Dongeng Indonesia Mampu Sedot Perhatian Warga Bristol

Aksi Angel Pieters dalam drama musikal "Timun Mas" di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (28/6/2013).

London – Cerita rakyat Bawang Putih dan Bawang Merah, Timun Mas dan Lutung Kasarung yang dibawakan Louis Mckenzie, seorang pendongeng profesional dan guru drama dari Bristol Grammar School mampu menyedot perhatian pengunjung festival Indonesia.

Pementasan Bristol Indonesian Society (BIS) bertempat di Trinity Centre, Trinity Road, akhir pekan lalu, demikian Ketua Bristol Indonesian Society (BIS) Enggi Holt kepada Antara London, Senin .

Louis Mckenzie menghadirkan serta membawa suasana dan nuansa Indonesia dalam acara yang dihadiri Deputy Chief of Mission KBRI London Anita Luluhima dan Lord Mayor Bristol Claire- Smith Campion.

Dalam acara Indonesia Festival juga ditampilkan gamelan yang dimainkan Bristol Gamelan Community di bawah arahan John Pawson dan Keith Rippley, sedangkan Tarian Anging Mamiri di bawah asuhan Hirim Tiarma Pasaribu.

Sementara itu, peragaan busana bimbingan Netty Sri Redjeki, sedangkan tarian dari Timor Timur mendapat bimbingan Jovi serta grup band yang dibentuk mahasiwa PPI Bristol mampu menghibur para pengunjung yang hadir.

Sebanyak 1.200 pengunjung festival Indoneisa yang sebagian besar warga lokal Bristol non Indonesia menghadirkan promosi kuliner Indonesia seperti sate, gudeg komplit, nasi kuning, bakso, siomay, rendang, gado-gado serta aneka jajan pasar sangat dinikmati dan diminati warga setempat Bristol yang non Indonesia.

Lord Mayor Bristol Claire- Smith Campion hadir dan ditemani suaminya dalam sambutannya mendukung kegiatan yang diadakan Bristol Indonesian Society dan menekankan pentingnya pengenalan budaya dan masyarakat dan dibangunnya kerjasama antara komunitas.

Hingga saat ini tercatat ada kurang lebih 95 komunitas budaya dari berbagai negara yang hidup dan tinggal di Bristol, Indonesia salah satunya. Ia juga diajak keliling dan diperkenalkan kepada para penjaja makanan Indonesia dan sangat menikmati suguhan bakso dari Warung Bu Dian.

Sementara Anita Luluhima menekankan pentingnya pengembangan ekonomi kreatif dan wadah untuk mengembangkannya melalui berbagai acara yang diadakan masyarakat Indonesia di berbagai tempat di UK.

Menurut Enggi Holt, KBRI London juga memberikan dukungan atas kelancaran acara yang terselenggara dan bangga karena organisasinya berhasil mencapai target dalam memperkenalkan Indonesia melalui festival budaya dan kuliner.

Diakuinya semua dikerjakan secara kreatif dan mandiri oleh masyarakat Indonesia di UK khususnya di Bristol. Pengunjung yang sebagian besar adalah warga lokal non Indonesia di Bristol.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!