Gubernur Bali Ingin Terapkan E-Learning Pada Pelajar SMA
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginginkan agar SMA di Pulau Dewata menerapkan sistem “e-learning” atau pembelajaran secara elektronik, sejalan dengan tuntutan perkembangan dunia pendidikan berbasis teknologi informasi.
“Walaupun saya gaptek, tetapi saya punya keinginan generasi muda saat ini tidak gaptek, setidaknya mereka bisa mengikuti tuntutan kemajuan pendidikan saat ini. Maka dari itu, saya berharap sistem ini bisa diterapkan di seluruh Bali, yang diawali dari SMA-SMA diperkotaan dulu yang SDM dan sarana prasarananya memadai,” kata Pastika saat menerima paparan dari tim SMAN Bali Mandara, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, dengan sistem e-learning” banyak hal yang akan bisa dihemat, terutama terkait waktu dan biaya. “Dengan sistem ini kerja para guru akan semakin cepat, para siswa bisa mengikuti pelajaran maupun mengerjakan latihan dari guru dimanapun mereka berada dan mengurangi pemakaian kertas ataupun alat tulis lainnya, tentu penghematan yang dihasilkan akan sangat besar,” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan pembangunan sistem pendidikan yang mengedepankan teknologi informasi tidak akan mengabaikan pendidikan yang membangun fisik, mental, dan pembelajaran sosial spiritual para siswa.
Melihat banyaknya kelebihan sistem pembelajaran “e-learning”, Pastika pun berharap sistem tersebut bisa diterapkan pada sistem pendidikan pelatihan jajaran aparatur sipil negara maupun pada seleksi pejabat eselon IV, III, dan II.
“Dengan sistem ini tentu kita bisa menerapkannya pada seleksi para pejabat eselon, dengan uji kompetensi ini, tentu para pejabat yang terpilih pun kualitasnya akan bagus,” ucapnya.
Paparan dari Tim SMA Bali Mandara diwakili Made Rustiana menyampaikan sistem pendidikan e-learning yang diterapkan di SMA Bali Mandara sudah dimulai dari 2015 dengan tetap mengacu pada SKS berdasarkan SOP guna mendapatkan output berupa penilaian akhir dari para siswa.
Dalam penerapannya, para siswa memiliki Kartu Rencana Studi (KRS) masing-masing Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) yang tertuang dalam aplikasi, dari sanalah bisa diketahui kualitas para siswa baik yang perkembangannya lambat, sedang, maupun cepat.
Bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih pun memiliki peluang mempercepat menyelesaikan UKBMnya, karena sekolah yang memberikan target empat UKBM per semester, bisa diambil lebih hingga 8 UKBM bagi para siswa yang merasa mampu, dan hasil penilaian sifatnya menjadi tabungan nilai.
Berdasarkan kelebihan ini, ia pun menyatakan ke depan sistem pendidikan ini bisa dikemas dalam bentuk digital berupa aplikasi di Operating System (OS) handphone seperti android dan OS lainnya, sehingga siswa bisa mengikuti pelajaran baik mengerjakan tugas maupun konsultasi pelajaran lewat telepon genggam.
Guna memperlancar dan mendukung penerapan sistem pendidikan ini, dia berharap pemerintah bisa menyiapkan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang memadai.
Sedangkan Kadek Darsika Aryanta, selaku pemapar teknis menyampaikan dalam sistem pendidikan e-learning tersebut tercantum secara detail rekam jejak evaluasi para siswa, karena para guru bisa memuat soal latihan untuk siswanya dan para siswa bisa mengerjakannya dalam sistem tersebut, sehingga pemeriksaan dan hasil penilaian pun langsung bisa dicantumkan.
“Banyak keuntungan yang dimiliki sistem tersebut seperti menghemat waktu para guru, meningkatkan hasil belajar para siswa, pembelajaran yang menyenangkan dengan tampilan menarik,” ucapnya.