Dari Seorang Sales Menjadi Pebisnis Andal
Menjalani pengalaman di luar bidang dapat menciptakan perbedaan pendapat di antara orang-orang. Meskipun demikian, dengan menekankan keikhlasan dalam menjalani perjalanan tersebut, kita dapat melihat bahwa pengalaman di luar bidang sebenarnya dapat menjadi modal berharga sebelum memasuki dunia bisnis yang sukses. Keikhlasan ini mencerminkan semangat dan dedikasi yang dapat membentuk karakter seseorang dan memberikan pondasi yang kuat untuk meraih kesuksesan dalam bisnis. Dengan berfokus pada pengembangan keahlian dan pemahaman yang diperoleh selama pengalaman di luar bidang, seseorang dapat membawa berbagai elemen berharga ke dalam lingkungan bisnis, yang memperkaya perspektif dan memberikan keunggulan kompetitif.
Rudy lahir tahun 1972 di Kota Jambi, dari latar belakang keluarga yang memiliki usaha industri rumahan berupa toko limun lokal dan toko obat ramuan Cina, yang kemudian dilanjutkan oleh orang tua Rudy. Hanya saja orang tua Rudy tak bisa meracik ramuan tersebut, jadi fokus menjual obat umum tanpa resep dokter. Dalam latar belakang keluarga yang demikian, situasi ekonomi keluarga Rudy belum terjamin, terutama mengingat tinggal di kota yang pada waktu itu masih mengalami perkembangan yang lambat. Sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara, tantangan ekonomi semakin terasa. Namun seiring berjalannya waktu, ekonomi keluarga yang mulai membaik, membawa keberuntungan untuk pendidikan Rudy, karena ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan kuliah di Jakarta, sementara kakak-kakaknya hanya sampai di bangku SMA. Ini adalah peluang yang memberikan harapan baru dan potensi untuk meraih kondisi ekonomi yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya di masa depan.
Rudy kemudian melanjutkan kuliah di Jakarta pada jurusan Teknik Elektro di Universitas Trisakti. Walaupun sebenarnya minat utamanya terletak pada bidang komputer, namun pada waktu itu belum ada jurusan komputer yang berdiri sendiri, hanya menjadi bagian dari jurusan lain, sehingga ia memutuskan untuk mengambil jurusan Teknik Elektro, karena di dalam jurusan tersebut terdapat pelajaran terkait komputer yang dapat memenuhi ketertariknnya. Setelah menyelesaikan kuliah selama 4,5 tahun, Rudy lulus dan memulai kariernya pada perusahaan di kawasan Mangga Dua sebagai sales industri. Meskipun pekerjaan ini tidak sepenuhnya sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang Teknik Elektro. Ia mencoba menjalani dan merasakan masa-masa perploncoan khususnya sebagai sales, yang dihadapi oleh fresh graduate di lapangan kerja. Ia berkeliling dari pintu ke pintu untuk menawarkan produk kepada pabrik-pabrik. Pengalaman tersebut tidak hanya melatih keterampilan penjualan dan komunikasinya, tetapi juga membantuk mentalnya dalam menghadapi penolakan bertubi-tubi. Setelah lima tahun, Rudy memutuskan untuk beralih ke perusahaan yang dianggapnya lebih besar dan berharap bisa mengembangkan kariernya. Namun, lagi-lagi ia masih berada di posisi sales, meski pada fokus produk yang berbeda yakni alat-alat packaging.
Tantangan yang dihadapi Rudy selama bekerja sebagai sales tidak hanya berasal dari aspek pekerjaannya. Ia juga merasakan masa kerusuhan pada Mei 1998, membuatnya tak lagi hanya diburu target penjualan, tapi rasa ketakutan. Akibat situasi tersebut, Rudy bahkan pernah meminta izin untuk pulang lebih awal. Mengamati kekhawatiran Rudy, perusahaan mengambil kebijakan dengan memindahkannya ke cabang Surabaya. Ketika bekerja di Surabaya, bersamaan dengan munculnya teknologi telepon genggam di Indonesia. Terinspirasi oleh tren tersebut, ia dan rekannya mencoba terjun ke bisnis penjualan telepon genggam pada tahun 2000. Namun setelah menjalani usaha tersebut, Rudy menyadari bahwa ia tak ada bakat dibidang tersebut, akhirnya usaha mengalami kegagalan, ditambah kalah bersaing dengan pesaing yang memiliki modal lebih besar.
Kembali Jadi Sales demi Bisnis
Pengalaman merantau Rudy dari Jakarta ke Surabaya belum mampu menginspirasinya membuat keputusan untuk menetap. Namun, segalanya berubah ketika ia memutuskan untuk menjajaki Bali dan memulai usaha sendiri dengan dukungan dari kakaknya. Dengan mendirikan bisnis Niaga Jaya Architectural Hardware, yang berfokus pada penjualan dan distribusi aksesori pintu/jendela aluminium, kaca, kayu serta furnitur fittings seperti acc folding door, acc rolling door, accessories, connector, door closer, engsel, handle dan kunci. Rudy pun seolah mengulang lagi memorinya sebagai sales dengan metode pintu ke pintu. Rudy mengakui bahwa pengetahuannya tentang barangbarang yang dijual masih terbatas, ia kemudian mengatasi tantangan tersebut dengan belajar secara langsung dari pengalaman (learning by doing), terutama dari interaksi dengan konsumennya. Tak hanya itu, untuk menarik konsumen, Rudy bahkan memberikan kredit kepada konsumen. Sebelum memberikan kredit, ia mencari tahu informasi tentang latar belakang calon penerima kredit, seperti pekerjaan atau usaha. Setelah dua tahun berkeliling, ia akhirnya memiliki keberanian untuk membuka toko dengan lokasi yang strategis di Jl. Teuku Umar Barat No.168 B, Padangsambian Klod, Denpasar Barat.
Pada masa pandemi Covid-19, Niaga Jaya Architectural Hardware mengalami tantangan serupa dengan perusahaan lain, terutama dari klien-klien mereka, terutama hotel-hotel di Bali yang biasanya melakukan perbaikan pada pintu, kusen dan sebagainya. Selain layanan perbaikan, Niaga Jaya Architectural Hardware juga mencakup proses finishing dalam layanannya. Dengan adanya pembatasan dan penurunan aktivitas pembangunan baru selama pandemi, bisnis mereka merasakan dampak yang signifikan, terutama pada puncaknya pada bulan Mei 2020. Hingga tahun 2022, Rudy baru mulai merasakan sedikit lega dengan kondisi yang perlahan membaik. Dalam dua tahun menghadapi dampak pandemi, Rudy berhasil bertahan dengan mengambil langkah-langkah strategis seperti penghematan dan pembagian waktu kerja bagia karyawan. Dalam kondisi tersebut, Rudy juga sempat terpikirkan untuk membuka bisnis di kota lain yang memiliki dampak pandemi lebih ringan, namun akhirnya Rudy tetap fokus pada keberlanjutan bisnisnya di Bali.
Setelah pandemi mereda, Rudy memiliki harapan untuk memperkuat bisnisnya, dengan tidak menjadi pengikut, tetapi menjadi penggerak tren dan menjadi pemain nomor satu terbaik di bidangnya. Untuk mewujudkan visinya, Rudy berfokus pada penguatan aspek kualitas produk dan layanan yang ditawarkan oleh Niaga Jaya Architectural Hardware. Selain itu, Rudy menekankan pentingnya menjaga hubungan bisnis yang dapat dipercaya. Baginya, membangun kepercayaan membutuhkan komitmen bertahuntahun. Dalam pandangan Rudy, kepercayaan adalah pondasi yang kuat untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan, mitra bisnis dan pihak terkait lainnya. Rudy percaya bahwa kualitas hubungan bisnis yang dibangun di atas dasar kepercayaan bukan hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga menciptakan ikatan yang mendalam. Oleh karena itu, dalam setiap interaksi dengan pelanggan dan mitra, Rudy selalu menjunjung tinggi integritas, transparansi dan kejujuran. Hal ini menjadi landasan utama dalam menjaga dan memperkuat posisi Niaga Jaya Architectural Hardware sebagai pemimpin di industri mereka. Dengan semangat optimis dan komitmen yang kuat, Rudy berharap untuk terus berkembang dan mencapai posisi terdepan di industri setelah melewati masa-masa sulit pandemi.
Akhirnya, meskipun sejak awal Rudy tidak pernah mengejar karier sesuai degan bidangnya, namun ia berhasil membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih melalui kemauan untuk mencoba dan menjalaninya. Dengan tekad dan semangat pantang menyerah, Rudy menjelajahi berbagai bidang, dari sales industri hingga sukses membangun bisnis aksesori pintu/jendela, kaca, kayu, dan furnitur fittings. Melalui perjalanan kariernya, Rudy mengilustrasikan bahwa keberhasilan tidak selelu bergantung pada lintasan karier yang konvesional, tetapi juga pada determinasi dan ketangguhan untuk menjalani setiap tahap perjalanan dengan sepenuh hati.