8 are berbentuk gedung dua lantai disertai fasilitas yang cukup lengkap. Meskipun dimaksudkan sebagai klinik bersalin namun pelayanan yang tersedia tidak terbatas pada poliklinik kebidanan dan ruang bersalin saja. Klinik ini juga menyediakan ruang rawat inap dengan kelas perawatan mulai dari yang sederhana sampai ruang VIP.
Tahun-tahun berganti, lambat laun yang datang ke klinik Premagana bukan hanya pasien kebidanan dan kandungan tetapi juga pasien umum. Hal ini mendorong dokter Sudirtha untuk mengembangkan fasilitas kesehatan tersebut agar dapat memberikan pelayanan yang lebih lengkap. Kemudian pada tahun 2008, klinik tersebut resmi berganti status menjadi Rumah Sakit Umum dengan mengusung nama yang masih sama yaitu Premagana.
“Premagana berasal dari dua kata yaitu Prema yang berarti cinta kasih dan Gana bermakna kebahagiaan. Kami berupaya memenuhi tanggung jawab untuk melayani para pasien
yang datang berobat melalui slogan melayani dengan cinta kasih. Berkat pelayanan berkualitas berdasar pada prinsip cinta kasih itu, kami mendapat kepercayaan dari masyarakat hingga berkembang selama 16 tahun ini”, ungkap dokter Wayan Sudirtha.
RS Premagana memberikan pelayanan 24 jam dilengkapi dengan Instalasi Gawat Darurat yang dapat diakses kapan saja. Selain itu fasilitas medis lainnya adalah kamar operasi, kamar bersalin, ruang rawat inap, farmasi, laboratorium, dan radiologi. Adapun pilihan dokter spesialis terbilang lengkap antara lain Spesialis Kandungan, Spesialis Anak, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Bedah, Spesialis Urologi, Spesialis Saraf, Spesialis THT, Spesialis Jantung, Spesialis Mata, Spesialis Bedah Ortopedi, Fisioterapi, Dokter Gigi, Spesialis Radiologi, Spesialis Kulit & Kelamin dan Psikiater.
Perjuangan
Keberadaan RS Premagana yang eksis melayani masyarakat selama kurun waktu 16 tahun belakangan ini tidak terlepas dari tangan dingin dr. Wayan Sudirtha. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini memiliki visi membangun SDM dengan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Bali melalui penyediaan fasilitas kesehatan berkualitas.
Perjalanan panjang seorang dr. Sudirtha dalam mencapai cita-cita tersebut dimulai dari desa. Wayan Sudirtha lahir pada 20 Juni 1964, kemudian tumbuh dan dibesarkan di lingkungan keluarga petani. Sedari kecil Wayan Sudirtha menunjukkan karakter pekerja keras, ditunjukkan dengan ketekunannya membantu orangtua mencari rumput untuk pakan ternak.
Ketika beranjak ke jenjang pendidikan SMP, Wayan Sudirtha harus berjuang lebih ekstra sebab ia harus bekerja di lingkungan puri sebagai pengayah (pelayan) sembari menyelesaikan sekolahnya. Pada masa-masa itu ia belajar menangani pekerjaan rumah tangga yang merupakan tanggung jawab sehari-harinya. Meskipun harus bekerja sepanjang hari kecuali ketika sekolah dan beristirahat, ia tidak mendapatkan upah berupa uang. Ia hanya mendapatkan jatah makan dan sebuah tempat untuk bernaung dari terik dan hujan. Namun semua itu disyukurinya karena sadar bahwa bisa bersekolah dengan baik saja sudah merupakan suatu anugerah.
Singkat cerita setelah menamatkan sekolah di tingkat SMA, Wayan Sudirtha melanjutkan ke perguruan tinggi. Di sinilah ia menemui dilema lantaran diterima di tiga fakultas sekaligus, yaitu fakultas pertanian, kedokteran, dan hukum. Setelah berdiskusi dengan kedua orangtuanya, maka diputuskan untuk memilih fakultas kedokteran. Meskipun biaya yang akan dikeluarkan lebih besar dari dua opsi lainnya, namun orangtuanya dengan semangat ingin mendukung biaya perkualiahannya.
Perjuangan menempuh pendidikan hingga dapat meraih gelar dokter memang tidak mudah. Wayan Sudirtha sadar ia tidak bisa terus menerus membebani orangtuanya. Sehingga ia pun memutuskan bekerja sembari merampungkan pendidikan. Pada perjalanan itu pula, ia dipertemukan dengan wanita pujaan hati yang bernama Dra. Nyoman Parmithi, MM. Perempuan itu pula yang diperuntingnya dan kini mereka dikaruniai 4 anak. Bagi Wayan Sudirtha, peran istri sangat penting dalam perjalanan karir dan kehidupannya. Sang Istri begitu luar biasa mendukungnya terutama pada saat melanjutkan pendidikan spesialis di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. “Tanpa peran istri mungkin perjuangan saya akan lebih sulit dalam meraih pencapaian saat ini. Dukungan materi dan moril dari istri sangat menentukan keberhasilan saya,” tuturnya. Dukungan itu pula mereka berikan kepada putri sulung tercinta yang sedang dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan spesialis. Tak kalah membanggakan putri kedua bernama Kadek Cita Dewi yang sarat akan prestasi di bidang olahraga. Kadek Cita masuk dalam tim basket wanita nasional telah mengantongi beragam penghargaan serta kerap mewakili tanah air di ajang internasional seperti SEA Games Malaysia dan Filipina. Juga sempat bertanding di Rusia, Australia, Afrika dan Amerika.
Wayan Sudirtha mengakui bahwa keberhasilannya melalui proses panjang menuju karir sebagai dokter spesialis kebidanan dan kandungan tersebut tidak terlepas dari campur tangan Tuhan di dalamnya. Menurutnya, tanpa restu dari-Nya, mustahil baginya yang merupakan anak dari keluarga petani untuk menggapai mimpi sebagai seorang dokter. Ia pun ingin agar pengalamannya ini dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk bekerja giat dibarengi dengan doa yang tulus demi mencapai target yang telah ditentukan.