Dari Wanginya Bisnis Sukses di Gandrungi Anak Muda

Takdir hidup harus dihadapi keluarga Kadek Yudi Darmadi untuk bekerja banting tulang, setelah kepergian ayahnya yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan hotel. Berbagai pekerjaan pun dilakoni satu persatu, terutama oleh ibunya. Sosok malaikat tak bersayap yang secara tidak langsung menumbuhkan sifat kedewasaan Yudi Darmadi dan kakaknya secara alamiah dalam menjalani hidup, waktu demi waktu.

Kadek Yudi Darmadi sebagai putra tak kuasa menyembunyikan rasa kagum dan bangganya, dilahirkan dari rahim sosok ibu yang pekerja keras. Berbagai pekerjaan dilakoni sang ibu, tanpa pandang bulu, mulai dari berjualan canang, jasa setrika, tukang jahit hingga buruh bangunan. Meski begitu kerasnya perjuangan ibu dalam menghidupi keluarga saat usia Kadek Yudi enam tahun, beliau tetap bersikap lemah lembut dalam mendidik ia dan kakak perempuannya.

Tak sia-sia pekerjaan demi pekerjaan yang diambil sang ibu demi Kadek Yudi dan kakaknya dapat terus mengenyam pendidikan sebagaimana mestinya. Namun saat akan menginjak bangku kuliah, timbul keinginan Kadek Yudi untuk langsung bekerja, agar tidak membebani keluarga. Mengetahui hal tersebut, ibu dan kakaknya terus memberikannya bentuk dukungan untuk tetap kuliah sebagai bekal pegangan di masa depan. Tak hanya saat di bangku SMA, di Fakultas Hukum Universitas Saraswati, Kadek Yudi pun tidak ada rasa gengsi menekuni pendidikannya sambil berjualan online. Selain bermanfaat menambah uang jajan, ia pun merasakan manfaat lainnya dengan mulai berbisnis online yang juga memperluas relasinya. Sembari menjalani kuliahnya dan pengalaman relasi yang dimiliki, Kadek Yudi mulai terpikir untuk lebih serius memilih salah satu bidang usaha. Baginya tak ada alasan, kesuksesan yang diraih orang-orang dalam berwirausaha, tak berlaku pada dirinya yang juga memiliki kesempatan yang sama besarnya untuk memiliki masa depan yang sukses.

Mulailah Kadek Yudi memanfaatkan gajinya seoptimal mungkin dari pekerjaannya pada posisi gudang di perusahaan farmasi, sebesar 1,5 juta. Satu juta ia pergunakan untuk modal usaha, sisanya untuk biaya sehari-hari. Bermulai dari modal kecil tersebut, ia berupaya konsisten untuk mengelola penghasilannya agar mampu terus menambah produk yang akan ia jual.

Kedisplinan Kadek Yudi dalam memutar satu-satunya sumber modal yang ia miliki tidaklah mudah, belum lagi godaan untuk berkumpul dengan kawan-kawannya di masa muda, yang tentu akan mengundang pengeluaran dari dompetnya. Akhirnya berkat tekad kuat yang sudah tertanam dalam dirinya, kerja kerasnya pun terbukti dengan usahanya yang terus mengalami kemajuan dari hari ke hari, hingga resmi menjadi distributor ke toko-toko refill vape, saat ia masih di bangku kuliah.

Lepas kuliah pada tahun 2018, Kadek Yudi semakin yakin dengan usaha yang ia pilih, setelah mempelajari sistem bisnis, mengetahui peraturan dari pemerintah yang resmi mengumumkan bahwa usaha vape store legal untuk didirikan dan terlebih sejak tahun 2016, tarif cukai rokok konvensional yang terus naik, harga jual pun ikut naik. Ia pun mulai melancarkan aksinya membuka satu toko retail ‘Vapebrand distribution’ pertama berlokasi di Jl. Gunung Agung pada tahun 2019 dengan modal 70 juta dan membuka toko retail keduanya.

Jumlah pengguna vape yang terus meningkat, karena harga yang cukup kompetitif dibanding rokok konvensional, menjadi salah satu faktor yang berpengaruh, Kadek Yudi akan membuka Vapebrand distribution selanjutnya. Ia pun ingin dalam gerainya dapat sekaligus memberikan edukasi terkait cara penggunaan dan perawatan, demi menumbuhkan kesan yang terus positif pada para vaper kepada Vapebrand distribution.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!