Gunung Salak Memiliki Destinasi Wisata Tersembunyi
BOGOR – Salak menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi para petualang di wilayah Bogor.
Gunung ini dikenal karena nuansa-nuansa ‘gelap’-nya, terlebih pernah menjadi tempat jatuhnya pesawat beberapa tahun lalu.
Namun, di lereng Gunung Salak tersembunyi berbagai lokasi wisatayang menarik dan berpotensi ramai pengunjung.
Berikut lima destinasi wisata yang tersembunyi di kaki gunung yang terakhir kali meletus tahun 1600-an ini, seperti dikutip dariKompasTravel, Sabtu (5/11/2016):
1. Pura Parahyangan Agung Jagatkartta
Pura Parahyangan Agung Jagatkartta tak sekadar tempat peribadatan umat Hindu.
Pura yang terletak di kaki Gunung Salak, Ciapus, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor ini merupakan yang terbesar kedua di Indonesia setelah Pura Besakih di Bali.
Lokasi Pura Parahyangan Agung Jagatkarta terbilang unik, karena konon, Kerajaan Pakuan Pajajaran Sunda pernah berdiri di lokasi ini.
Konon pula, di sinilah Prabu Siliwangi berkumpul bersama prajuritnya.
Jangan heran kalau Anda melihat sebuah candi dengan patung macan berwarna putih dan hitam.
Pura ini dibuka untuk umum mulai pukul 11.00-15.00 WIB.
Tak perlu tiket masuk, Anda tinggal melepas alas kaki dan memakai selendang di pinggang.
Juga tentu saja memakai pakaian yang sopan yaitu tidak bercelana pendek.
Kotak donasi tersedia untuk Anda yang ingin membayar seikhlasnya.
2. Kampung Budaya Sunda, Sindang Barang
Kampung Budaya Sindang Barang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
Ini adalah tempat Anda melihat perkampungan Sunda nan bersejarah di Jawa Barat.
Di sini, wisatawan bisa melihat rumah tinggal ketua adat yang disebut Imah Gede.
Anda juga bisa berkeliling dan melihat leuit alias rumah penyimpanan padi.
Ada pula penginapan untuk tamu terhormat atau disebut Bale Pesanggrahan.
3. Berendam di Curug Cigamea
Curug Cigamea terletak di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, dan masuk ke dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (KTNGHS), Kabupaten Bogor.
Untuk menuju ke sana Anda dapat melewati jalur utama, yaitu lewat Leuwiliang.
Di sana Anda dapat berendam di asrinya gemericik curug.
Sebenarnya ada enam curug atau air terjun di kawasan ini yang dijadikan obyek wisata.
Namun Curug Cigamea menjadi primadonanya.
Selain karena pemandangannya yang indah, akses menuju Curug Cigamea tergolong mudah.
Untuk masuk ke obyek wisata tersebut, Anda perlu masuk terlebih dahulu ke KTNGHS dengan membayar Rp 5.000, lalu tiket masuk ke obyek wisata seharga Rp 7.500 per orang.
4. Suaka Elang Loji
Suaka Elang ini juga berada di kawasan TNGHS, persisnya di Kampung Loji, Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.
Untuk menuju ke sana Anda bisa melalui Stasiun Batutulis, Cihideung, Cibadak, Pasir Jaya, kemudian sampailah di Loji.
Di sana pengunjung disambut kawasan hutan yang masih alami nan sejuk, sehingga suasana petualangan akan sangat terasa.
Di Suaka Elang ini terdapat sebuah konservasi spesies raptor terancam punah seperti elang jawa dan jenis burung pemangsa lainnya.
Di sanalah dilakukan upaya penyelamatan, pengembangbiakan, hingga pelepasliaran satwa tersebut ke alam bebas.
Biaya untuk masuk ke sini sebesar Rp 7.500 per orang dan parkir Rp 5.000 per motor.
Bila Anda ingin berkemah di lokasi inipun diizinkan.
Selain itu, Anda juga berkesempatan mengunjungi Curug Cibadak yang terletak sekitar 1,3 km.
5. Berkemah di Gunung Bunder
Gunung Bunder yang berada di kaki Gunung Salak, tepatnya di wilayah Cibatok, Bogor, Jawa Barat, merupakan salah satu area berkemah.
Pemandangannya yang indah, lengkap dengan beberapa curug, dan lokasi yang mudah di jangkau membuat tak hanya pendaki yang berkemah di sini.
Pengunjung beserta keluarga mereka juga banyak yang sengaja menghabiskan akhir pekannya di sini dengan berkemah.
Bagi yang memilih sekadar berkemah santai bersama keluarga, areal perkemahan ini cocok dijadikan alternatif liburan.
Khusus yang doyan naik gunung, dari area inilah pendaki juga bisa ke Kawah Ratu atau beberapa puncak Gunung Salak.
Di sekitar perkemahan Gunung Bunder, ada juga Curug Ngumpet yang jaraknya sekitar 300 meter dari area perkemahan. (*)