Eksklusif! Kisah sebagai Anak Sulung dari Orang Nomor Satu di Kabupaten Badung

Setelah hampir setengah perjalanan bercerita masa kecilnya, yang sederhana, sehingga sudah terjun berdagang, Diana Putri akhirnya mengungkapkan latar belakang orang tua, khususnya ayah yang tak bisa dikesampingkan begitu saja perjalanan hidupnya sampai saat ini. Seiring ekonomi yang terus membaik, ayahnya disebutkan berkiprah di politik. Saat ditanya lebih lanjut, ternyata ia adalah anak sulung dari orang nomor satu di Kabupaten Badung.

Diana Putri

Diana Putri lahir di Denpasar, 1 September 1997, namun ia tumbuh dan membangun karakternya di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Badung. Ayahnya, yang tak lain Bapak I Nyoman Giri Prasta, saat itu masih bermata pencaharian sebagai kuli panggul ikan di Benoa dan ibu, Ni Kadek Seni Asih, selain mengurus rumah tangga, juga berdagang sembako di pasar. Sebagai anak pertama dan merasakan secara langsung ekonomi keluarga yang masih merintis, Diana pun kerap dilibatkan. Bahkan berjalannya waktu, bergonta-ganti jenis pekerjaan yang ia lakoni, ternyata tak membuatnya mengeluh, justru semakin tertantang dan menikmatinya.

Berbagai objek dagang sempat digeluti Diana yang dibimbing oleh sang ibu. Selain sembako, mereka menangkap peluang usaha perlengkapan bayi yang masih jarang ada di lingkungan tempat tinggal saat itu. Ia juga memelihara babi, sempat berjualan tipat, rujak dan sebagainya. Tak sampai di sana, di sekolah selain menuntut ilmu tentunya, ia juga pernah menitipkan dagangannya di kantin sekolah.

Pengalamannya dalam meladeni orang-orang yang akan berbelanja, nyatanya semakin membuat Diana menikmati aktivitas tersebut. Bersyukurnya pelajaran di sekolah tidak terganggu, bahkan ia selalu mendapat peringkat di kelas. “Hanya saja, saya kurang waktu untuk bermain dan kumpul dengan teman-teman sebaya, atau lebih tepatnya saya yang lebih memilih berdagang daripada berkumpul dengan mereka (teman-teman),” ucapnya tersenyum. Alhasil, tanpa sepengetahuannya, dari penghasilan yang selalu ia simpan lewat ibu, ternyata ibunya telah menabungkan begitu saksama. Hingga di bangku SMA, ia mulai mengurangi berdagang karena aktivitas akademik yang padat, ibunya mengatakan bahwa tabungannya sudah cukup untuk membeli sebuah rumah.

Pernah ingin Menjadi Jaksa

Ekonomi keluarga Diana yang kian meningkat seiring konsistensi dalam bekerja, disambut pula dengan pencapaian pendidikannya yang berlanjut ke S1. Melihat ayahnya yang mulai berkiprah di politik, ia tertarik untuk mengambil fakultas hukum, untuk berprofesi sebagai jaksa. Namun ia tertahan hanya sampai pendaftaran saja, ternyata ia tak lolos, malahan diterima di Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. “Pilihan pertama saya, ada di fakultas hukum dan kedua, fakultas kedokteran, karena disarankan oleh nenek, yang mana kakek dan nenek saya adalah pensiunan mantri dan bidan,” ucapnya. Singkat cerita, sejak masa pandemi kemarin dan sampai saat ini ia tengah menekuni pendidikan profesi dokter umumnya. Bahkan rencananya, ia akan melanjutkan ke Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS).

Karier ayahnya yang juga kian meroket, yang saat itu sudah sebagai Ketua DPRD Badung, mengadakan program memberikan peternakan ayam kepada masyarakat Plaga. Tanpa sengaja, dari sanalah Diana mulai terjun berdagang lagi. Mungkin karena kesibukan ayahnya, hingga lupa mengarahkan ke mana telur-telur yang dihasilkan akan didistribusikan. Diana pun ikut bergerak dan merapat ke masyarakat, dengan membuka bisnis supplier telur. Telurtelur dari para peternak akan didistribusikan ke hotel berbintang, untuk terkoneksi dengan manajer hotel, ia akui menggunakan privilege ayahnya. Namun setelah itu, segala prosedur seperti perizinan dan pengujian laboratorium, ia lakukan secara mandiri. Berkat ayam-ayam yang diternakan berkualitas, ia pun sukses menjalin kerjasama dengan The Mulia, Nusa Dua; Ayana Hotel, Mercure Lagian. Per harinya 3000-8000 pcs telur siap dikirim ke hotel-hotel tersebut sebelum pandemi.

Diana Putri juga merambah ke bisnis lainnya yang berada dibawah naungan usaha “UD Amerta Diana” meliputi laundry dan minimarket. Ia juga ada playground dan bisnis fashion dengan brand “Lady Fashion”. Kendati ayah tak banyak terlibat dalam berbisnis, murni fokus di politik, ada ibunya yang mampu menyeimbangkan perannya yang tak kalah memberi perhatian dan dukungan penuh dalam segala tindak tanduknya. Jadi dengan kondisi waktu ayah yang sudah dipastikan berkurang, Diana tak mau ambil pusing, karena sudah menjadi risiko sebagai anak dari wakil rakyat. Ia sebagai anak pertama dan juga kedua adiknya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk orang tua, terutama dalam hal kesehatan, agar tetap memiliki kesadaran diri (selfawareness) untuk menjaga pola hidup dan mindset yang sehat, demi menemani kesuksesan kami kelak, generasi penerus mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!