Golden Tulip Essential Hotel
Meningkatkan Kualitas Pelayanan, Menjadikan Pioneer di Pulau Dewata
Berdiri kokoh di tengah-tengah pusat lokasi distrik bisnis yaitu di daerah Denpasar, tidak menjadi kendala bagi Golden Tulip Essential untuk mengibarkan bendera kejayaannya dalam bidang hospitality. Terletak di pusat kota, memeliki akses yang strategis ke Bandara Internasional Ngurah Rai dan beberapa tempat tujuan wisata, seperti; seminyak, kuta, ubud serta dekat dengan destinasi yang mengingatkan kita bahwa daerah Denpasar juga memiliki History culture untuk di kunjungi. Kini dengan hadirnya salah satu hotel yang tengah menancapkan kukunya di level kelas bintang tiga ini, mampu membawa keunikan serta kualitas yang ditampilkan dalam menghadapi persaingan di tengah perkembangan bisnis perhotelan yang sedemikian pesat. Mengoptimalkan pelayanan serta menyediakan fasilitas lengkap untuk kenyamanan pengunjung, menandakan kesiapannya dalam setiap pekerjaan dari sistem manajemen, sehingga beroptimis membawa Golden Tulip sebagai center atau pusat aktivitas bisnis yang berada di bawah naungan Louvre Hotels Group di Denpasar.
Bali menjadi salah satu kota dengan nama yang cukup populer di Indonesia. Kepopuleran Bali tak terlepas dari potensinya sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan obyek wisata dan juga pelaku bisnis yang jumlahnya tinggi. Disinilah perdagangan serta pertemuan para pelaku bisnis berlangsung. Tidaklah heran jika daerah Bali tumbuh menjadi kota yang sangat tinggi perekonomiannya di samping adanya destinasi pariwisata. Hal tersebut juga otomatis mendorong banyak hotel-hotel yang bermunculan, menawarkan kemudahan serta menjadi tempat peristirahatan menarik sambil menikmati fasilitas-fasilitas yang di tunjukan. Beberapa di antaranya adalah Golden Tulip Essential Hotel yang berlokasi di jalan Gatot Subroto Barat, nomor. 101 Denpasar. Golden Tulip Essential Hotel ini, menancapkan fondasi agar tetap kokoh untuk menghadapi persaingan yang sejalan dengan perkembangan ekonomi dan infrastruktur yang begitu pesat. Konsep yang diterapkan di Golden Tulip Essential sendiri berawal dari Mess Hotel atau Bisnis Hotel. konsep tersebut dibangun oleh Owning Company, yang sebenarnya menjadikan hotel ini sebagai Meeting Point dari beberapa perusahaan, rekan kerja, atau beberapa komunitas yang mengadakan event atau acara di sini. Di lengkapi fasilitas ruang pertemuan dengan jumlah 6 ruangan dan memiliki berbagai macam ukuran. Fasilitas tersebut sudah siap memberikan kenyamanan dan nuansa hangat dengan desain modern dan kontemporer, bagi mereka yang ingin mengatur pertemuan bisnis, pelatihan perusahaan atau pertemuan dan makan malam. Jika ingin menginap? tidak perlu ragu, hotel ini telah menyiapkan kamar yang nyaman dan dirancang dengan gaya modern dan sentuhan kontemporer serta di lenngkapi fasilitas lengkap yang memberi kesan “seperti rumah sendiri” bagi para tamu. Ingin lebih bersantai dengan perawatan tubuh yang dapat membantu mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran setelah lelah beraktifitas, hotel ini telah menyiapkan tempat SPA dan juga kolam renang di tempat terbuka. Selain itu, hotel ini menawarkan The Branche Restaurant & Bar dengan konsep modern, nyaman, dan santai yang akan memberikan pengalaman makan dan minum yang menabjubkan.
Hadirnya hotel ini berawal dari Change Management Whole wide yang berpusat di negara perancis, memiliki jumlah kurang lebih 400 hotel Whole Wide yang menyebar di setiap negara. Golden Tulip Essential sendiri berada di bawah naungan Louvre Hotels Group yang memiliki tiga tingkatan di Indonesia; pertama, yang paling tinggi Royal Golden Tulip di level bintang lima. Kedua, Golden Tulip di level bintang empat dan ketiga, Golden Tulip Essential di level bintang tiga. Golden Tulip Essential inilah yang pertama kali menancapkan kakinya untuk berkiprah di Bali, sehingga tidaklah heran kalau terlihat jelas pembenahan yang di optimalkan dalam bidang pelayanan, fasilitas ataupun propertinya. Hal tersebut menandakan, bahwa hotel ini siap menjadi pilot project yang nantinya akan ada penambahan tujuh hotel Golden Tulip yang tersebar di pulau dewata ini. Diantaranya terletak di daerah Ubud dengan nama Golden Tulip Visesa, di daerah Imam Bonjol, Denpasar dengan nama Golden Tulip Jineng Resort, di daerah Seminyak dengan nama Golden Tulip Devins, di daerah Baturiti yang masih dalam perkembangannya dengan nama Golden Tulip Saranam―yang menggunakan konsep natural, dimana konsep ini lebih mengedepankan ketenangan serta dekat dengan alam. sedangkan di daerah Jimbaran dan Legian masih dalam perencanaan untuk mendirikan Golden Tulip Hotel. semuanya itu akan menciptakan keunikan masing-masing, sehingga sebagai hotel Golden Tulip Essential yang pertama kali berdiri dan sebagai center dari ketujuh Golden Tulip tersebut, maka dengan sendirinya menjadi motivasi bagi pihak menajemen yang ingin menunjukan bahwa yang harus di utamakan agar bisa memikat hati pengunjung haruslah dengan menunjukan kualitas pelayanan dan fasilitas yang perlu di perhatikan, sehingga mampu menghasilkan kesan yang baik dari pengunjung terhadap Golden Tulip itu sendiri. Kalau dilihat dari produknya, hotel ini memiliki atmosfer yang berbeda, yakni memiliki garden yang hijau dan sejuk. Hal ini sesuai dengan filosofi dari Owner sendiri, berkeinginan melihat sekaligus memelihara tanam-tanamam hijau yang berada di tengah-tengah perkembangan infrastruktur kota yang sedang berkembang. Karena menurut Owner, keindahan suatu tempat tidak terlihat indah dan kurang lengkap bila tidak adanya sentuhan taman hijau didalamnya.
Salah satu nama yang cukup berpengaruh dan berperan penting dalam pengelolaan hotel tersebut adalah Putu Bayu Suteja yang menjabat sebagai General Manager. Sosok pria asli Bali ini terlahir di Lombok, dari pasangan Nyoman Suteja dan Komang Arini. Siapa sangka anak pertama dari tiga bersaudara ini telah di didik hidup mandiri, kerja keras dan disiplin dalam setiap tugas yang ia cerminkan dari kedua orang tuanya, yang bahu-membahu pergi merantau ke Lombok pada tahun 1973 demi menghidupi keluarga mereka. Bayu yang akrab disapa, menyelesaikan sekolah di SMA 1 Selong, Lombok Timur–NTB dan sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ia pun sudah mulai bekerja dengan gaji Rp. 17.000 saat itu. Tapi tidak menyulutkan semangatnya untuk tetap terus berusaha dengan sungguh-sungguh. Karena baginya, kalau kita mencintai pekerjaan itu dengan hati, pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari pemikiran inilah yang mampu menjadi fondasi baginya, semenjak ia datang dari Lombok dan pergi merantau di Bali pada tahun 2000. Seakan pemikiran itu selalu menjadi doktrin baginya setelah melanglang buana dari satu tempat bekerja ke tempat lainnya, bahkan pengalaman yang dilalui adalah guru baginya. Kemudian ia memilih untuk berlabuh di Golden Tulip Essential Hotel, mulai meraba-raba sambil merangkak dari bawah hingga sampai saat ini mampu berdiri dan menjabat sebagai General Manager. Ia pun secara profesional memberikan seluruh kemampuannya pada pekerjaan yang telah digeluti selama bulan Agustus 2015 tahun lalu hingga saat ini. Hal itupun tak terlepas dari dukungan kedua orang tua, Ni Putu Erawati (Istri) serta kedua putra-putrinya, Putu Sri Devita Suteja dan Kadek Praba Suryani Suteja. Ya, kedudukan yang tinggi baginya, tapi tidak membuatnya menjadi angkuh, tetapi atas motivasi dari Owner serta kerja sama team dan karyawan yang solid sehingga mampu mempertahankan hotel ini agar tetap berdiri menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Menurutnya, hotel ini memiliki Keunikan sekaligus menjadi kelebihan yang berbeda dengan hotel lain yaitu memiliki quality dari servis yang telah di aplikasikan oleh karyawan dan jajaran pimpinan staf di Golden Tulip Essential. Mereka percaya bahwa dengan banyaknya costumer yang datang sudah menandakan bahwa pelayanan servisnya baik. Tetapi, semuanya itu akan terus dibenahi dan terus di pantau agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Hal yang terpenting untuk dilakukan dalam hal pelayanan yaitu; Pertama, personal task. Hal inilah yang paling penting untuk selalu di ingatkan kepada karyawan, agar selalu sadar akan segala tugas-tugas yang telah diberikan. Kedua, keramatamahan yang wajib di presentasikan oleh setiap karyawan dan jajaran staf hotel. sehingga dengan sendirinya, pengunjung merasa lebih dekat, merasa seperti keluarga sendiri dan menganggap hotel ini nyaman seperti di rumah sendiri. Dari kedua hal inilah yang harus tetap mereka optimalkan, agar mampu menarik rindu dari pengunjung untuk kembali datang dan tidak merasa bosan dengan fasilitas yang disediakan dari Golden Tulip Essential Hotel.
Sosok putra Bali ini beranggapan bahwa, dalam mempertahankan keunikan yang ada di Golden Tulip Essential perlu dilakoni oleh SDM orang lokal sendiri, yang mana mereka harus ikut berperan untuk mempertahankan dan menjaganya. Mengingat orang lokal khususnya orang Bali, memiliki SDM yang jauh lebih baik kualitasnya dan masyarakat Bali sendiri terbentuk dari tradisi serta budaya yang mengenal baik atitut dalam hal berbicara dan bertindak. Sebagai orang yang di percaya untuk mengelola, Bayu berusaha melakukan pembenahan yang sebelumnya hotel ini running akopensinya rata-rata di bawah 50%, yang secara tidak langsung berdampak pada karyawan yang belum merasa termotivasi sesuai dengan track atau tugas mereka. Tetapi seiring berjalannya waktu, hasil kerja keras yang dilakukannya untuk terus membimbing dan memberi perhatian khusus pada karyawan secara bertahap, sehingga sedikit demi sedikit akopensinya semakin meningkat. Dengan cara seperti itulah yang menghasilkan progress exciting dan process training branded, sehingga mampu menciptakan suasana hubungan kerja yang lebih baik, harmonis, dan serasi di antara karyawan baik secara vertikal maupun horisontal. Bayu merasa bahwa, ia sebagai pekerja pun harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan Owner. “menurut saya, komunikasilah cara yang paling diutamakan dalam dunia hospitality. Membangun komunikasi yang baik, berdampak kepada hasil kerja yang baik pula”, ujar Bayu. Ia pun berkeyakinan untuk meneruskan visi dari hotel yang dikelolanya yaitu menjadikan Golden Tulip Essential menjadi center mess di daerah denpasar. Selain itu, tetap fokus meningkatkan revenue dan kualitas dari servis yang di tawarkan. Dari tata letak yang jauh dari pusat pariwisata untuk menarik banyak market, tidak membuat Bayu ragu dan takut dalam menghadapi persaingan. Tetapi dengan cara pandang lewat kaca matanya terhadap Owner, “kenapa Owner berani mendirikan hotel di daerah distrik bisnis, kalau tidak dengan adanya visi yang brilian dan memiliki projection dengan apa yang sudah ditargetkan. Hal itulah yang harus dilihat”, ujarnya. dari cara pandang inilah yang membuat Bayu dan team untuk membawa penginapan ini lebih dikenal di kanca nasional maupun internasional. Dengan adanya kendala dari price war yang sudah banyak terjadi, misalkan saja dari harga properti baru yang tidak sesuai dengan standar hotel dan tidak memiliki izin ini, menjadikan salah satu faktor utama yang harus diatasi oleh Golden Tulip Essential hotel dan hotel-hotel yang ada di daerah Denpasar. Sosok Bayu yang merupakan tamatan D3 Pariwisata PLPP Dyana Pura ini, berharap agar sama-sama berjuang memerangi masalah itu. Salah satu strategi yang dilakukannya untuk mampu memikat hati market untuk datang di Golden Tulip Essential Hotel adalah mengundang teman-teman travel agent untuk bekerja sama, maka dengan sendirinya mampu memajukan kota denpasar. Karena, kota denpasar juga bisa dan pantas menjadi tempat destinasi wisata yang memiliki history culture yang patut di kunjungi, seperti; adanya Puputan, Renon, Museum Bali, dan lain-lain.