Dua Impian, Satu Kisah dalam Misi Kesuksesan
Sungguh unik dan menginspirasi kisah pasangan satu ini, Ar. I.B Trisna Suwela Giri, ST., IAI yang sempat berkeinginan menjadi seorang dokter, namun tak mewujudkannya, hingga ia memilih bidang Teknik Arsitektur sebagai penggantinya. Meski tak berhasil menjadi seorang dokter, namun ia berhasil memenangkan hati seorang dokter, dr. I.A Agung Dewi Sawitri, M.Kes yang ternyata juga memiliki bakat terpendam dalam mendesain logo dan karya seni tulisan. Hingga Gus Trisna memutuskan mendirikan bisnisnya di bidang konsultan perencanaan arsitektur, sementara dr. Dayu Agung dalam profesinya. Keduanya saling memberikan dukungan, semangat, dan inspirasi dalam menghadapi tantangan dan mengejar impian bersama maupun profesi masing-masing.
Ar. I.B Trisna Suwela Giri, ST., IAI awalnya bercita-cita menjadi seorang dokter. Ia kemudian memilih Fakultas Kedokteran sebagai pilihan pertama dan Fakultas Teknik Arsitektur pada pilihan kedua, pada Ujian Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Namun, setelah pengumuman penerimaan, ia tidak berhasil lolos di Fakultas Kedokteran. Meskipun awalnya merasa sedih, ia mendapat motivasi dari seorang dosen arsitek. Dosen tersebut menjelaskan bahwa Arsitek juga memiliki peran penting dalam dunia konstruksi, mirip dengan “dokter bangunan”. Setelah lulus, Gus Trisna kemudian bekerja di beberapa perusahaan, ia pun sempat selama enam bulan ditugaskan di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara sebagai Site Supervisor dalam proyek restoran dan vila.
Setelah memiliki pengalaman bekerja di beberapa perusahaan, Gus Trisna memutuskan untuk berdiri sendiri. Keputusan ini tidak hanya didasari oleh alasan pribadi, tetapi juga karena ibunya yang sakit. Jauh sebelumnya, Gus Trisna yang sudah menikah dengan dr. Dayu Agung, sempat ikut istrinya untuk menjalani pekerjaan sebagai dokter pegawai tidak tetap (Dokter PTT) yang ditempatkan di Puskesmas Sukawati 2 Gianyar. Setelah menyelesaikan masa PTT, dr. Dayu Agung ditempatkan di Puskesmas Tampaksiring 2. Pada tahun 2011, mereka sempat pindah ke Denpasar, namun dr. Dayu Agung masih bekerja di Puskesmas Tampaksiring 2. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pindah kembali ke Gianyar karena kondisi ibunda Gus Trisna yang sakit keras.
Dengan dukungan dari dr. Dayu Agung yang kini sukses berkarier sebagai dokter di RSUD Sanjiwani Gianyar, Gus Trisna memulai bisnisnya yang diberi nama “TSG Architecture and Design.” Kata “TSG” diambil dari nama lengkap Gus Trisna, yaitu “Trisna Suwela Giri.” Yang menarik, desain logo bisnis ini adalah karya dari sang istri, yang memiliki ketertarikan dan bakat khusus dalam bidang desain. TSG Architecture and Design yang berlokasi di Jl. Rambutan No.88, Gianyar ini, telah berhasil menyelesaikan berbagai jenis proyek, termasuk merancang rumah tinggal, kos-kosan, vila dan mengubah rumah tinggal menjadi sekolah PAUD, merestorasi rumah dengan Arsitektur Tradisional Jawa, dan bahkan proyek yang lebih menantang, yaitu merancang Arsitektur Tradisional Bali.
Sebagai arsitek yang berbasis di Bali, TSG Architecture and Design memiliki komitmen kuat untuk mendidik klien tentang pentingnya melestarikan arsitektur tradisional di Bali. Salah satu ciri khas dari pendekatan yang dipakai adalah menyertakan ruang kosong sebagai “natah” atau halaman dalam setiap karya desainnya. Dalam berinteraksi dengan klien, terdapat beberapa prinsip penting yang harus dipegang teguh. Hal-hal ini mencakup legalitas dalam profesi kearsitekturan, seperti dengan menjadi anggota organisasi profesi IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia) Daerah Bali, kejujuran dalam memberikan informasi, komunikasi yang efektif, dan transparansi dalam mengelola proyek. Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa klien akan mendapatkan layanan yang berkualitas dan adil dari TSG Architecture and Design.
Meski memiliki profesi yang berbeda, Gus Trisna dan dr. Dayu Agung saling mendukung dalam menjalani karier masing-masing. Terlebih Gus Trisna yang memutuskan untuk terjun ke dalam bisnis, yang seringkali memiliki tingkat penghasilan yang tidak pasti. Sebagai istri, dr. Dayu Agung turut serta mendukung dan memahami pilihan karier suaminya, begitu juga sebaliknya. Ini adalah contoh dari dukungan dan kemitraan yang kuat di antara mereka, yang membantu mereka menghadapi segala tantangan dan kesulitan dalam perjalanan karier maupun kehidupan pernikahan mereka.