Giat Menebar Energi Positif untuk Meraih Kebahagiaan Hidup
Banyak orang yang menakar nilai kebahagiaan melalui seberapa banyak jumlah materi atau seberapa tinggi jabatan kekuasaan yang diraih. Namun berbeda bagi Ketut Sumerta yang mempunyai perspektif bahwa bahagia didapat asal jiwa raga masih berfungsi secara prima. Melalui jiwa dan raga yang sehat nantinya akan mampu menebar energi positif bagi lingkungan sekitarnya.
Kiat menjalani hidup agar senantiasa berbahagia tentu berbeda-beda bagi setiap orang. Bagi Ketut Sumerta, selain mensyukuri anugerah kesehatan yang diberikan oleh Yang Kuasa, ia juga merasa sudah cukup berbahagia dengan memiliki sebuah keluarga yang harmonis. Menurut pemilik perusahaan agen dan developer properti CV Pagutan 99 ini, aura kebahagiaan yang terpancar dari dirinya selama ini mampu menarik kepercayaan orang lain untuk membangun relasi dengannya. Inilah yang menjadikan Ketut Sumerta dikenal memiliki jaringan relasi yang kuat di bidang bisnis maupun kekerabatan lainnya.
Ketut Sumerta saat ini mampu mencatatkan diri sebagai salah satu pengusaha yang masih eksis menjalankan usaha properti. Ia merupakan sosok di balik berdirinya CV Pagutan 99 Property yang telah sukses memasarkan properti di berbagai lokasi. Perusahaan ini hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap hunian berkualitas. Ketut Sumerta berfokus sebagai agen dan pengembang rumah dengan target segmentasi pasar masyarakat urban di Kota Denpasar dan sekitarnya.
Cermat merespons tren pasar properti saat ini, mengantarkan langkah pebisnis asli Buleleng ini di industri properti ke gerbang kesuksesan. Strategi yang ia lakukan yakni menyediakan tipe hunian yang tengah digandrungi saat ini oleh kalangan milenial. Bagi masyarakat urban generasi milenial rumah yang ideal tidak harus dibangun di atas yang luas. Sehingga dari segi harga masih bisa dijangkau oleh konsumen kalangan ini. Sebagai pengembang properti, Ketut Sumerta menanggapi permintaan pasar ini dengan memaksimalkan lahan sehingga tetap nyaman untuk dihuni. Selain itu ia juga menawarkan properti yang mengadopsi konsep bangunan vila, menjadikan unit properti yang ia kembangkan selalu diminati di pasaran.
Perkembangan industri properti yang kian menanjak ditandai dengan harga properti terus melambung, menarik minat Ketut Sumerta untuk menggarap peluang bisnis ini. Sebelum terjun menekuni usaha penjualan properti, ia tidak memiliki dasar pengalaman di bidang pemasaran. Hanya saja ia memiliki semangat juang tinggi untuk mengubah nasib, sehingga pada saat melirik peluang usaha di industri properti ia dengan mantap mau belajar menekuni bidang ini.
Satu hal pelajaran berharga yang ia dapat selama menggeluti usaha properti adalah soal perilaku kejujuran. Berupaya selalu jujur dan transparan dengan siapapun, menjadikan Ketut Sumerta sebagai sosok yang dipercaya oleh berbagai pihak dalam hal pembelian properti. Baginya integritas adalah hal yang utama dalam bekerja, barulah setelah itu memikirkan soal untung. Itulah yang membuatnya masih eksis di industri ini, meskipun kompetitor usaha kian bertumbuh tiap tahunnya.
Perjalanan Karier
Ketut Sumerta terlahir di lingkungan keluarga petani sekaligus peternak, tepatnya di Singaraja, Kabupaten Buleleng. Orang tuanya memiliki beberapa hektar lahan persawahan dan sebagian digunakan pula untuk berternak sapi. Di antara kedua orang tua, sosok sang ayah paling berpengaruh dalam perjalanan tumbuh kembang Ketut Sumerta. Ayahnya merupakan pribadi berkarakter disiplin sehingga dalam mendidik putra-putrinya juga tak heran dikenal sangat tegas dan keras. Namun melalui gaya didikan tersebut Ketut Sumerta mampu bertumbuh menjadi sosok mandiri, tegar dalam menghadapi segala tantangan, serta mau bekerja keras untuk mencapai tujuan.
Sampai di tahun 1976, keluarganya merantau ke Denpasar dan menetap di Kelurahan Kesiman. Demi membantu perekonomian keluarga, sang ibu sempat bekerja di salah satu garmen terbesar pada saat itu. Tatkala telah menamatkan SMA, Ketut Sumerta menyusul ikut bekerja di perusahaan yang sama. Sejak saat itu ia harus belajar mengenai tata cara produksi pakaian, salah satunya kegiatan memasang payet. Tidak ada perasaan gengsi padanya saat mengerjakan pekerjaan yang didominasi oleh kaum hawa itu. Menurutnya tidak ada pekerjaan yang tidak lumrah bagi golongan gender tertentu, siapa saja bisa melakoni pekerjaan yang mereka inginkan asalkan tidak merugikan orang lain.
Ketut Sumerta bekerja di perusahaan garmen tersebut cukup lama, terhitung 19 tahun lamanya. Selama melakoni pekerjaan itu, ia mencoba berbagai peluang demi mendapat penghasilan tambahan. Salah satunya yang memiliki prospek menjanjikan adalah kegiatan memasarkan properti. Ia bertindak sebagai agen perseorangan yang bertugas menjembatani antara pemilik properti dengan pembeli potensial. Lewat keuntungan yang didapat ia pun memulai membangun unit properti milik sendiri didukung pula pinjaman dari perbankan.
Ternyata properti yang ia bangun sendiri dan pasarkan tersebut laku di pasaran. Ketut Sumerta pun kian bersemangat membangun beberapa unit properti lainnya sembari terus membeli lahan-lahan strategis di beberapa tempat. Singkat cerita usahanya kian berkembang, namun dalam perjalanan usaha itu ia memerlukan legalitas usaha untuk mempermudah urusan dengan pihak perbankan. Akhirnya ia pun meresmikan badan usaha berbentuk CV dengan nama Pagutan 99 Property
Ketut Sumerta mengusung nama usaha CV Pagutan 99 Property lantaran lokasi usahanya yang berlokasi di Banjar Pagutan. Selanjutnya angka 99 merupakan simbol angka tertinggi dalam filosofi kebudayaan di Cina. Diharapkan melalui penggunaan nama ini dapat mengangkat usaha tersebut serta mampu berjaya sebagai perusahaan properti di Bali. Adapun melalui kekuatan doa dan sugesti positif tersebut dirasakan Ketut Sumerta sangat berpengaruh dalam kemajuan usahanya.
Meski saat ini ia sudah mampu dikatakan menikmati hasil kerja kerasnya, namun Ketut Sumerta memilih untuk menjalani gaya hidup minimalis. Melalui cara hidup ini ia menekankan untuk tidak terlalu berlebihan dalam mengonsumsi segala sesuatunya. Ia juga selalu menebar energi positif kepada lingkungan sekitarnya, termasuk para staf karyawan yang bekerja di bawah naungan perusahaannya. Ia mengatakan bahwa menjalankan suatu bisnis tujuan yang ingin diraih adalah mampu menyediakan lapangan kerja untuk banyak orang. Sehingga dengan menanamkan pemikiran tersebut dapat memotivasi para karyawan untuk semangat dalam bekerja agar usaha tersebut dapat eksis sampai kapanpun.
Ke depannya, Ketut Sumerta berencana untuk menggarap secara serius peluang bisnis properti di kota asalnya yaitu Singaraja. Sedangkan di luar ranah usaha, ia memiliki cita-cita hendak mendirikan suatu pasraman yang terbuka untuk semua umat. Pasraman itu akan dijadikan sebagai pusat kegiatan yadnya bagi masyarakat serta tempat untuk belajar membuat banten bagi mereka yang berminat menjadi seorang Serati. Dengan demikian, Ketut Sumerta berharap dapat berkontribusi dalam pelestarian budaya Bali sekaligus membantu umat yang memerlukan tempat mengadakan yadnya.